Jilbab Hitam

Share this

Guru kehidupan saya pernah berpesan, “Jangan kau menyibukkan diri dengan berdiskusi dan menganalisa berita, itu tak ada faedahnya sedikitpun buat kemajuan hidupmu. Sibukkanlah bediskusi tentang ide dan gagasan karena itu akan membuat pikiranmu berkembang dan hatimu semakin lapang.”

Sejak mendengar nasihat itu saya menghentikan kebiasaan menonton berita televisi di waktu pagi dan malam hari. Saya memperbanyak berdiskusi tentang ide dan gagasan untuk memberdayakan berbagai komponen anak negeri: Dari melahirkan entrepreneur, mencetak trainer, hingga keinginan mewujudkan impian peradaban SuksesMulia. Manfaatnya memang terasa. Pikiran lebih terlatih untuk positif, semangat dan gairah hidup terjaga.

Namun kali ini saya tergoda untuk sedikit berkomentar tentang heboh Jilbab Hitam dan Tempo. Di dalam tulisannya, Jilbab Hitam menyampaikan bahwa para petinggi majalah Tempo memeras pimpinan Bank Mandiri. Saya tidak mau berpolemik apakah ini benar atau tidak. Karena beberapa wartawan teman saya pun ketika ditanya ada yang pro dan ada kontra.

Sesuatu yang menjadi berita berpeluang besar mempengaruhi perilaku masyarakat. Coba Anda perhatikan, ketika pemain bola ternama punya gaya rambut yang baru maka para fans-nya segera meniru gaya rambut tersebut. Ketika artis ada yang berkata “cetar membahana” maka banyak orang yang ikut-ikutan mengatakan hal yang sama.

Dikisahkan, seorang remaja yang imut dan lucu sedang mencari jati diri. Ia membaca perseteruan Jilbab Hitam dan Tempo. Dia berpikir, “Wah, jilbab hitam jadi terkenal, padahal dia sebelumnya bukan siapa-siapa. Aku jadi ngefans berat sama dia. Aku mau pakai jilbab hitam juga ah biar terkenal.”

Maka ketika pulang ke rumah ia memohon kepada bapaknya. “Pak, izinkan aku pakai jilbab hitam ya, biar terkenal.” Sang bapak menjawab, “Gak boleh nak, kamu harus menjadi diri kamu sendiri, gak boleh ikut-ikutan trend.” Sang anak menangis tersedu-sedu sembari berkata, “Bapak jahat… Bapak jahat… Masak melarang aku pakai jilbab hitam.”

Baca Juga  Jadilah Pilot

Dengan nada lantang bapaknya berkata, “Anakku, sudah bapak bilang kamu harus menjadi diri kamu sendiri, kamu harus percaya diri. Kamu gak perlu nyontoh orang lain apalagi Jilbab Hitam. Lagian kamu kan cowok anakku.”

Hehehe… Selamat beraktivitas!

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

31 comments On Jilbab Hitam

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
7 * 2 = ?
Reload

Site Footer