Inspirasi Mudik

Share this

asa3Mudik kali ini saya membuat program berbagi inspirasi. Selama kurang lebih satu jam, salah satu anggota keluarga kami yang sudah dewasa mempresentasikan sesuatu yang dianggap menarik. Aktivitas ini dilakukan setiap hari secara bergantian.

Minggu, 04 Agustus 2013, giliran anak kedua saya, Ahmad Sholahuddin Annabhani (Asa) berbagi inspirasi. Anak saya yang berusia 19 tahun ini mempresentasikan bagaimana agar eksis di negeri orang. Dia berharap adik-adiknya kelak bisa kuliah di luar negeri seperti dirinya. Tidak harus di Jerman, tetapi menyesuaikan dengan potensi dan bakat masing-masing.

Menurut Asa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar saat kita hidup di luar negeri memperolah banyak manfaat. Pertama, jangan anti-sosial (ansos). Saat kita hidup di negeri orang pengganti orang tua dan saudara adalah sahabat. Memperbanyak sahabat merupakan kegiatan yang harus diprioritaskan. Hanya fokus pada diri sendiri adalah malapetaka dan kerugian besar bagi seseorang yang hidup di negeri orang.

Namun, pesan Asa, saat mencari sahabat dan komunitas kita harus tetap selektif. Bersahabat bukan asal bersahabat. Sebab untuk apa bersahabat  bila itu menambah banyak dosa. Tapi bukan berarti kita mencari orang yang sempurna, karena itu tak ada. Sahabat terbaik itu saling mendukung dan saling mengingatkan.

Kedua, miliki keterampilan khusus. Hidup di negeri orang itu saling bahu membahu dan tolong menolong. Salah satu hal yang mempermudah seseorang cepat berinteraksi dengan orang lain adalah bila orang tersebut memiliki keahlian khusus. Boleh jadi ahli memasak, memperbaiki komputer/hp, memotong rambut, olah raga dan lain sebagainya.

Seseorang value-nya akan semakin naik apabila ia punya salah satu keahlian. Beruntunglah bila kita menjadi manusia yang selalu dicari teman karena mereka membutuhkan kita. Jangan sampai ada atau tidak adanya kita tidak dirasakan oleh sahabat-sabahat kita.

Baca Juga  Pondasi Rumah Tangga (1)

Ketiga, apresiatif sekaligus empati. Sekecil apapun karya orang lain biasakan memberi apresiasi. Sebaliknya, saat pekerjaan orang lain kurang sempurna kita harus berempati. Apa artinya? Kita memberi masukan tanpa harus menyakiti.

“Salah setelah bersusah payah berusaha itu bukanlah kesalahan, jadi hormatilah mereka,” begitu pesan Asa, mengakhiri presentasinya.

Pertemuan rutin usai sholat Ashar hingga menjelang buka ini memang sangatlah sederhana. Kami hanya saling berbagi inspirasi ringan sesuai pengalaman masing-masing. Akan tetapi, ternyata cara sederhana ini sangat banyak manfaatnya. Kami bisa merasakan kebahagiaan, kebersamaan dan nilai-nilai lain yang semakin meningkatkan keharmonisan di keluarga kami. Tertarik? Cobalah.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Keterangan foto:
Asa, saya, mamanya dan adik-adiknya (atas). Asa, jongkok kedua dari kanan, bersama teman-teman kuliahnya di Jerman (bawah).

6 comments On Inspirasi Mudik

  • pesan-pesan ahmad san ini memang kereen…

    saat baca proposal hidupnya menjelang berangkat ke jerman , ahmad san menulis akan membangun usaha dgn mentor mas jaya setia budi dan pakar seo.

    ide-idenya ahmad san menginspirasi saya hingga hari ini meski dia umurnya di bawah saya.

    semoga ahmad san bisa menjadi pengemban dakwah juga.

    salam

  • Indahnya saling berbagi dan memberi inspirasi ya beh..dikeluarga sy jg sering saling cerita berbagi pengalaman meskipun ga secara rutin dan terjadwal, namun ketika kumpul pasti ada yg berbagi cerita..seneng emang ya beh klo kumpul sm keluarga apalagi kalau jarang ketemu.
    Btw anak babeh emang brp ya? Itu difoto kok byk bener ya, hehe

  • keren kek inspirasi dari Asa, mudah2an studinya di Jerman memberi banyak manfaat bagi kehidupannya dan akan ikuti jejak babehnya…bisa manfaat pula ilmunya bagi orang banyak

  • upaya eksistensi ‘anak rantau’…MANTABBB…!!!

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
7 + 4 = ?
Reload

Site Footer