Dua pekan lalu saya bertemu dengan seseorang yang sangat bangga menceritakan keberhasilan masa lalunya dan terobosan-terobosan yang pernah dilakukannya. Begitu orang tersebut menyerahkan kartu namanya kepada saya, saya melihat “gelarnya” lebih panjang dari namanya. Bahkan dibagian bawah namanya, ada penjelasan masing-masing gelar yang melekat pada namanya.
Saya jadi teringat pesan pimpinan saya di DD Republika dulu “di kartu namamu tidak perlu mencantumkan gelarmu. Karena gelar yang kamu peroleh itu menunjukkan sepak terjangmu di masa lalu, sementara dunia membutuhkan sepak terjangmu saat ini dan dikemudian hari.” Sejak saat itu, saya tidak pernah mencantumkan gelar apapun di kartu nama saya.
Berbagai kesuksesan masa lalu adalah batu lompatan yang bisa memperkuat lompatan kita saat ini dan dikemudian hari. Dia perlu ada, bukan untuk dibanggakan, bukan untuk terus diceritakan. Dia ada untuk memperkuat mental dan memberi keyakinan bahwa kita mampu melakukan hal baru. Tugas kita menciptakan kesuksesan kesuksesan baru di masa kini agar mental dan keyakinan kita semakin kuat di kemudian hari.
Begitu kita meraih kesuksesan, segera rayakan sebagai bentuk syukur kita kepada-Nya atas pencapaian yang sudah kita dapatkan. Namun jangan terjebak pada perayaan yang berulang apalagi terus menerus menceritakannya, karena hal itu melenakan dan merugikan. Kita hidup bukan untuk masa lalu, tetapi masa kini dan masa depan.
Untuk bertahan dan menang dimasa depan, kita harus berani meninggalkan apa apa yang dulu pernah kita lakukan, meski yang kita lakukan itu membawa kemenangan. Mari hidup di dunia nyata, bukan hidup di dunia cerita yang terkadang membuat kita lupa untuk menghasilkan karya yang berbeda dengan karya kita sebelumnya.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer