Pada hari Rabu malam pekan lalu, badan saya meriang. Setelah konsultasi online dengan tiga dokter, saya putuskan hari Kamis semua yang ada di rumah Bogor untuk melakukan tes antigen dan PCR, termasuk asisten rumah tangga dan driver. Hasil tes antigen terhadap keluarga saya, asisten rumah tangga dan driver semuanya negatif. Sementara tes PCR yang dilakukan terhadap saya, hasilnya baru diketahui hari Jumat, dan ternyata hasilnya saya positif Covid-19. Maka disiapkanlah kamar isolasi mandiri untuk saya di rumah Bogor.
Dan menjelang sholat Jumat, saya mendapat kabar dari Jakarta bahwa hasil tes istri saya pun hasilnya positif Covid-19. Maka atas saran dokter, sebaiknya saya isolasi mandiri bersama istri saya di rumah Jakarta. Mengurangi tingkat penularan kepada anggota keluarga lainnya dan memudahkan pemantaun sang dokter. Jadi, sejak hari Jumat siang kami berdua melakukan isolasi mandiri di rumah Jakarta.
Apa yang saya rasakan? Badan terasa ngilu, penciuman hilang, mulut terasa pahit, suhu badan naik dan turun tidak mengenal waktu, mudah lelah dan tiba-tiba sakit kepala. Saya berdoa semoga tidak banyak lagi orang yang terpapar Covid 19 karena memang sangat menyiksa.
Hari ke 5 isolasi mandiri, saya masih mudah lelah, belum kuat berdiri lama namun alhamdulillah penciuman saya sudah berfungsi, nafsu makan membaik, suhu badan stabil dan kepala sudah tidak pusing. Menurut dokter yang merawat saya, ini termasuk perkembangan yang sangat cepat. Apa yang saya lakukan selama Isolasi Mandiri?
Pertama, diskusi dengan istri. Tema diskusi kami sangat beragam, dari urusan spiritual, lelucon, keluarga, bisnis maupun apa kontribusi yang bisa kita lakukan kepada masyarakat Indonesia?
Kedua, Penguapan melalui hidung. Menurut saya, salah satu penyebab penciuman saya cepat pulih karena saya rutin melakukan penguapan melalui hidung. Cara ini, saya peroleh dari istri saya dan terapi dari timur, Ustadz Fadlan. Apa yang saya lakukan? Saya rebus air di atas kompor listrik. Setelah air mendidih, saya masukkan minyak kayu putih kemudian uapnya saya hirup. Saya lakukan tiga kali yaitu pagi, siang dan malam.
Ketiga, disiplin asupan bergizi. Meski mulut saya terasa pahit, gairah makan menurun namun saya “memaksakan” diri untuk makan enak, mengkonsumsi multivitamin, madu dan probiotik. Alhamdulillah, selain disiapkan oleh istri, Allah swt kirimkan makanan ke rumah melalui sahabat-sahabat saya yang tahu selera makan saya. Setiap hari selalu ada makanan dan minuman yang datang, seperti ada yang mengatur jadwalnya.
Keempat, zikir, doa dan tidur. Selama isolasi mandiri, saya tidur bisa lebih dari 8 jam. Aktivitas rutin selain tidur adalah zikir kepada Allah maupun shalawat nabi. Saat isolasi mandiri kita bisa melakukan zikir dan membaca shalawat nabi ribuan kali sebab tidak ada gangguan yang sangat berarti. Menikmati kesendirian dalam pelukan Sang Maha Kekasih. Selain itu, orang sakit doanya makbul, maka saya pun berkirim doa kepada orang-orang yang juga sakit atau orang sedang mengalami masalah agar Allah SWT memberi rahmat, taufik, hidayah dan pertolongan-Nya kepada orang tersebut.
Kelima, menonton youtube. Isolasi mandiri membuat saya punya banyak waktu menikmati inspirasi bergizi di Youtube. Tema-tema yang memperkaya wawasan dan sudut pandang saya, begitu bertebaran di Youtube. Saya sangat menikmati sajian bergizi setiap hari, termasuk cuplikan pertandingan Piala Eropa dan Copa Amerika yang sedang berlangsung. Sangat menghibur, apalagi saat tim favorit memenangkan pertandingan.
Keenam, berjemur matahari. Antara pukul 09.00-10.00 saya secara rutin berjemur matahari. Untuk menghindari kepanikan warga, saya berjemurnya tidak keluar rumah, saya berjemur di loteng rumah, lantai 2. Satu kursi disiapkan oleh istri saya, khusus saya pakai untuk berjemur. Biasanya, berjemur selama 20 menit sudah terasa melelahkan sekaligus menyegarkan.
Ketujuh, menuliskan jurnal syukur. Meski dalam kondisi sakit, selalu ada saja sisi-sisi yang patut disyukuri. Dari kondisi kesehatan yang membaik, mendapat perhatian dari banyak orang, bertambahnya ilmu dan wawasan dan bisa bermesraan dengan Allah SWT serta banyak hal yang sangat patut disyukuri. Beberapa diantaranya, saya tuliskan dalam buku Jurna Syukur saya.
Inilah pengalaman saya hingga isolasi mandiri hari ke lima. Tentu, tidak semuanya terangkum namun semoga memberi manfaat. Menuliskannya ini pun perlu perjuagan buat saya.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia
2 comments On Isolasi Mandiri Hari ke 5
Lekas sembuh Kek
Sama kek. Sy sdh 3 minggu ini Isoman. Semoga segera diberikan kesehatan kembali ya Kek… Sehat Sehat Sehat..