Saya memulia bisnis sejak masih kuliah di IPB. Berawal dari rental komputer, katering, peternakan hingga perdagangan berbagai jenis produk. Setelah lulus kuliah, selain menjalankan bisnis saya juga bekerja sebagai karyawan untuk memenuhi harapan orang tua. Selama saya menjadi owner dan direktur di berbagai bisnis, dulu saya menggunakan pendekatan “control and command. Artinya, saya menggunakan kekuasaan saya dengan perintah dan pengawasan ketat untuk memperkuat pengaruh saya.
Kini, model “control and command” sudah tidak cocok digunakan. Untuk itu, sejak saya menjadi CEO Kubik Leadership Januari 2016, model pendekatan itu saya ubah dengan menggunakan prinsip-prinsip coaching, istilah populernya Leader as Coach. Mudah? Tentu tidak, sekian lama menggunakan pendekatan “control and command” memerlukan energi besar untuk bertransformasi menjadi Leader as Coach. Saya masih perlu banyak belajar.
Leader as Coach itu fokus kepada orang yang kita pimpin. Kita perlu menyelami visi hidup mereka, harapan, aspirasi, pengetahuan mereka, dan kondisi mental yang sedang mereka alami. Bila sebelumnya saya mudah “menghakimi atau menilai” orang, kini saya harus membuang jauh-jauh hal tersebut. Saya wajib mengasah kemampuan mendengar, menggali, memancing ide, dan melejitkan potensi orang-orang yang saya pimpin.
Leader as Coach mendorong kita menjadi seorang “explorer” karena kita mengajukan banyak pertanyaan untuk menemukan sesuatu yang baru untuk kepentingan orang yang kita pimpin. Kita wajib terbuka untuk mendengarkan apapun, bahkan kita wajib sabar dan terbuka apabila ada sudut pandang yang berbeda. Meski kita tahu jawaban atau solusi, kita “haram” memberikan solusi tersebut. Biarkan anggota tim kita yang menemukan sendiri. Perlu sabar khan? Hehehehe
Namun, hasil dari kesabaran itu adalah trust atau kepercayaan. Dari sini akan memunculkan keterbukaan yang lebih dalam dan kedekatan alamiah yang membuat anggota tim mudah bergerak mewujudkan sesuatu yang sudah mereka komitmenkan. Para anggota tim, akan semakin terpancing untuk terus belajar dari dirinya sendiri dan terdorong kuat untuk melejitkan potensi dirinya sendiri. Asyik khan punya anggota tim terus bertumbuh?
Sekarang eranya Leader as Coach. Belajarlah, praktekkanlah, dan rasakanlah hasilnya. Meski belum banyak yang sudah saya pelajari, namun saya sudah merasakan hasil dari mempraktekkan pendekatan ini, pendekatan Leader as Coach. Kapan Anda mulai mencoba?
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
2 comments On Leader as Coach
tulisan yg menarik Pak Jamil! berarti control & command berganti jadi coaching untuk nge-lead 😀
Hehe….salim mas