Sebagai pebisnis saya pernah melakukan banyak kesalahan dalam pengambilan keputusan, salah satu kesalahan saya adalah mengangkat seseorang memegang jabatan terlalu cepat. Karena punya satu prestasi menonjol, orang tersebut saya jadikan supervisor, dampaknya kinerja tim justeru semakin merosot, hubungan anggota tim tidak harmonis dan energi terkuras untuk hal-hal yang tidak produktif.
Nah, bagi Anda yang karirnya ingin terus meningkat, saran saya “jangan sering-sering mengecewakan orang yang mengangkat Anda menjadi pimpinan. Buat mereka berkata “alhamdulillah, saya tidak salah memilih orang.” Untuk itu, Anda perlu memahami karakteristik apa yang diperlukan untuk menjadi pemimpin di era sekarang. Latih dari sekarang agar saat menjadi pemimpin Anda benar-benar memimpin.
Pertama, listening. Biasakan berlatih untuk banyak mendengar, benar-benar mendengar, bukan mendengar untuk menunggu kesempatan berbicara, bukan mendengar hanya karena penghormatan atau rasa empati. Anda benar-benar mendengar untuk menggali fakta, menjalin komunikasi dan mendengar untuk mengajukan pertanyaan susulan yang menyadarkan dan memberdayakan lawan bicara.
Kata-kata bijak yang sudah sering kita dengar “Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut agar kita lebih banyak mendengar daripada banyak bicara.” Saya rasa nasehat ini pas untuk Anda yang benar-benar ingin menjadi pemimpin. Dan berlatih mendengar memang memerlukan kesabaran apalagi orang yang juga berprofesi seperti saya, menjadi seorang trainer, hobinya bicara. Hehehe.
Kedua, foresight. Anda perlu berlatih memprediksi apa yang tejadi di masa depan. Kemampuan memahami dan menyadari perubahan perlu terus dilatih. Salah satu latihan yang wajib dilakukan adalah membuat tantangan-tantangan baru agar Anda tidak terjebak dalam zona nyaman. Sebab, orang yang terjebak dalam zona nyaman biasanya naluri melihat masa depannya sangat tumpul.
Ketiga, commitmen to the growth of people. Seorang pemimpin harus memiliki komitmen untuk memberdayakan orang lain. Apabila Anda ingin menjadi pemimpin harus mengikis egoisme pribadi. Berpikirnya tim, bukan diri sendiri. Terbiasa mendorong orang lain untuk maju tanpa melupakan mengembangkan dirinya.
Menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin itu memerlukan proses persiapan yang matang. Mulailah dari sekarang untuk terbiasa melakukan tiga tersebut di atas. Mau kan? Tentu Anda akan menjawab mau bagi yang siap menjadi pemimpin, dan menjawab tidak mau bagi yang menikmati menjadi follower.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook