Jangan Meributkan Hal Kecil

Share this

Banyak orang meributkan hal-hal yang kecil. Misalnya, seseorang marah, jengkel, sedih dan tersinggung hanya karena orang yang dikirimi pesan via WhatsApp sekedar read, tanpa membalas pesan tersebut. Orang-orang yang sering meributkan hal kecil hidupnya kemungkinan besar tidak bahagia, cemas, dan mudah stres. Begitulah yang disampaikan Richard Carlson dalam bukunya Don’t Sweat the Small Stuff. Buku inimerupakan buku terlaris USA Today dan best seller New York Times, sudah terjual lebih dari 15 juta eksemplar.

Agar kita bisa menikmati hidup, bahagia, hidup rileks dan enjoy serta tidak terlalu sering stres sebaiknya kita melatih diri untuk tidak meributkan hal kecil. Jangan hanya gara-gara ada yang lupa menjemur handuk di rumah, kita uring-uringan seharian. Jangan hanya karena ada yang menyalip kendaraan kita di jalanan, kita menjadi marah berjam-jam. Meributkan hal kecil itu akan melelahkan, menguras energi dan membuat kita menderita.

Lantas, bagaimana agar kita tidak terbiasa meributkan hal-hal yang kecil?

Pertama, berdiam diri sejenak. Saat ada sesuatu yang membuat kita tidak nyaman, jangan langsung memberikan reaksi dengan ucapan atau tindakan. Berhentilah sejenak, ambil nafas pelan kemudian lepaskan perlahan, lakukan beberapa kali dan setelah itu ngobrol dengan diri sendiri. Ajukan pertanyaan, apa hikmah yang bisa saya petik dari kejadian ini? Apabila Anda sudah tenang, berzikir (bagi yang beragama Islam) dan jangan lupa kirim doa kebaikan kepada orang atau sesuatu yang telah membuat Anda tidak nyaman. Berdiam diri sejenak itu penting agar Anda tidak terjebak meributkan hal-hal kecil.

Kedua, perluas sudut pandang. Melihat seusatu jangan hanya dengan sudut pandang kita. Cobalah menggunakan sudut pandang orang lain. Saat ada orang hanya membaca pesan di whatsap Anda tanpa membalas, berpikirlah bahwa orang itu sedang sibuk sehingga tidak sempat membaca. Atau orang tersebut menerima banyak pesan sehingga terlewat menjawabnya. Atau saat sedang membaca pesan tersebut, tiba-tiba ada urusan lain yang lebih penting.

Baca Juga  Kompetisi Bisa Merusak Hati

Begitu pula saat ada yang lupa tidak menjemur handuk, ada orang yang menyalip kendaraan kita, segera perluas sudut pandang kita. Oh, orang itu takut terlambat kerja sehingga buru-buru, orang itu ada acara penting sehingga perlu bergerak lebih cepat. Atau berpikir mobil itu sedang membawa orang sakit yang perlu segera mendapat pertolongan dokter atau perlu cepat tiba di rumah sakit. Boleh jadi juga karena penumpangnya perlu segera tiba di bandara agar tidak terlambat pergi ke luar negeri.

Ketiga, jangan terbiasa memotong pembicaraan orang lain. Ternyata, kebiasaan memotong pembicaraan orang lain dengan cara yang tidak tepat adalah salah satu pemicu keributan. Orang yang memotong pembicaraan terkadang merasa sok tahu, sok pintar, sok penting. Sementara orang yang dipotong pembicaraannya merasa kurang dihargai, merasa dianggap bodoh, merasa disepelekan dan munculnya perasaan negatif lainnya. Hal yang semula biasa akhirnya bisa menjadi masalah besar gara-gara seseorang memotong pembicaraan.

Berhentilah meributkan sesuatu hal yang kecil. Masih banyak kebaikan yang bisa kita lakukan dan belum kita lakukan. Jangan habiskan waktu untuk hal-hal yang tidak penting, karena itu namanya kurang kerjaan.

Salam SuksesMulia
Jakarta, 03 Maret 2021

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 + 2 = ?
Reload

Site Footer