Kemarin Hana (Kelas 8), anak perempuan saya, bersama rombongan dari SMP Bina Insani Bogor meluncur ke Kampung Inggris di Pare, Kediri, Jawa Timur. Selama dua pekan, anak saya dan teman-temannya akan belajar bahasa Inggris di kampung itu. Disebut kampung Inggris karena di kampung itu banyak sekali lembaga kursus bahasa Inggris.
Saya mengenal Kampung Inggris pada tahun 2004. Ketika itu, saya ingin memperdalam ilmu pemberdayaan berbasis social enterprise di Philipina. Padahal kemampuan bahasa Inggris saya di bawah rata-rata. Maka saya mengundang guru bahasa Inggris yang bersedia menemani saya kemanapun pergi agar proses belajarnya bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Nah, guru saya ketika itu berasal dari Kampung Inggris.
Lima tahun kemudian (2009) saya mempercayakan anak pertama saya Nadhira untuk memperdalam bahasa Inggris di tempat itu. Saya percaya dengan hasilnya. Dan saya berharap kunjungan anak saya Hana juga memberikan hasil yang optimal. Mengapa? Karena lingkungan di kampung itu sangat mendukung untuk belajar dan menguasai bahasa Inggris.
Sebagaimana kita pahami dalam pelajaran biologi, Fenotip = Genetik + Lingkungan. Kondisi kita saat ini alias fenotip sangat dipengaruhi oleh genetik (bakat dan talenta yang dibawa sejak lahir) serta pengaruh lingkungan. Maka, agar kehidupan Anda optimal, pastikanlah Anda berada di lingkungan yang sesuai dengan bakat dan talenta.
Bagi Anda yang ingin lancar berbahasa Inggris bergaulah dengan orang yang terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Anda yang ingin menjadi pengusaha maka bergaul dan bergurulah dengan para pengusaha. Anda yang ingin menjadi trainer atau public speaker ayo bergabung ke Akademi Trainer. Hehehe…
Bila genetik dan lingkungan Anda tidak selaras maka Anda akan mudah galau dan cepat malas. Anda berpeluang besar hanya menjadi orang-orang mediocre (rata-rata). Hidup hanya sekadar hidup. Setiap hari menjalani rutinitas yang semakin hari semakin menjemukan. Pikiran, hati dan jiwa Anda tidak selaras dengan apa yang Anda kerjakan dan dapatkan.
Berhentilah sejenak untuk merenungkan, “Apakah saya sudah berada di lingkungan yang tepat? Kalau belum, lingkungan seperti apa yang saya cari? Kapan saya berada di lingkungan yang “gue banget” itu?”
Cari dan pergilah dengan suka cita ke lingkungan yang Anda inginkan alias “gue banget” sebagaimana anak saya yang begitu ceria ketika pergi menuju kampung Inggris. Hiduplah di lingkungan yang membuat hidup Anda semakin “hidup”.
Hidup ini singkat bro, jangan tunda-tunda berada di habitat yang tepat. Sepakat?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
60 comments On Kampung Inggris
Ok Kek..
Alhamdulillah sedang menuju ke arah itu. Memang banyak hambatan, tapi insyaAllah bisa diatasi.. Makasih atas inspirasinya pagi ini Kek..
Salam Sukses Mulia
Kalau tidak ada hambatan gak seru mas, hehehe
betul kek. terasa sekali beratnya saat berada di lingkungan yg tidak mendukung. tp bismillah aja deh, mudah2an tidak lama lagi sgera bergabung dgn lingkungan yg mendukung. aamiin..
Semangat ya djeng…
Λάmΐΐπ Yάªª Ŕõßßǻl Ąlάmΐΐπ 🙂
Salam Sukses Mulia_!!!
@npindh
ง^•^ง
Hehehe. Saya doakan diberikan yang terbaik oleh Allah dan orang tua tetap ridho dengan pilihan kita. Slam SuksesMulia
Siap kek Jamil, langkah unt menemukan lingkungan yg gue banget ialah menemukan passion saya dulu melalui tes STIFin.
Klo nantinya ternyata lingkungan yg skrg bukan lingkungan yg gue banget, mohon doanya ya kek semoga bs berkumpul di lingkungan yg gue banget.
Siap kek Jamil, langkah unt menemukan lingkungan yg gue banget ialah menemukan passion saya dulu melalui tes STIFin.
Klo nantinya ternyata lingkungan yg skrg bukan lingkungan yg gue banget, mohon doanya ya kek semoga bs berkumpul di lingkungan yg gue banget.
Segera diidentifikasi agar tak membuang-buang waktu, hehehehe
siap kek
terimakasih kek atas wawasannya. Dulu saya juga sempat berpikir bahwa lingkungan yang mendukung, pastilah bisa memberi dampak yang besar dalam meraih kesukesan kita. Bahkan saya sempat benar-benar ingin pindah dari lingkuangan saya waktu itu.
Namun, guru saya memberi wawasan lagi bahwa yang lebih menentukan kesukesan adalah diri sendiri. bukan lingkungan. terserah lingkungan bagaimana, jika kita kita punya ‘power’ yang kuat, maka lingkungan bagaimanapun bisa kita atasi. orang biasa terpengaruh lingkungan. orang luar biasa, mempengaruhi lingkungan. itulah yang membuat saya terntantang. karena sebelumnya saya sering menyalahkan keadaan dan lingkungan.
Kemudian, wawasan itu dimantabkan dengan membaca buku berjudul “The 7 Habbits of Highly Effective People” karya Stephen R. Covey. disitulah saya menemukan bahwa kita tak usah melihat lingkungan. Jadilah proactive! itulah yang bisa mengubah keadaan. Jika sukses hanya mengandalkan lingkungan, selamanya kita tidak akan bisa menjadi pengubah keadaan.
dari situlah saya belajar. memang, keadaan sangat tidak mendukung. Namun dari situlah saya belajar sabar dan belajar menjadi kuat sekaligus berpikir lebih keras karena saya harus waspada akan arus lingkungan saya.
Singkat cerita, dalam waktu singkat, saya diangkat jadi pemimpin. itulah kesempatan yang sangat tepat untuk mengubah keadaan. Impian untuk mengubah keadaan itu terwujud.
Tapi memang benar apa yang kakek sampaikan. Seumpama lingkungan lebih mendukung, tentu kesuksesan kita jauh lebh cepat daripada lingkungan yang tidak mendukung. Hanya masalahnya lebih menantang dilingkungan yang tidak mendukung. JIka ada seorang penulis lahir dari komunitas penulis, tentulah sangat wajar terjadi. Yang luar biasa adalah seseorang yang berada di penjara, namun bisa melahirkan karya besarnya. itulah salah teladan dari Abu Hanifah. Subhanallah.
maaf kek, ini cuman cerita. tak bermaksud menyanggah. Saya yakin kakek lebih berpengalaman. saya masih terlalu ‘hijau’ dalam hal ini. mohon kereksi ya Kek jika salah.
salam SuksesMulia.
terimakasih.
Saya setuju koq mas. Salut kalau bisa mengubah. Kalau saya mencari lingkungan yang seirama untuk pengembangan profesi saya dan kalau lingkungan itu belum seirama dengan yang saya kehendaki maka saya akan berusaha keras mengubahnya sebagai lahan “dakwah” Begitu mas, jadi menurut saya kita seirama. Hehehe. Salam SuksesMulia
Iya kek. walaupun lingkungan kurang mendukung, sebenarnya saya diem-diem masuk komunitas2 yang seirama dengan saya. hehe 🙂 *peluk dari jauh*
Alhamdulillah Pare terkenal 🙂
Emang sudah terkenal dari dulu, sayur pare 🙂
bang Deye Asli pare kah?
Langsung googling , spt apa itu kampung inggris, siapa tahu anak sy yg kelas 5 tertarik utk ke sana
SyukON Kek
Mantap, sepakat yai, njenengan itu maqom nya sudah kyai, yai modern yai sesuai konteks zaman yai yg tau perubahan dan tau apa yg akan dilakukan, ,kyai yg sesuai selaras dan menjalankan prinsip qoidah ushul fiqh,klo kata anak santri ” nduwe ilmu laduni reek… ” saya akan mencontoh smangat njenengan yg cerdas bukan berawal dari kata, melainkan dr rasa
Iya kek,
Bener banget dah tulisan di atas itu ..
Hidup bukan sekedar hidup, menjalani rutinitas seperti robot hidup …
Sering disinggahi rasa jenuh dan bosan ..
Hikz .. Hikz .. :'(
Doakan kek,
Agar disegerakan dapat yang sesuai dengan “gue banget” .. Sedang berproses kearah itu ..
Aamiin ya Rabb ..
Terima kasih sarapan nya pagi2 kek,
Jazakallahu ….
*peluk*
Didoakan tetapi jangan lupa diusahakan juga, hehehe
Wah pas banget kek, ini saya lagi packing mau kesana, In Syaa’ Allah ikut kelas mulai Jumat di Pare 🙂
Salam buat anakku ya, namanya Hana dari SMP Bina Insani Bogor
sepakat kek, ojo cedak kebo gupak katanya peribahasa jawa, tapi lebih menantang dan bermanfaat kalo kebonya di guyang agar bersih kan kek.
Istilah yang sudah lama tidak saya dengar, terima kasih mengingatkan. Setuju.
Penting nih menggalakkan kerja bakti lagi untuk membersihkan lingkungan yang kotor….
Tembok2 juga pada banyak yg kotor, dipenuhi coretan dan sisa tempelan caleg atau gambar partai. Mau tampil semangat pasang, waktu kalah mana mau lagi membersihkan….
ealah…salah toh.
Lagi bahas tentang lingkungan yang lain rupanya hehehe.
Kalau ada yang cuap2 bahasa bule….2 kata dari masmono cuma bilang, “no smoking”……
Mudah2an si kecil bisa jadi seperti kakak2nya kek.
Makasih guru inspirasi paginya…
Oke, jangan masuk “smoking area” ya, hehehe
Inspiring kek! Saya pernah tinggal di Kediri kek. Sering ke Pare, numpang lewat aja 🙂
Kalau cuma lewat berarti kemampuan bahasa Inggrisnya juga lewat, hehehe. “yes or no?”
Ada beberapa hal yg harus ‘dipaksa’ meskipun lingkungan kita tidak sesuai dengan keinginan. Kami ‘memaksa’ seluruh anggota keluarga utk selalu menghafal Al Qur’an (termasuk jg ikut ODOJ), meskipun ada yg bilang bisa menghafal itu ‘bakat2an’, tapi mengingat janji ‘Aku mudahkan bagimu’ maka dengan ‘terpaksa’ kami sekelrga berkomitmen utk menghafal…alhamdulillah, berhasil menciptakan ‘passion’ menghafal utk anak2+kami sendiri. Tugas selanjutnya adalah ngikutin kek Jamil utk mendapatkan motivasi agar bisa selalu ‘mengubah’ lingkungan atau ‘menciptakan passion’.. So far, you are the most favourite inspirator ñ motivator, Kek. Syukron
Salam buat keluarga ya, dari kakek kece, hehehe
Alhamdulillah Kek Jamil. Setelah ikut tes STIFIn. Saya (Fi) sudah mantap ingin jadi Trainer. Ketika saya buat Resolusi 2014 : 1). Ikut WBT. 2). Tour ke ke Kuching with family & orang tua. 3). Nulis buku Parenting. 4). Private bahasa Inggris. Dst…
Keajaiban, tiba-tiba saya ketemu teman saya ternyata dia seorang guru private bahasa inggris & lama tinggal di Pare. Dan dia siap menjadi guru private saya.
Moga ini langkah awal untuk menuju & mencapai Resolusi 2014.
Syaifur Amuro
Nanti kalau ikut WBT harus sudah ngomong bahasa Inggris sama saya ya. Are you ready?
Not yet. Msh proses belajar. Karena metode belajar selama ini salah. Ternyata org feeling metode belajarnya auditory atw diskusi.
Kemarin saya ketemu Setiyo Widodo beliau dr Lampung, beliau sebagai pemateri/bintang tamu di Komunitas Pontianak Entrepreneur. Beliau salam unt Kek Jamil.
Alhamdulillah Kek setelah tes STIFIn, saya sudah menemukan Passion saya. Saya tidak bimbang & galau lagi.
Siip, kerON segera move ON
muantabb…. kek.., tulisan2 kakek makanan bergizi bwat pemikiran saya… memang betul untuk menjadi expert kita harus berada di lingkungan yg mendukung, seperti muhammad alfatih penakhluk konstantinopel, orangtua nya mencari guru2 yg hebat bwat mendidik anak nya kelak setelah dewasa bisa merubah dunia. salam suksesmulia.
Yes. Makanya saya selalu berusaha mencarikan guru terbaik buat anak-anak saya
Pertama datang ke kampung Inggris, saya dikejutkan oleh penjual pentol/bakso yang berbahasa Inggris dengan pembelinya. Saya pun tertarik untuk membelinya. Ketika saya tanya dia langsung nyrocos, “this is meat ball smooth (ini bakso halus) and this is meat ball hard (yang ini bakso kasar), this is tofu, good tofu (yang ini tahu, enak tahunya).. hehehe saya terpingkal dengan bahasanya..
Belum selesai, keponakan saya yang belajar disana membeli pisang pada ‘mbah-mbah’ (nenek-nenek) dan dengan berbahasa Inggris. Si mbah penjual bilang, banana only one dozen (maksudnya bilang, one thousand tapi terucap one dozen).
Mereka para pedagang dan penduduk sekita ‘terpaksa’ ngomong Inggris karena para siswa diwajibkan menggunakannya, tidak ada bahasa lain selain bahasa Inggris selama tinggal disana.
Disinilah bedanya, belajar apapun ada ilmunya, bahasa Inggris pun ada ilmunya supaya bisa bicara dengan baik dan benar… tidak terkesan ‘how many how many people java can speak English (piro-piro wong Jowo iso ngomong Inggris).. hehehehe.. Tapi saya salut dengan penduduk, pedagang dan siapapun yang ada dilingkungan itu yang mau ‘dipaksa’ untuk berbahasa Inggris.
Monggo sederek sedulur se Indonesia, pinarak dateng Pare, Kampung Inggris Kediri Van Java..
Maaf, saya menggunakan bahasa Inggris kromo alus… hehehe..
Tengkyu yes, your information. In sha Allah useful for us. Agree?
Yes agree no, matur thank you pak..
alhamdulillah,,, sprtinya lebih baik tinggal di kampung inggris selama beberapa blan dripada kursus bhs inggris, terutama bagi sya yg blum dan ingin bisa bhasa inggris,,,
Pilihan tepat asal dijalankan 🙂
Alhamdulillah sebelum masuk kuliah saya sempat belajar disana selama 5 bulan. Hasilnya memang menyenangkan, padahal dulunya saya benci bhs inggris. Tapi karna saya percaya saya butuh, maka sekarang saya jadi cinta hehehe 😀
Testimoni dari pelaku 🙂 ayo pada ikut belajar
Saya insyaallah juni liburan smster saya ke pare kek. Selama sebulan. Disanna selain biaya yang murah juga sekalian refreshing otak selama kuliah hehe . semoga disana saya beserta teman2 bisa menambah ilmu akan inggris saya yang masih acak kadul hehe . Aamiin. بِسْـــــــــــــمِ اَللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Saran yg bagus, pengen juga memperdalam bahasa Inggris di tempat tersebut…
jadi inget bulan November 2013 kemarin WBT yang menginspirasi proses hidup saya dan bertemu dengan “habitat belajar yang gue banget” dan bertemu Guru Inspirasi saya Kek Jamil, In Sya ALLAH akan berkunjung ke WBT Feb 2014 untuk mendapatkan suasana dan re charge energi positif yang luar biasa, Salam kangen untuk Guruku
Salam SuksesMulia
saya juga alumni Mr.Bob Kampung Ingris Pare… waktu kursus di sana, saya litle little i can ingrisnya… tapi begitu balik lagi ke jogja.. blasssss sedikit pun nggak nyantol ingrisnya, ilang kabeh ning dalan… akhirnya saya putuskan, yo wislah, gak iso boso ingris gakpopo, sing penting iso dolan-dolan nang ingris… otak sudah kadung karatan, kalau nunggu bisa bahasa ingris dulu baru pergi ke ingris, yo sampai kiamat pun nggak bakalan sampai ke ingris… gimana ini Kek? ada saran?
Betul mas Ebo, yang penting bisa jalan2 di Inggris. Litle2 I can lah… Atau bayar penterjemah ya
Kapan mas mentoring di Pontianak ?. Gimana bisnis Gurame & Srabi Keratonnya ?. Tambah melesat ya !! ..
Salam buat para mentor EU.
Syaifur Amuro di Pontianak
Pontianak belum ada jadwal sampai September 2014…. habis itu kali ya.. saya mau ke Kampung Ingris dululah, biar kalau ke pontianak sudah bisa ngomong: do you understand? and stand under you… okey?
Hahahaha, sampeyan kurusu bahasa apa saja gak ada yang mau jadi guru, hehehe. Rusuh. Gurunya kapok 🙂
lah kalo gini ini namanya sudah suudzon sama orang, dan orang yang gampang suudzon kategorinya zalim. dosa besar. terkutuk. bagusnya digantung di monas. ini tak bisa dibiarkan. harus diluruskan. domba yang tersesat harus ditunjukkan ke jalan terang, segera istighfar Kek… do you understand?
Saya juga pernah 2x ke kampung inggris, emang terbukti bisa meningkatkan kepercayaan diri kita untuk ngomong bhs.inggris. Salah atau benar ngomong. Prinsipnya dlm ngomong inggris “if you understand what I say, and I understand what you say” it’s no problem… 🙂
Ini bahasa inggris salah paham. Ngomongnya salah tapi orang paham 🙂
lah kalo gini ini namanya sudah suudzon sama orang, dan orang yang gampang suudzon kategorinya zalim. dosa besar. terkutuk. bagusnya digantung di monas. ini tak bisa dibiarkan. harus diluruskan. domba yang tersesat harus ditunjukkan ke jalan terang, segera istighfar Kek… do you understand?
Hehe… banyak yg udah terinspirasi sama yg namanya “gue bamget” yah…. nanti di buku kolaborasi saya dan kek jamil (bentar lagi yernit) ada yang namanua ‘cara belajar yang gue banget berbasis stifin’ so nantikan yah. Insya Allah seru dan renyah
Insya Allah Mega Best Seller
Insya Allah, siap roadshow bareng kek Jamil. Yo….. siapa lagi nih yang mau bikin buku. Akademi trainer kolaborasi dengan AsamediaMu adalah Habitat yang tepat, buktinya lihat buku baru saya kolaborasi dgn kek Jamil “Red Carpet of Your Child” dan saya aminkan agar buku tidqk hanya mega best seler tetapi juga dapat memberi manfaat dunia dan akhurat
SuksesMulia buat kita semuaa
mudah mudahan dapat meng inspirasi daerah daerah lain untuk juga menciptakan “kampung inggris”,.. minimal setiap propinsi memliki satu kampung inggris.. kalau di daerah saya Sumatera Utara kayaknya yg ada baru “kampung batak” ,, ada yg berminat??? he he he….
Saya yg termasuk alumni Kampung Inggris karena saya berada di sana sekitar tiga bulan. Untuk pemula seperti saya, belajar bahasa inggris di Kampung Inggris sangat efektif. Banyak pilihan kursus bahasa inggris sesuai kebutuhan kita, biaya hidup murah dan lingkungan mendukung. Ayo yg mau belajar bahasa inggris datang ke Kampung Inggris. Pare is unforgettable place.
Kek Jamil,
belum lama saya dan kedua anak saya test STIFIn. Hasilnya untuk kedua anak saya (kelas 6 dan 8) sangat mirip dengan kondisi saat ini dalam sifat dan cara menjalani hidup sehari-hari. Nah giliran hasil saya kok rasanya sangat jauh beda. Sampe temen2 (termasuk pengujinya) juga agas surprise dengan hasil tersebut karena sangat diluar dugaan jika dibandingkan dengan sifat keseharian saya. Akhirnya saya minta test ulang (mana tau mesinnya pas error, hehehe) , tapi hasilnya tetap Se (Sensing extrovert). Istri saya sebelumnya menduga dan yakin banget saya Thinking, sedangkan saya merasa Feeling..hahaha ternyata dari hasil Stifin gak ada yg cocok. Mungkin faktor lingkungan sudah begitu kuat berpengaruh. So, dari hasil STIFIn tsb saya belum menemukan lingkungan yg “Gue Banget”…minggu depan isnya allah mau ngoboro lagi dengan mas penguji untuk mencoba menterjemahkan hasil test tsb.
belajarnya di lembaga mana kek?