Suatu hari di sebuah kelas ketika aktifitas belajar sementara berlangsung,
Ibu guru : anak-anak semua, coba angkat tangan siapa di kelas ini yang sudah punya cita-cita?
Murid : sayaaaa bu guru, (serentak hampir semua murid dikelas itu dalam keriuhan mengangkat tangan)
Ibu guru : bagus, kalau begitu sekarang ibu mau tanya satu persatu, SITI…. Cita-citanya nanti mau jadi apa?
Siti : Saya mau jadi dokter bu guru, dokter ahli yang sekolahnya di luar negeri, nanti setelah pulang ke Indonesia saya membuat rumah sakit besar yang ada laboratoriumnya yang bagus dan alat-alatnya canggih biar bisa menolong banyak orang yang sakit
Ibu guru : (dalam suasana semua murid dikelas tertegun mendengar jawaban Siti mengenai cita-cita nya), bagus dan mulia sekali cita-citamu Siti, Ibu guru doakan bisa tercapai. Amin… nah sekarang Ibu guru akan bertanya ke yang lain, sambil menunjuk Andi (siswa laki-laki yang duduk di kursi pojok, ternyata saat ditanya mengenai cita-cita dia adalah siswa satu-satunya yang tidak mengangkat tangannya)
Ibu guru : sekarang giliran Andi, apa cita-citanya nanti kalau sudah besar?
Andi : (dengan gaya yang tenang dan cool, Andi pun menjawab sambil berdiri), cita-cita saya ingin menikah dengan Siti bu, saya ingin menjadi suaminya dan membantu Siti untuk mencapai cita-cita nya.
Ibu guru : (kaget dan terdiam mendengar jawaban Andi yang sederhana namun begitu bermakna)
Apa yang bisa disimpulkan dari cerita ringan di atas?
Andi hanya menyederhanakan pemikirannya, very simple but nice & beautiful
Dalam dunia jual menjual baik barang maupun jasa, seorang sales hendaknya membiasakan sikap, cara pandang, pola pikir dan reaksi yang sederhana dalam menjalankan aktifitas kesehariannya. Semakin sederhana / simple pola yang dibentuk maka proses yang dijalankan ataupun hasil yang akan diperoleh justru bisa sebaliknya, eksekusi proses atau actionnya akan lebih mudah dan hasilnya justru bisa lebih fantastis
Ketika kepala dan isinya dipaksakan untuk mencari ide baru, cara baru, pasar baru dan lain sebagainya ditengah kompetisi yang semakin ketat maka hal pertama yang harus dibiasakan adalah menuntun untuk memunculkan beberapa alternatif solusi.
Ketika alternatif solusi sudah didapatkan maka kawinkan dengan must criteria (kriteria wajib) yang menjadi parameter untuk menyeleksi beberapa alternatif yang ada. Anda boleh menentukan beberapa kriteria yang disesuaikan dengan kebutuhan misalnya biaya murah, efektif dan efisien, tidak menambah orang/karyawan baru, tidak menambah sub proses baru, mudah dilakukan, tidak menyusahkan bagian/orang lain, dll
Penentuan kriteria ini memang bebas dan disesuaikan dengan kebutuhan, namun berdasarkan praktek di dunia nyata (urusan jual menjual) ada satu kriteria yang harus dikedepankan, posisinya pertama dan utama sebelum memunculkan kriteria turunannya
Ini adalah hal yang saya pelajari dari bos saya, beliau sangat piawai dan ahli dalam urusan sales dan marketing, perjalanannya dari praktisi penjualan sampai diposisi puncak sebagai direktur sales dan marketing di perusahaan yang mengelola asset hampir 48 triliun, tentu sepak terjang beliau sudah tidak diragukan lagi.
Beliau selalu mempraktekkan dan mengajarkan (walk the talk) terhadap satu kriteria utama untuk sebuah solusi atau strategi, yaitu KEEP SIMPLE & STUPID!
Mungkin terdengar agak “nyeleneh” namun jika dipahami lebih mendalam maka kita akan mendapatkan sesuatu yang sangat fundamental menyangkut cara pandang dan respon terhadap sesuatu
Saya dan banyak rekan lainnya dikantor yang kesehariannya berkecimpung dalam aktifitas penjualan sudah membuktikannya. Segala aktifitas baik menyangkut pengambilan keputusan, penyelesaian masalah maupun penyusunan strategi, selalu kami cross check apakah sudah memenuhi kriteria simple & stupid?
Simple/Sederhana : agar semuanya bisa tereksekusi, tidak berada dalam tataran normatif yang kebanyakan hanya mengawang-awang dan tak pernah menginjak bumi, tidak njelimet dan berbenang kusut, semakin sederhana bentuknya maka sub proses atau siapapun lebih mudah memahaminya dan menjalankanya, jadi semakin sederhana dengan sendirinya memastikan semua akan berjalan benar tanpa ada salah paham dan salah kaprah
Stupid/Bodoh : agar pintu perbaikan dan pembelajaran selalu terbuka, ini juga akan mengubur dalam-dalam perasaan puas diri, melatih spirit kaizen, continuous improvement, membiasakan brainstorming, sikap siaga dan waspada terhadap pesaing, menghindari sikap melenakan, alat mengontrol ego dan menghalangi lahirnya kesombongan
Coba masukkan kriteria ini dalam membentuk pola pikir, cara pandang, sikap dan reaksi dalam keseharian atau pekerjaan kita, dan bersiaplah menemukan sesuatu yang berbeda dan positif
Rasulullah bersabda dalam hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Tarmizi : bahwa sebaik-baiknya perkara ialah yang paling sederhana
Misriadi Mise -salesMAN-
Follow @misriadi_mise 0813 4258 3030 – 2B8104DF
Visit tulisan saya tentang sales di www.trainerlaris.com
1 comments On Keep Simple & Stupid
Top