Jonru Telah Tobat

Share this
Jonru
Jonru

Tadi malam usai mendarat di bandara Soekarno-Hatta, seperti biasa, saya langsung membuka akun twitter. Ada Direct Message (DM) dari mas Jonru yang isinya, “Pak Jamil, bisakah endorsement untuk buku saya dikirim besok? Terima kasih banyak ya, dan mohon maaf jika merepotkan.”

Karena dalam dua pekan ini hampir setiap hari saya memberikan training di berbagai perusahaan dan kementerian, draft buku dari mas Jonru ini belum saya baca. Emailnya saja belum saya buka. Hehehehe… Saya pun akhirnya membuka email dari laki-laki yang namanya sangat populer di jagat twitter saat Pilpres tahun lalu.

Laki-laki asal Medan ini dikenal sebagai pengkritik keras Jokowi. Bukan kritik biasa tetapi kritik yang sangat pedas. Dan pedasnya pun pedas level tertinggi. Sehingga, walau secara pribadi saya tidak mengenal dekat alumni Universitas Diponegoro ini, beberapa kali saya menasihati beliau lewat DM.

Akhirnya, Draft buku setebal 264 halaman yang dikirimkannya saya baca hingga tuntas. Bahasanya sangat renyah sehingga enak dibaca. Saya menyelesaikan membacanya pagi ini sebelum berangkat memberikan training. Ya, Jonru telah tobat. Bukan tobat dalam pengertian umum yaitu tobat dari berbuat maksiat tetapi Jonru tobat dari profesinya. Apakah itu?Lengkapnya silakan nanti beli dan baca saja bukunya. Hehehe…

Saya sendiri tobat profesi ketika usia 36. Saya tinggalkan jabatan sebagai direksi dan mulai fokusi di profesi yang “gue banget” yaitu menjadi seorang trainer. Walau masih buta di dunia training ketika itu namun saya nekad memulainya. Saya bergabung dengan PT Kubik Kreasi Sisilain yang ketika itu pun masih susah menggaji karyawan.

Ternyata, menjalani profesi yang “gue banget” itu nikmatnya luar biasa. Kita jarang mengeluh, senang belajar, tak mengenal lelah dan, yang lebih penting bekerja, seolah sedang tidak bekerja. Bekerja seolah sedang menjalankan hobi, memperjuangkan ideologi dan menjalankan petualangan hidup yang sangat menantang.

Baca Juga  Terima Kasih Istriku

PT Kubik Kreasi Sisilain yang kami bangun bertiga (Farid Poniman, Indrawan Nugroho dan saya) kini terus tumbuh. Market share kami diurutan kedua untuk provider training yang sejenis dengan kami. Dari 100 perusahaan terbaik versi Fortune, 43 perusahaan diantarnya telah menjadi client kami. Talenta dan passion kami bertiga memang di dunia training.

Tobat profesi memang boleh jadi berat di awal namun nikmat di perjalanan dan juga nikmat di akhir (di hari tua). Banyak orang yang enggan tobat profesi karena zona nyaman yang dinikmatinya. Boleh jadi juga rasa takutnya lebih dominan dibandingkan keiginan untuk mensyukuri hidupnya. Selain itu, kekhawatiran yang ia ciptakan terlalu banyak di pikirannya.

Saya dan Jonru telah tobat. Semoga Anda yang merasa tidak “gue banget” saat menjalani profesinya juga segera tobat. Hidup hanya sebentar, mengapa Anda rela menjalani profesi yang menyiksa. Mengapa Anda tidak memilih profesi yang “gue banget?”

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

32 comments On Jonru Telah Tobat

  • semoga saya juga bisa tobat secepatnya kek, 😀

  • Semua akan tobat profesi pada waktunya Hehe

  • Mohon do’anya kek jamil saya sedang berproses utk tobat

  • Ditunggu bukunya Bang Jonru…

  • harri firmansyah

    Artikel ini bahkan merupakan endorsement yg kuat banget buat Bang Jonru..ah masya Allah..hebat P Jamill

  • mohon doanya kek… semoga aku juga bisa “tobat”
    memang benar kek, bekerja di posisi yang gak “gue banget” rasanya… sedikit menyiksa, menyenangkan juga sih tapi rasanya sakit… hiks. terasa ada susuatu yang terus mengganjal dalam hidup ini… ibarat upil yang tak kunjung bisa keluar… hehehe.

  • Kudu dimulai,
    tobat profesi…

    Belum tahu mulainya dari mana,
    saat ini baru belajar jadi gue dulu…

    Tahu potensi diri,
    kembangkan dan manfaatkan untuk sesama…

    Bantu doa ya Kek,
    Semoga kek Jamil selalu sehat dan menginspirasi banyak orang untuk tobat..

    Aamiin yra…. 🙂
    🙂

  • KerON kek! tobat, ah…. ^_^

    eh, ngomong2 kek, tadi pagi Saya juga kirim naskah buku terbaru ke email kek Jamil. Sudah diterima, kah?

  • Saya nyanyikan lagu Tobat nya ya 🙂

  • Beni Badaruzaman

    Tidak ada kata ter;lambat buat tobat profesi. Begitu sy merasa dan tau profesi yg saya jalani tidak Gue Bangeeuuut, langsung sy design ulang jalur profesi pada saat usia suah menginjak 40 tahun!.
    Alhamdulillah 2 tahun kemudian sudah bisa menerbitkan bukut #BrainGeneticPotential
    Makasih kek sudah menyediakan panggung buat saya 🙂

  • Alhamdulilah, sudah 2 bulan ini sy tobat jadi PM kek, dan insya Allah usaha yg sy jalani skrng ( walaupun kelas grobakan) bisa menjadi manfaat bag I orang sekitar sy .. Bismillah aja ada Allah kok … Doakan ya kek 🙂

  • Wahhhh, pas banget! Saya jga lagi mau tobat. Cuma masi belum berani dan siap melepas zona nyaman. Semoga saya segera menyusul. Makasih banyak, kek! ^^

  • Saya tunggu bukunya….
    #MariMenjonru….☺

  • habibullah al amin

    Semakin banyak yang bertobat semakin indah dunia ini, semoga

  • sudah tobat profesi lebih dari setahun. kebahagiaan lebih banyak. tp keuangan masih lebih dikit drpd sblm tobat. hehhe…

  • Tito Adi Dewanto

    Saya jadi ingat ungkapan,”Miliki pekerjaan yang engkau cintai, Jika tidak, Cintai pekerjaan yang engkau miliki”. Nampaknya ‘tobat profesi’ saya pada tipe kedua yaitu cintai pekerjaan yang engkau miliki diusia 45 sekarang ini. Doakan mas Jamil saya makin profesional menjadi guru yang trainer.

  • kira-kira saya udah tobat profesi belum ya?

  • sudah tobat hampir setahun, benar2 butuh keberanian melepaskan zona nyaman (punya jabatan tp susah melihat pertumbuhan anak 🙁 ). Sekarang lebih nyaman & bahagia walau harus jungkir balik mengejar impian (menjadi dasterpreneur dan istri serta ibu) hehehehe doain kek..

  • kangmasduki.com

    Tak pelak, motivasi Kek Jamil memberikan keberanian yang berlipat untuk berkarya sesuai passion. Mohon do’anya Kek Jamil dan para kolega untuk segera terbit buku saya yang pertama.

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 - 4 = ?
Reload

Site Footer