Salah satu penyakit hati adalah dengki. Apa cirinya? Sedih (sumpek) melihat orang lain berhasil dan senang melihat orang lain sengsara. Orang yang dengki fokusnya mengamati orang lain, kepo. Fokusnya orang lain hingga melupakan dirinya.
Dalam dunia bisnis, apabila kita sibuk mengamati kompetitor (pesaing), kita bisa terjangkiti penyakit dengki. Fokuslah kepada kekuatan bisnis sendiri, tanpa perlu menghabiskan waktu mencari tahu dan mengamati pesaing. Perusahaan perusahaan kelas dunia yang tumbuh dan bertahan lama, mereka fokus kepada pengembangan bisnis mereka.
Mereka yakin, selama produknya memberikan solusi kepada masyarakat pasti akan laku dan memberikan keuntungan. Mereka menghabiskan waktu untuk melakukan riset, kajian dan mencari tahu hal-hal yang dibutuhkan “pasar” atau masyarakat. Energinya dicurahkan untuk membantu masyarakat agar mendapatkan sesuatu lebih mudah, lebih cepat, lebih murah dan lebih nyaman. Itulah salah satu kunci yang membuat perusahaan mereka semakin besar dan bertahan lama.
Hal ini berlaku juga bagi kita. Fokuslah memperbaiki diri, meningkatkan kualitas, mempelajari hal-hal baru yang dibutuhkan masyarakat, setelah itu temukan berbagai solusi untuk menjawab hal-hal yang dibutuhkan masyarakat. Paradigma ini akan membuat kita dicari orang, dibutuhkan orang dan diharapkan kehadirannya oleh banyak orang. Dalam bahasa bisnis, Anda menjadi berharga mahal.
Bagi Anda yang sering sedih atas prestasi bisnis pesaing atau kemajuan orang lain, dan happy atas kegagalan pesaing bisnis Anda atau kesedihan orang-orang di sekitar Anda, segeralah insyaf. Karena itu pertanda Anda punya penyakit dengki yang sangat merusak. Dengki itu membakar kebaikan yang telah kita lakukan, ibarat api yang membakar kayu.
Apabila Anda dengki maka pikiran dan hati Anda akan sering “panas,” gelisah, meresahkan dan mudah marah. Mau?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Founder Kampoong Hening