Lara Sebagai Penggugur Dosa

Share this

Oleh: Budi Handrianto

Saat turun kalam ilahi
Man ya’mal suu-an yujza bihi
Siapa berbuat dosa nan keji,
Dibalas sesuai dosanya itu pasti
Abu Bakar berkata pada Nabi
“Wahai Utusan Rabbi
Bagaimana dapat aku bersuka hati
Setelah turun ayat ini ?”
Maka Rasul nan mulia bersabda
“Semoga Allah ampuni semua
Bagimu kesalahan dan dosa
Wahai Abubakar, sahabat setia
Tidakkah sakit pernah menimpa
Tidakkah kau pernah menderita
Tidakkah kau pernah lelah mendera
Tidakkah hatimu pernah berduka cita
Maka dengan itu semua
Sebagai pembalasnya.”
Abu Laits berkata:
“Semua cobaan yang menimpa
Bagimu itu sebagai penebus dosa.”

*

Pembicaraan antara Rasulullah saw dengan Abu Bakar As Shiddiq telah menunjukkan betapa tinggi tingkat kualitas iman Abu Bakar. Tidak salah jika Rasulullah saw telah bersabda, “Jika iman Abu Bakar ditimbang dengan iman seluruh umat manusia maka lebih berat iman Abu Bakar.”

Meskipun ia orang yang paling dekat dengan Rasulullah dan telah dijamin masuk surga, Abu Bakar tetap khawatir membaca ayat ini. Yaitu setiap dosa akan dibalas dengan pasti. Padahal setiap manusia kecuali para nabi tidak terbebas dari dosa. Bagaimana manusia dapat kuat menghadapi balasan perbuatan dosa itu di akhirat kelak? Bagi seorang hamba yang yakin kehidupan yang sebenarnya adalah di alam akhirat akan merasa khawatir kalau-kalau ada dosa yang belum sempat atau terlewat untuk dimintai taubat kepada-Nya.

Namun Rasulullah saw mengerti kekhawatiran sahabatnya ini. Beliau menjelaskan, pembalasan dosa yang dilakukan seseorang bisa terjadi di dunia dengan bentuk yang lain. Cobaan yang terjadi di dunia ini berfungsi sebagai penghapus dosa baginya. Sungguh Allah Maha Kasih Sayang kepada hamba-Nya.

Baca Juga  Trainer atau Writer?

Jika seseorang menderita suatu penyakit, mendapatkan kematian seseorang yang dicintainya, menderita kelelahan akibat bekerja keras, dicuri barangnya, didzalimi orang lain, usahanya gagal dan semua bentuk musibah lainnya, jika ia ikhlas dan ridha maka akan menjadi penebus dosa baginya. Musibah adalah segala apa yang membuat hati kita sedih. Termasuk ketika seorang tengah memaku tembok untuk memasang kalender, misalnya.

Tiba-tiba palu mengenai jari tangannya. Janganlah terucap sumpah serapah (Jawa: misuh) dari mulut. Terimalah dengan ikhlas insya Allah ’musibah kecil’ itu akan menggugurkan salah satu dosanya.

Bahkan dalam hadits lain dikatakan, ”Tidaklah menimpa seorang muslim suatu musibah walaupun sekedar kaki tertusuk duri kecuali Allah akan mengampuni dosanya.” Bayangkan, kaki tertusuk duri saja Allah balas dengan menghapuskan satu dosanya. Tertusuk duri biasanya merupakan gambaran suatu cobaan yang paling ringan. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Iman itu lebih dari tujuh puluh tiga atau enam puluh tiga cabang dan iman yang tertinggi adalah perkataan laa ilaaha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Demikianlah pula sifat malu, ia merupakan cabang dari iman.” (HR Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu beberapa sahabat jaman dahulu, termasuk Abu Bakar setelah mendapatkan penjelasan dari Rasulullah ini kadang kalau tertimpa penyakit yang tidak begitu serius seperti sakit kepala, luka tubuh dan sebagainya tidak segera menyembuhkan diri. Mereka ingin dosanya lebih banyak yang terhapus dengan musibah itu.

Ketika mendapati kabar saudara kita positif covid atau sakit yang lain sebaiknya berdoa agar dia diberikan kesabaran. Siapa tahu dosanya banyak dan kawan ini terlewat belum bertaubat. Atau kawan ini barangkali melakukan maksiat dan hanya berhenti ketika sakit. Hanya karena kasih sayang Allah maka dosanya akan dihapuskan dengan cara memberikan penyakit. Apabila dia sabar dan ikhlas menerima musibah yang menimpa dirinya insya Allah dosanya terhapus. Apalagi dalam sakitnya ia sempat merenung dan menyadari kekhilafannya …

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer