Usai menyaksikan perlombaan anak saya Hana di Balaikota Bogor, Sabtu 9 November, saya langsung meluncur ke bandara menuju Lampung. Selain untuk memenuhi undangan seminar dari PT Lautan Teduh, tentu kesempatan itu saya gunakan untuk bertemu orang tua dan saudara-saudara saya di Lampung. Saya ajak istri dan anak ikut serta, hari ini kami masih di Lampung.
Saya katakan kepada anak-anak, “Sekali-kali izin tidak sekolah ya, nak. Hanya hari Senin saja, kok.” mereka pun menganggukkan kepala. Sengaja saya ajak anak-anak demi menambah kebahagiaan orang tua saya. Pengalaman selama ini menunjukkan, kedatangan cucu terkadang lebih dinanti oleh orang tua kita.
Tiga hari dua malam bercengkrama bersama orang tua, saudara dan keluarga itu benar-benar bahagia. Gadget, iPad kami cuekin, kami fokus bercengkrama. Kalaupun saya beberapa kali cerewet di twitter itu karena saya sedang dalam perjalan pergi-pulang ke tempat seminar.
Guru kehidupan saya pernah berkata, “Kesibukan itu melenakan. Kesibukan tak terkendali itu menurunkan taraf kebahagiaan. Maka agar kau tak diperbudak dunia, lakukanlah jeda secara berkala. Jeda harianmu adalah sholat dan doa. Jeda berkalamu nikmati kebersamaanmu bersama keluarga. Beberapa tahun sekali, jedalah ke Tanah Suci.”
Menikmati harum asap dapur sembari makan dan bercengkrama itu nikmatnya luar biasa. Berebut durian dengan keponakan itu kejadian yang selalu terkenang. Bermain sama keponakan hingga berkeringat itu nikmat yang menambah semangat. Bangun malam bersama sebelum Subuh itu menyejukkan hati.
Betapa banyak nikmat yang lain yang kami rasakan, tapi saya tak bisa tuliskan di sini. Sekarang saya mau melanjutkan jeda dulu sebelum siang ini kembali pulang… Dada.. dada.. dada…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
26 comments On Jeda Itu Menambah Bahagia
โKesibukan itu melenakan. Kesibukan tak terkendali itu menurunkan taraf kebahagiaan. Maka agar kau tak diperbudak dunia, lakukanlah jeda secara berkala. Jeda harianmu adalah sholat dan doa. Jeda berkalamu nikmati kebersamaanmu bersama keluarga. Beberapa tahun sekali, jedalah ke Tanah Suci.โ
jadi pengen pulang kampung Kek..
balada anak rantau, hehe..
Didoakan rezekinya berlimpah agar bisa sering2 pulang kampung ๐
Dan kamipun habis melakukan jeda berkala dari rutinitas, 2 hari 2malam (9-10 November 2013) touring bersama komunitas motor ke Air terjun Cibeureum (Gunung Gede Pangrango). Sampai rumah fisik memang lelah, tapi sangat puas lahir bathin… ๐
Jeda memang banyak variasinya
Semangat di pagi hari. JEDA menikmati kehidupan dunia dengan Ingat kepada-NYA. Coba tebak APA ..?
Iya, sholat 5 waktu yang Allah atur sedemikian rupa tentang waktu dan rakaatnya.. kalau jedanya mau nambah tambah sholat sunahnya dhuha, rawatib, tahajud dll. Nikmat… kalau sudah jadi Kebutuhan. Berani berqurban untuk diri sendiri dan orang lain ( Meluangkan waktu, tenaga, materi untuk sosial sebagai bekal masa depan ) sebagai JEDA yang kedua.
Salam pak guru, untuk semua keluarga di Lampung.
Terima kasih mas, jedanya jangan kelamaan sehingga lupa tugas ya mas ๐
Bener kek, jeda, mengambil nafas sejenak, seperti ketapel yang akan melontarkan kita ke jalur sukses, pengen PEEELUUUKK… ๐
Wah analogi yg keren mas
selamat berkumpul bersama keluarga mas jamil….mdh2an
mendapatkan bnyk ilmu hikmah di sana…..
Berbagi kebaikan dan kasih sayang bolehkah ada jeda kek? ๐
Yes, perlu ada, kita perlu juga punya “me time”
Iya kek…minggu besok sy jg mau jeda…mau mancing dilaut…biar panas dan capek…tp bisa refres pikiran
Seru juga tuch kalau bisa ikut ๐
โKesibukan itu melenakan. Kesibukan tak terkendali itu menurunkan taraf kebahagiaan. Maka agar kau tak diperbudak dunia, lakukanlah jeda secara berkala. Jeda harianmu adalah sholat dan doa. Jeda berkalamu nikmati kebersamaanmu bersama keluarga. Beberapa tahun sekali, jedalah ke Tanah Suci.โ
JEDA dari rutinitas memang sgt di perlukan agar tubuh,jiwa dan otak kembali FRESH membuat peluang prestasi dalam hidup akan semakin meningkat….luv it grandpa jamil…very nice article this m’ning…
salam sukses mulia…
Ayo nulis juga cucuku, hehehe…
Sepakat dengan salah satu pendapatnya kek yaitu “…kedatangan cucu terkadang lebih dinanti oleh orang tua kita”. Karena berdasarkan pengalaman pribadi, kalau saya bilang sama orang tua bahwa akan pulang kampung, pasti yang pertama ditanya adalah anak-anak pada ikut gak. Kalau anak-anak tidak ikut katanya mending ditunda saja sampai anak-anak bisa ikut pulang … hehehe …:)
Nasib kita sama mas, hehehehe
jangan lupa kek, backpackeran ke Jerman menemui calon CEO dunia bernama AhmadSan atau ke belahan dunia lainnya juga JEDA yang menyenangkan dan inspiring…. jadi kapan Jeda dengan backpacking nih… tutup dan nonaktifkan semua alat telekomunikasi, biar tidak dikejar-kejar penyelenggara seminar dan fans berat kakek… ketemu CEO AhmadSan di pinggiran lembah Sungai Rheine, tentu jauh lebih amazing! berani menerima tantangan???? … hehee
Pamer dan godaang yang menyenangkan. Kalau ke Jerman titip anakku ya
jeda tapi tetap digunakan untuk yang manfaat. setuju banget
Kalau Jeda bukan berbuat kebaikan namanya bukan jeda, hehehe
Benar Sekali kek…jeda memberikan kita waktu utk berpikir, merenung, melihat kondisi sekitar sehingga syukur semakin dalam kepada Allah SWT. Tulisan kakek selalu menambah spirit kehidupan. makasih kek.
Sama-sama, ayo kirim tulisan juga mas ke web ini. Hehehe
dan jeda ( cuti ) dari hari kerja itu juga nikmat ๐
Terkesan dengan uraian jeda ini, menyadarkan saya untuk jeda selain salat lima waktu namun dengan keterpaksaan saya sebagai pelaut saya berniat untuk melakukan lebih lagi jeda berkumpul dengan keluarga di hari hari cuti saya nanti, terima kasih pak jamil salam kenal