Dalam beberapa hari ini, saya “meminjamkan” driver pribadi saya kepada anak saya yang baru saja menjadi pengantin. Untuk mobilitas ke berbagai tempat saya menggunakan taxi, grab atau uber. Dan alhamdulillah, saya mendapat banyak cerita dari para driver. Ternyata diantara mereka banyak yang sebelumnya menjadi pengusaha dan juga ada yang pernah menduduki posisi penting di perusahaan.
Apabila sudah merasa dekat, saya ngobrol hal-hal pribadi dengan mereka. Ada yang saya ajak makan bersama, ada yang saya ajak ngopi dulu, dan ada juga yang saya ajak mampir di rumah. Pertanyaan yang sering saya ajukan kepada mereka yang sudah terasa dekat dengan saya adalah “apa yang membuat bisnis Anda bangkrut?” Atau “apa yang membuat karir Anda mentok dan kemudian Anda resign?”
Meski latar belakang mereka beda namun jawabannya hampir senada “kami gelap mata dan sering melupakan Tuhan.” Ternyata, uang berlimpah dan jabatan yang tinggi sering membuat seseorang merasa “serba bisa, serba ada, serba mudah. Semua bisa diselesaikan dengan jabatan dan uang.” Rasa ketergantungannya kepada Tuhan semakin redup bahkan sering tidak membutuhkan Tuhan.
Yang menjadi “tuhan” baru adalah pelanggan, mitra kerja, atasan, semua stakeholders dan shareholders. Tuhan yang sesungguhnya justeru sering dilupakan. Mereka kemudian menambahkan “saat kami jatuh, kami baru ingat ada Sang Pemilik Rezeki yang sesungguhnya, Allah swt. Alhamdulillah kami dijatuhkan, apabila tidak mungkin kami semakin lupa daratan.”
Dari kejatuhan itu, mereka juga menjadi tahu siapa sahabat-sahabat sejatinya, siapa yang menjadi oportunis dan siapa yang hanya mencari keuntungan dari persahabatan yang selama ini dijalin.
Namun apabila boleh memilih, mereka lebih memilih mengenal Tuhannya saat berjaya dibandingkan mengenal Tuhannya setelah kejatuhannya. Nah, saaat ini seberapa dekat Anda dengan Tuhan Anda? Mari mendekat segera dan tidak perlu menunggu hingga kita terjatuh.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook