Saat kita berbicara dihadapan banyak orang jangan mudah ge-er. Tepuk tangan dan teriakan dari peserta yang hadir belum tentu merupakan penghormatan kepada kita. Boleh jadi itu dilakukan karena peserta jengkel dengan kita. Mungkin juga itu disebabkan materinya yang tidak menarik, pembahasannya “ngalor-ngidul” gak jelas atau gaya penyampaiannya kurang tepat.
Kisah berikut ini, yang dikirim via BB oleh teman kuliah saya Anang Ghozali, semoga bisa menjadi pelajaran.
Seorang politisi bersemangat tinggi mendatangi perkampungan suku terasing untuk berkampanye. Di depan suku itu, sang politisi menyampaikan orasi di hamparan ladang terbuka dengan penuh gairah dan berapi-api.
“Saya jauh-jauh dan bersusah payah datang ke sini karena saya mencintai Anda semua!” teriak politisi itu.
“Wuukaaa!” teriak orang-orang yang hadir di lapangan itu sambil serentak mengepalkan tangan ke udara.
Politisi itu menjadi lebih bersemangat menyampaikan orasinya. “Dengan sepenuh hati saya akan memperjuangkan kemakmuran untuk saudara-saudara!” lanjutnya.
Teriakan “wuukaaa” lebih keras terdengar di tengah belantara hutan itu. Politisi itu menambahkan, “Saya akan memberikan rumah yang layak untuk Anda semua!” Teriakan “wuukaa” kembali menggelegar menambah meriahnya kampanye.
Setiap politisi itu mengatakan sebuah janji, maka suku terasing itu terus berteriak dengan penuh semangat, “Wuukaaa!!!”
Politisi itu bahagia tiada terkira mendengar sambutan yang luar biasa dari suku terasing itu. Jauh melebihi apa yang ia perkirakan.
Usai kampanye, politisi itu ingin blusukan melihat perkampungan. Ditemani kepala suku ia berjalan menuju perkampungan suku terasing itu. Sang politisi tertarik dengan bangunan yang sangat unik berdiri kokoh di tengah perkampungan.
Ia bertanya, “Bangunan apa itu?” Kepala suku menjawab, “Kandang kuda, kami menggunakan kuda-kuda itu untuk berburu dan alat transportasi. Semua kuda milik warga dikumpulkan disitu.”
Kebetulan politisi itu seorang penggemar kuda. Maka, dengan penuh semangat dan gairah ia memohon izin kepada kepala suku dan berkata, “Saya ingin melihat kuda-kudanya.” Sang kepala suku segera mengiyakan, “Oh, silakan, tapi hati-hati berjalan di kandang itu. Sepatu bapak sangat bagus, sayang bila harus menginjak wuka.”
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
32 comments On Jangan Ge-er
Wukaaaa :))) geer berat haha
ngakak di pagi ini keek 🙂
wuka = kotoran kuda.
😀
Hahahahahahahahahaha….:D
*no comment kek…maaf cuma itu yg bs komen;)
Owallaaah… X_X
Ghaooolll abieeezzz.. *Koprol*
Aduh Kek bener2 bikin penasaran pgn tau endingnya, dan ternyata…wakaka ga bisa bayangin wajah politisi itu hehe
Parah amat Kek…
Hahahha ini lucu kek
Menambah jum’at pagi jadi cerah kek…dan jd semangat dlam beraktifitas :)…
hahahaha..
wuka wuka dikiranya apaan, ga taunya.. ehmmm
*LOL :p
Begitu pulang ke kota politisi tersebut terlihat prustasi *wukaaaaa!!!!
Ha2x kakek bikin ketawa pagi-pagi ..
kenaa deeh :)))
Hahahaha…
asli bikin ketawa cekikikan sendiri di depan laptop…
^_^
wukakkakakakakakakakakaka,, nice story,,
salam wuka wuka!! 🙂
1 2 3 wukaaa! hua ha ha…
hahahaha…. wuuukaaaa
sungguh mencerahkan… wkkwkwkwwk…. WukaWuka
keren mas….
Kasiaaaan deh… hahahaha
*guling-guling*
=)))
wuuuukaaa…
wkwkwkwk
Politisinya gak gaul dan gak berilmu, krn dia gak tau bahasa suku terasing yg diajak bicara.
hhhha….ga berenti ketawanya..=D geEr sih..
xixixixixi….ngakak abis. Paling ngga, gara2 PD nya jadi bisa menyelesaikan orasinya kan kek 😛
Sebelum smpe kalimat terakhir dlm hati bertanya “mana lucuny Om?”
Tp stelah smpe kalimat terakhir ……hahahahaha
gk kuat nahan ktawa sndirian
.
Mksih Om Jamil, salam SuksesMulia
humoris & inspiratif,,,
thq kek!
Ahaha..ngakak guling baca artikelnya.. Makasih kek 😀
sang politisi guling guling sambil nelan sepatu kuda….wkwkwkwk…
lucu bgt, mas Jamil. Thanks.
hehe, politisiny gak pake google translate pak 😀