Dalam proses mendidik anak baik di sekolah maupun di rumah pasti ada reward and punishment, seperti halnya dalam kehidupan beragama ada surga dan neraka. Tetapi hati-hati menghukum anak, jika keliru bisa berakibat tidak baik.
Sebagai seorang bapak, saya pernah menghukum anak saya Hana Fadhila Firdausi (12 tahun) dengan cara keliru. Saat kecil dia pernah melakukan kesalahan sehingga saya menghukumnya dengan cara memasukkannya ke kamar mandi, lampu saya matikan. Apa yang terjadi kemudian? Hingga saat ini, Hana takut gelap dan takut berada di ruangan kecil, padahal tahun ini ia masuk SMP. Saya sering meneteskan air mata bila mengingat kebodohan yang saya lakukan dulu kepada Hana.
Saat SD saya pernah pula dihukum gara-gara mandi dengan cara masuk ke dalam lubang sumur usai olah raga. Sumur di Lampung saat itu airnya sangat dekat dengan permukaan tanah sehingga dengan mudahnya saya bisa berenang di dalam sumur. Saya dihukum lari mengelilingi lapangan sepak bola setiap pagi selama satu bulan. Hasilnya? Saya justru semakin sehat wal afiat. Menghukum dengan tepat itu baik, namun menghukum sembarangan akan menghasilkan kenangan pahit tak terlupkan.
Omong-omong soal hukum menghukum, tersebutlah kisah tentang seorang anak SD bernama Gayus. Anak yang dikenal badung ini tanpa merasa bersalah buang angin alias kentut di dalam ruangan kelas. Bau sangat menyengat yang ditimbulkannya membuat guru dan semua murid menutup hidung sambil menggerutu.
Kesal dengan ulah Gayus, ibu guru menghukumnya dengan cara mengeluarkan dia dari kelas. Mendapat hukuman seperti itu Gayus bukannya bersedih, ia justru tersenyum simpul. Bahkan saat sudah keluar ruangan kelas Gayus tertawa terbahak-bahak tiada henti.
Kepala sekolah yang kebetulan melihat kelakuan Gayus bertanya, “Kenapa kamu ada di luar saat jam pelajaran? Gayus menjawab, “Saya dihukum keluar kelas, pak.” Kepala sekolah melanjutkan pertanyaan, “Kamu dikeluarkan dari kelas malah tertawa-tawa, kenapa? Dengan tangkas Gayus menjawab, “Saya yang salah kok teman-teman saya yang dihukum. Teman-teman saya harus mencium bau busuk kentut saya di dalam kelas sementara saya disuruh keluar menghirup udara segar.”
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
13 comments On Hukumlah dengan Tepat
Hahaha…pagi2 mencerahkan hari, sasaran mengena bangeett, matur suwun pakde
Salam
hehehe,,, ada ada aja Kek,,,
pagi hari diduguhi cerita yang fresh,, smangat terus Kek
Salam SuksesMulia
Nova
JayaBerkah
hahaha
ngakak dulu, kek
@dr_want
Semangat Pagi, sarapan pagi yg menginspirasi. Jumat Sukses Mulia kek 🙂
hihiii, lucu
semangat pagi
saya suka baca tulisan kakek dan mba dhira 🙂
@sumiyuanast
Muehehehehehe
*tutup idung*
Wkwkwk, sangat menginspirasi pak….
Menyegarkan kek..
so inspiring, as always.. ^^
Ha ha ha….
Jadi inget pengalaman sendiri waktu nyium ‘wangi’ kentut di training TBNC jum’at malam….
memang kalau sudah expert. didalam tawapun ada pelejarannya.
terima kasih atas ilmunya pak jamil
hahaha…mantabs ceritanya..
pagi2 dh bikin senyum orang…
terima kasih Pak Jamil, saya sangat ingin suatu saat nanti bisa ketemu langsung dengan Pak Jamil krn saya menganggap Pak Jamil adalah guru saya yg bnyk memberikan inspirasi..
smoga Pak Jamil selalu diberi keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup dan terus menebar manfaat hingga akhir hayat.. 🙂
mantap kali ha ha
Ada kalanya kita sebagai orang tua melakukan kesalahan, semoga itu yang terkahir, tolong doaakan saya Pak, Nuhun pisan