Saat saya masih bekerja di Dompet Dhuafa (DD) Republika, saya pernah mendapat nasehat dari pimpinan redaksi Republika ketika itu, Bapak Parni Hadi. Ia berkata “Jangan silau dengan nama besar, karena itu terkadang menipu.” Sejalan dengan itu, guru saya juga pernah berpesan “jangan mudah menilai orang, kamu boleh menilai orang apabila kamu pernah berbisnis dengannya, bepergiaan jauh dengannya atau kamu tidur di rumahnya.”
Mungkin karena itu, meski saya seorang trainer, saya termasuk orang yang tidak gampang memuji orang lain. Banyak trainer yang dengan mudah mengatakan “Anda hebat, Anda fantastis, Anda luar biasa” dan kata-kata pujian lainnya, saya agak “pelit” dalam urusan ini. Hehehe. Apalagi kalau pujiannya tentang kehidupan, citra, dan kehebatan orang tersebut. Saya wajib tahu secara langsung atau saya pernah berinteraksi intensif dengan orang tersebut.
Begitupula ketika saya mencarikan mentor untuk anak-anak saya, saya wajib memastikan kehidupan orang tersebut. Termasuk untuk anak saya yang hendak menjadi pengusaha, saya melakukan survey kebanyak tempat untuk menemukan mentor yang pas buat anak saya. Salah satu nama yang saya incar menjadi mentor anak saya adalah Sandiaga Uno. Untuk tahu dan memastikan kehidupan dan karakter Sandiaga Uno, saya sediakan waktu 3 hari full bepergian bersama beliau.
Tahun 2012, saya melakukan safari Ramadhan di Jawa Timur bersama Sandiaga Uno dan keluarganya. Dalam kegiatan itu, kami pergi kesana kemari dengan mobil yang sama, menginap di hotel yang sama, makan bersama. Dari kebersamaan ini, saya tahu bagaimana ia menghormati kakaknya. Saya juga tahu bagaiamana ia memuliakan ibunya, bagaimana ia memperhatikan istrinya, bagaimana ia memperlakukan karyawan, sahabat dan mitra kerjanya.
Banyak pelajaran berharga yang saya peroleh saat bersamanya, baik dalam bertutur kata, bertindak, dan kepeduliannya terhadap Indonesia serta ketaatannya beribadah yang luar biasa. Semua saya lihat dengan mata kepala saya sendiri, tanpa basa basi, tanpa pencitraan. Sejak itu, saya tidak ragu untuk menjadikan ia sebagai mentor bisnis anak saya. Apalagi selama ini, banyak komunitas bisnis yang sudah berguru dengannya secara cuma-cuma.
Dan ketika anak saya, Ahmad Sholahuddin Annabhani (Asa) menikah, tanpa ragu saya meminta Sandiaga Shalahuddin Uno (Sandi) menjadi saksi pernikahan anak saya. Semoga, benih-benih kebaikan yang ada pada Mas Sandi menular kepada anak saya Asa yang kebetulan memiliki impian yang seirama “membuat Indonesia Setara dengan negara Adidaya.”
Semoga mas Sandi segera punya kekuasaan untuk menguatkan negeri ini, setidaknya dimulai dari Jakarta. Ayo mas Sandi, teruslah tularkan kebaikanmu. Kami rindu dipimpin olehmu.
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
1 comments On Mas Sandi Tularkanlah Kebaikanmu
Semoga Mas Sandi lebih bias berkarya dan menularkan kebaikannya ketika menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia. kami turut mendoakan semoga menjadi formal leader dan rakyat Indonesia memberikan kepercayaan dan amanah kepada beliau.