Jangan Lupakan yang Berlimpah?

Saat kecil dulu, saya sering diajak memancing ikan oleh ayah saya. Memancing ikan bukan untuk menyalurkan hobi tetapi untuk perbaikan gizi, mencari lauk pauk cuma-cuma yang tersedia di alam. Setiap kami memulai mancing, ayah saya selalu mengatakan “yuk kita buat ikan bingung agar dia makan umpan yang kita berikan?” Saya pun mengajukan pertanyaan “bagaimana cara membuat ikan bingung pak?”

Ayah saya kemudian mengatakan “air itu sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh penduduk bumi. Tanpa air, semua makhluk hidup akan mati. Oleh karena itu, kita harus menjaga air yang ada di sungai ini. Air di sungai ini sangatlah penting. Dengan menjaga air di sungai ini, kita ikut melestarikan bumi.”

Dalam kebingungan, saya bertanya “apa hubungannya antara yang bapak ucapkan dengan ikan bingung dan kita berhasil memancing ikan?” Ayah saya kemudian mengatakan “ikan itu bisa mendengar apa yang kita ucapkan. Saat dia mendengar kata: air yang ada  di sungai ini, ikan akan bingung. Dia akan mencari dimana air yang ada di sungai ini. Mengapa? Karena ikan tidak tahu bahwa tempat ia hidup itu adalah air.”

Ayah saya menambahkan “sesuatu yang berlimpah terkadang justeru jarang kita syukuri. Kita jarang mengucapkan syukur adanya sinar matahari, padahal sinarnya berlimpah. Namun kita mensyukuri sinar lilin yang bisa membantu penerangan saat kita gelap. Padahal, sinar lilin jauh sangat sedikit dibandingkan sinar matahari. Bahkan bila seluruh sinar lilin di dunia dikumpulkan, masih jauh lebih berlimpah sinar matahari.” 

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak seorang anak yang kurang menghargai cinta dan perhatian orang tuanya. Padahal orang tuanya sudah memberikan cinta dan perhatiannya secara utuh dan tulus. Begitu pula, banyak pasangan hidup yang kurang menghargai pengorbanan dan perhatian dari pasangannya. Padahal pengorbanan dan perhatian sang pasangan sudah sangat berlimpah.

Baca Juga  Luruskan Niat

Di kantor, banyak juga karyawan yang sering menjelek-jelakan atau merendahkan perusahaannya padahal ia menerima gaji bulanan dan berbagai fasilitas dari perusahaan. Karyawan lebih banyak menuntut daripada mensyukuri berbagai hal yang sudah diterima. Sungguh, tidak tahu diri.

Duduklah sejenak, renungkan berbagai kebaikan yang sudah Anda terima dari Allah swt, dari orang-orang yang Anda cintai, dari perusahaan tempat Anda bekerja dan dari berbagai pihak yang sudah memberikan banyak manfaat kepada Anda. Kepada merekalah seharusnya kita mengucapkan terima kasih. Kepada merekalah seyognyanya kita menumpahkan rasa cinta dan memberi perhatian.

Betapa besarnya nikmat, manfaat, kebahagiaan yang sudah kita terima dari Allah swt, dari orang yang kita cintai, dan dari orang-orang di sekitar kita, dari perusahaan tempat kita bekerja.  Jangan menjadi ikan yang tidak tahu bahwa ia hidup di air. Jangan menjadi orang yang tidak tahu terima kasih khususnya kepada mereka yang telah memberikan begitu banyak cinta, manfaat, perhatian kepada kita.

Jadilah orang yang punya rasa terima kasih kepada yang Maha Pengasih dan orang-orang terkasih. Bagaimana dengan Anda?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Founder Kampoong Hening

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer