Kesombongan Itu Sering Tidak Kita Sadari

Dosa yang pertama kali dilakukan kepada Allah SWT adalah sombong. Pelakunya adalah iblis. Ia menolak perintah Sang Maha Pencipta untuk sujud kepada Adam. Ia merasa lebih senior dibandingkan Adam. Ia merasa sudah beribadah lebih lama dibandingkan Adam. Ia merasa bahan bakunya lebih mulia dibandingkan Adam, iblis terbuat dari api sementara Adam berasal dari tanah.

Karena kesombongannya, Iblis di usir dari Surga. Saya menjadi memahami lebih dalam makna hadist Rasulullah saw: “Tidak akan masuk surga orang yang masih ada di dalam hatinya sifat sombong walau hanya seberat biji zarrah (benda di alam yang paling kecil).” Yang sudah menjadi penghuni saja diusir dari surga, apalagi kita yang belum tinggal disana. Kita tidak bisa masuk ke surga apabila ada sedikit kesombongan di dalam hati kita.

Secara tidak kita sadari, sombong ini terkadang bersemayam di hati dalam aktifitas kita sehari-hari. Bahkan terkadang kalimat-kalimat sombong meluncur dari mulut para trainer, termasuk saya. Misalnya kalimat:  “ayo buktikan bahwa kamu bisa melebihi orang lain.” Atau kalimat yang terlihat heroik “Kalau orang lain bisa, pasti kamu juga bisa.” Tampaknya memberi semangat, padahal sedang menanamkan benih untuk menjadi sombong. Mengajarkan orang untuk selalu merasa lebih dibandingkan orang lain.

Ya, memberikan keyakinan kepada seseorang untuk selalu melebihi orang lain pada hakekatnya sedang menanamkan kesombongan. Padahal yang benar adalah menanamkan kesadaran bahwa Allah swt sudah memberikan kelebihan kepada setiap orang. Optimalkan kelebihan itu sebagai rasa syukur kita kepada-Nya bukan untuk mengalahkan orang lain atau merasa lebih hebat dibandingkan orang lain. Semoga Allah SWT mengampuni saya atas ketidakpahaman saya di masa lalu.

Baca Juga  Sandiaga Uno Effect

Selain itu, kesombongan juga bisa muncul karena keilmuan dan keahlian seseorang. Misalnya, karena keberhasilan melakukan sesuatu, ada yang kemudian berucap “berkat ilmu, keahlian dan pengalaman saya, akhirnya saya  bisa menuntaskan pekerjaan ini tepat waktu.” Apabila keberhasilannya berulang-ulang, dampak lanjutannya adalah orang tersebut enggan menerima feedback, saran dan masukan. Ia menjadi keras kepala, angkuh dan sombong.

Mari duduk sejenak merenungkan apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita, apa yang kita ucapkan serta apa yang kita lakukan. Adakah perasaan bahwa kita merasa lebih hebat, lebih keren, lebih mulia, dan lebih-lebih yang lain?

Bila jawabannya Ya, mari bertaubat bersama saya, tidak perlu menunggu nanti dan tidak perlu menunggu lama. Mengapa harus segera? Karena Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”. (QS. An Nahl : 23). Astaghfirullah hal Adzim.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer