Setiap kali menjalankan ibadah umroh di Tanah Suci, saya sering menyaksikan banyak hal yang tidak masuk logika. Namun hal itu nyata terjadi di depan mata kepala saya sendiri. Seorang olahragawan yang badannya bugar tak bisa mencium hajar aswad sementara nenek tua yang sudah renta yang tergabung di jamaah saya bisa menciumnya.
Contoh lain, ketika saya meledek sahabat dengan berkata, “Ya ampun, thawaf kok di lantai atas bukan di dekat Ka’bah. Cemen itu. Kurang tantangannya.” Selang beberapa waktu kemudian istri saya memohon, “Mas, temenin thawaf di lantai atas, ya.” Sayapun menyanggupinya. “Ah, itu hal sangat mudah,” kata saya dalam hati.
Namun, Anda tahu apa yang terjadi? Saya tak dibolehkan thawaf di lantai atas, pintu masuknya dijaga askar (polisi). Saya mencoba lagi masuk, tak berhasil juga. Saya berusaha negosiasi dengan askar tapi dicuekin dan tetap tak boleh masuk. Sementara istri saya diijinkan melenggang masuk ke tempat thawaf.
Saat di Masjid Nabawi saya menemani 7 jamaah yang sudah tua untuk sholat dan berdoa di Raudhah. Karena tempatnya sempit, saya memprioritaskan mereka untuk melakukannya. “Masih banyak kesempatan, nanti setelah mereka selesai saya akan ke Raudhah sendiri,” bisik saya dalam hati.
Setelah mereka mendapat tempat saya pun beranjak hendak meninggalkan Raudhah karena saat itu kondisinya sangat padat. Tapi, tanpa diduga, saya diberi tempat yang nyaman di dekat mimbar rasulullah oleh petugas yang menjaga Raudhah. Alhamdulillah, nikmatnya benar-benar terasa.
Ibadah haji atau umroh adalah berkunjung ke “kota tanpa logika”. Jika Anda berhitung dengan logika kemungkinan besar Anda tak akan pernah menjalankannya. Maka jauhilah pernyataan “dengan tingkat penghasilan saya yang tak seberapa kayaknya mustahil saya ke tanah suci”.
Logika Allah sangat berbeda dengan logika manusia. Maka, saat hendak menjadi tamu Allah jangan gunakan logika manusia. Berniatlah dengan membuka tabungan khusus ke Tanah Suci, berdoa dan berusahalah dengan sungguh-sungguh dan biarkan Allah swt yang mengaturnya. Cobalah…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
43 comments On Kota Tanpa Logika
Rindu haji&umroh…. Ya Allah diizinkan kami hadir dirumah-Mu
آمِّيـنَ… آمِّيـنَ… يَرَبَّلْ علَمِّيـنْ
ya Allah semoga tahun ini target daftar Haji bisa tembus bersama Ibu….amin…. Insya Allah pasti bisa kek, sy suka ini “logika Allah berbeda dengan logika manusia”…. semangat untuk seluruh saudaraku disini, semoga sukses & bisa umrah/ haji….amin, sukses mulia untuk kita semua ^_^
آمِّيـنَ… آمِّيـنَ… يَرَبَّلْ علَمِّيـنْ
Didoakan ya
Kemarin saya juga baca sebuah tulisan tentang umroh..
dan semangat untuk itu menjadi menggebu-gebu..
Doakan semoga dimudahkan ya Kek..
Makasih..
Salam Sukses Mulia
aq ikut mendoakan niatmu de’…
aamiin yaa Robbal’alamin….
آمِّيـنَ… آمِّيـنَ… يَرَبَّلْ علَمِّيـنْ
insyaAllah setelah membaca tulisan grandpa pg ini semakin bertambah semangat u umroh…insyaAllah akhir des 2014 bs tercapai…mhn doanya grandpa…
salam suksesmulia….
Langsung didoakan
2014 terdaftar Haji, 2015 bisa umroh (bersama istri), aamiin
آمِّيـنَ… آمِّيـنَ… يَرَبَّلْ علَمِّيـنْ
informatif, tanah haram benar-benar memiliki keistimewaan ya kek, yang masuk kesana pun dijamin keamanannya, semoga mimpiku berziarah ke tanah haramain segera terwujud. amin.
kek Jamil menulis ” Logika Allah sangat berbeda dengan logika manusia” apakah Allah menggunakan logika? setahu saya Allah berbeda dengan mahluk. mohon penjelasannya
Waduh saya perlu tanya ahlinya dulu ya
Mungkin Maksud kek Jamil, ini hanya perumpamaan agar kita yang membaca mudah mengerti..karena sudah tentu ALLAH SWT tidak dapat di sandingkan dengan ciptaaan-Nya.
semoga kita semua bisa menyusul kek Jamil bertamu ke Tanah Suci | آمِّيـنَ… آمِّيـنَ… يَرَبَّلْ علَمِّيـنْ
aamiin..
haru dan cemburu… barakallah kek, insya Allah umrohnya Makbul.
Aamin YRA, antum sudah saya doakan juga disana
keren tulisannya kek…
ingin sekali pergi ke baitullah ya Allah…
Ikut mendoakan
Siap yai, saran yai Bulan ini akan saya coba laksanakan dg langsung membuka tabungan haji
Ini niat yang benar
haduhhh, tulisan kakek pagi ini jadi bikin kangenku pada masjid nabawi… masjid yang lapang, tenang, dan nyaman… yang bisa bikin hati juga lapang, tenang, dan nyaman…. yang bisa bikin beberapa hari jadi betah mengaji… moga-moga tahun depan bisa langsung ber-Haji. nggak pake nunggu lama. inshaAllah. semoga bisa, kan soal Haji juga nggak pake LOGIKA… dOain Kek.. sudah pengen… banget!!! pengen ngrasain keindahannya wukuf…
Langsung kirim doa mas
Rindu rumahMu ya rabb…. smoga taun ini bisa umroh sama ibu… Aamiin
Aamin YRA
Mrinding saya bacanya kek JA….terharu…
merinding bacanya. memang tidak boleh sesumbar di tanah harom, Makkah dan Madinah
insya Allah tahun 2014. bismillaah
Smoga bs sgera ksana..makin rindu dgn baitullah..doakan yh kek..smg umroh nya mabrur
Labbaik ALLAHumma Labbaik, Labbaika La Sharika Laka Labbaik…Innal-hamda, Wan-ni’mata, Laka Wal-mulk, La Sharika Lak….
subhanallah,,.. selalau merinding kalau membaca soal makkah, umroh dan Haji…
keinginan untuk pergi kesana semakin kuat… terkadang sampai berlinang airmata,,
karna niat ku sudah semakin besarrr untuk mengunjungi baitulllah..
semoga KAU mudahkan jalannya dari Niat baiku ini Ya Rabb….
Rasanya baru kemarin berkunjung ke sana…ternyata udah hampir 1 thun yg lalu…selalu rindu utk kembali ke sana…smoga bisa kembali lagi…aamiin..doakan ya kek 🙂
Subhanallah…..makasih Kek, tulisan2 Kakek semakin meneguhkan keinginan saya untuk umrah. Selama ini saya berpikiran persis seperti apa yang Kakek tulis yang kurang lebihnya : dengan pendapatan saya sekarang ini mana mungkin umrah/haji dst…. Dengan tidak ngotot, meminjam istilah kakek, “saya merasa bijaksana – padahal pemalas”. Ketika ada orang bercerita tentang ‘kota tanpa logika’ itu rasanya saya biasa saja, tidak tergerak untuk ‘memulai’ meskipun hanya dari pikiran dulu.
Tapi setahun terakhir ini saya mulai gaul dengan komunitas positif yang sudah berumrah, dan juga mulai follow orang-orang sukses yang ‘kanan’. Dari sini saya banyak terinspirasi, dan berefleksi betapa selama ini saya memblok mental saya dengan keminderan saya sendiri. Sekarang saya sudah ada mimpi untuk umrah, mulai menabung poin wisata umroh. Doakan tahun 2015 saya bisa umroh ya Kek 🙂
Saya juga pernah mengalaminya, ketika umroh bersama ibu mertua, budhe dan juga mbah putri(ibu dari ibu mertua dan budhe). ketika itu kita pergi ke raudloh bersama2 dan saya mendorong mbah putri yg memakai kursi roda.kita pun masuk roudloh berharap tempatnya tidak berdesak2an karena membawa mbah putri.ketika akan masuk ke roudloh kita dipanggil petugas,ternyata kita dikasih alternatif jalan lain masuk ke roudloh karena mbah putri memakai kursi roda.ternyata, kita diberi tempat khusus utk yg pakai kursi roda.saya pikir, mungkin hanya mbah putri dan satu orang yg boleh shalat disitu, ternyata kita semua boleh sholat disitu.Alhamdulillah, dengan ‘nderekke’ mbah putri kita semua diberi kemudahan oleh Allah.
Jadi iri nih kek.. Semoga setelah menikah bisa menunaikan ibadah haji & umroh dengan suami. Aamiin..
Semoga lancar ya kek umrohnya.. 🙂
Subhanalloh.. benar begitu adanya, bahkan banyak cerita maupun pengalaman dalam hidup kita ini jika kita pikir secara logika akal saja tidak akan mampu melaluinya, bukan berarti kita manusia yang rapuh tapi hanya karena kita diciptakan dengan sempurna dalam keterbatasan sebagai manusia, maka berusaha dan berdoa harus selalu berjalan bergandengan.. terimakasih untuk segala nasihatnya kek 😉 semoga selalu sehat dan barokah selalu.. amiin
Subhanallah… semakin menggebu keinginan tuk ke sana. Beri kesempatan yaa, Allah. Bersama Ibu dan Ayahku…
Ya Allah, undanglah kami….. Perjalankanlah kaki dan hati kami kesana, lagi dan lagi… Aamiin. 🙂
terima kasih pak, utk mengingkatkan terus semangat dan berjuang agar pantas menjadi tamu ALLAH…………. jalan ke Baitullah untuk yang mau/niat, bukan hanya utk yang mampu… Insya Allah
Subhanallah jd kangen tanah suci, smoga bisa kesana lagi. Selalu byk keajaiban diluar logika kita disana….,
Insya Allah, pergi haji bersama orang2 terkasih..
aamiin..