I Love You Both So Much

Share this

Waktu duduk di bangku TK (Taman Kanak-kanak), guru saya kurang lebih menyampaikan kepada ibu saya bahwa saya ini adalah anak yang anti sosial, sulit bergaul, pendiam parah, dan sejenisnya. Untuk pikiran bocah TK, saya pikir itu benar juga.

Waktu duduk di bangku SD (Sekolah Dasar), walau saya termasuk yang cukup ramai di kalangan teman-teman, namun dalam hal akademik saya termasuk yang pendiam. Sekalipun hanya saya seorang yang sebenarnya tau jawaban yang guru ajukan di kelas, saya akan pura-pura tidak tau dan hanya diam. Guru menunjuk saya pun, sulit sekali rasanya untuk menyampaikan, sekalipun saya tau jawaban yang benar, tetap saja yang keluar dari mulut adalah jawaban yang salah, berbeda dengan apa yang otak saya sebenarnya ingin sampaikan. Saya merasa mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

Tapi itu semua berubah sejak saya duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama). Ketika awal masuk SMP, melihat kawan yang lain begitu aktif, saya khawatir terseleksi alam jika masih mementingkan kepengecutan saya. Akhirnya, saya beranikan untuk mulai vokal bersuara. Saya ingin berubah, maka saya harus beranikan diri dengan segala konsekuensinya.

Awalnya gaya bicara saya cenderung tegas, galak, dan sejenisnya. Ya, inilah yang disebut proses. Tidak ujug-ujug benar, namun dari pengalaman dan kesalahan-kesalahan yang ada, saya terus berproses dan belajar memperbaiki diri.

Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang, hingga seorang anak yang dulu katanya mengalami kesulitan dalam komunikasi dan sosial justru mengambi jurusan kuliah yang erat kaitannya dengan dua hal tersebut. Hingga kini pun saya masih berproses. Saya masih belajar dan harus terus belajar banyak.

Poin yang ingin saya sampaikan adalah saya berubah. Tidak ada maksud membanggakan diri dll. tapi tulisan ini ditujukan untuk diambil hikmahnya. Saat ini, saya pernah mendapat amanah menjadi pimpinan organisasi, kerap menjadi MC di berbagai kegiatan, menjadi asisten praktikum di beberapa mata kuliah, dll. Hal-hal tersebut tentu memerlukan kemampuan komunikasi yang baik.

Terlebih salah satu praktikum yang saya pegang, erat kaitannya dengan teori-teori komunikasi. Saya berprinsip bahwa ketika saya mengharapkan praktikan saya meningkat kemampuan berkomunikasinya, saya harus bisa jadi tauladan. Saya menginginkan perubahan dari orang lain, saya harus memulai dari diri sendiri.

Dari segi penampilan pun saya berubah. Sebelumnya saya tidak berhijab, namun sejak SMP saya mulai memakai hijab dengan kesadaran sendiri. Dan tentu masih buanyak perubahan lain yang terjadi dalam hidup saya

Dan saya yakin, untuk semua keberanian yang muncul, untuk semua perubahan baik yang terjadi dalam hidup saya, untuk segala kemudahan yang saya peroleh, tidak lepas dari doa orang tua. Ya, doa orang tua.

Ayah pernah bilang, “…selama Bapak mampu, apa yang ade pingin, bakal Bapak usaha penuhi, asal ade bertanggung jawab. Bapak percaya…”

Orang tua. Senyeleneh atau senakal apapun anaknya, tetap berusaha selalu ada buat anak. Melakukan apapun demi anak.

Orang tua. Tidak berpikir dua kali untuk rela berkorban demi anak. Walau begitu, tidak pernah meminta apapun pada anak, terlebih tidak pernah meminta anak untuk berkorban demi orang tua, tapi orang tua selalu meminta pada Allah agar anak-anaknya diberikan yang terbaik. Maka sejatinya sebagai anak, kita tau diri, tau diri. Inisiatif tanpa perlu diminta.

Selagi bisa melakukan yang terbaik untuk orang tua, lakukanlah.

Karakter setiap orang tua memang beragam, tidak perlu dibanding-bandingkan. Kita tidak bisa memilih siapa orang tua kita, begitu pun sebaliknya. Apapun itu datangnya dari Allah, dan apapun yang datangnya dari Allah itu baik adanya jika kita bersyukur.
Allah, I do really thank to You for giving me an amazing parent.

Tulisan ini saya dedikasikan khusus untuk Ayah Djoko, semoga segera diberi kesembuhan oleh Allah dan Ibu Hani. Thank you for everything. I love you both so muuch. I love you because of Allah :’)

Triana Winni

Baca Juga  Kesabaran Sebagai Katalisator

4 comments On I Love You Both So Much

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 - 4 = ?
Reload

Site Footer