Kata-kata yang Bernyawa

Share this

GunturHari itu putri pertama saya terlihat malas-malasan berangkat ke masjid. Mungkin rutinitas ba’da ashar untuk mengikuti kelas Tahfidzul Quran dari Senin sampai Jumat membuatnya jenuh. Melihat gejala ini, sebagai ayah saya harus segera menyuntikkan energi kepadanya agar ia kembali bersemangat.

Sepulang dari training WBT 11 saya mendapatkan ilmu yang luar biasa dari Pak Jamil. Saya diajari tidak sekedar berani bicara secara sistematis, tapi juga berpengaruh. Maka sebelum berbicara dan mempengaruhi banyak orang, saya perlu membuktikan ilmu ini terlebih dahulu kepada orang terdekat saya. Kali ini saya ingin mempengaruhi putri saya agar ia kembali bersemangat untuk menjadi seorang hafidzah.

Saya mulai dengan pengantar ‘why’. Mengapa putriku perlu mendengarkan ini sampai selesai. Ia pun sepertinya paham, jika ingin menjadi anak istimewa maka ia perlu mendengarkan sampai tuntas. Masuk tahap selanjutnya, memberikan analogi. Analogi yang saya pakai masih tentang ulat yang berubah menjadi kupu-kupu. Cerita yang telah saya latih di training WBT.

Ketika cerita memasuki fase dimana ulat menjadi kepompong, serta dengan segala ujian yang dihadapi si ulat, secara mengejutkan saya melihat putri saya itu meneteskan air mata. Dalam hati saya terharu. Saya tidak pernah melihat putri saya seperti itu jika saya bercerita. Bahkan ketika bagian akhir cerita beratnya ujian kepompong bersusah payah menjadi kupu-kupu ia menangis sambil memeluk ibunya.

Materi bicara saya tutup dengan pesan bahwa untuk menjadi kupu-kupu yang indah ulat perlu melewati perjuangan-perjuangan yang berat. Begitu pun jika ingin menjadi seorang penghafal Quran. Putriku harus melawati masa-masa perjuangan juga. Hingga kelak nanti ia diberi kewenangan oleh Allah untuk menyematkan mahkota kepada orangtuanya di surga karena telah menjadi seorang hafidzah. Sejak hari itu, atas izin Allah. Putri saya tidak lagi terlihat enggan untuk belajar.

Baca Juga  Pendekar Bodoh

Ilmu yang didapatkan di training WBT telah saya bukitkan. Jika ingin membuat kata-kata yang kita sampaikan menjadi bernyawa belajarlah pada ahlinya. Pak Jamil, terimakasih atas Ilmunya. Semoga Allah memuliakan antum selalu.

Tulisan dikirim oleh Guntur Darja

33 comments On Kata-kata yang Bernyawa

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 * 3 = ?
Reload

Site Footer