Home Schooling: Menikmati Pertumbuhan

Share this

Pekan lalu saya bercerita bahwa tahun ini saya mengeluarkan anak bungsu saya (Fikar, 13 tahun) dari sekolah. Kami mendidik secara langsung Fikar, dalam bahasa kerennya home schooling. Belajarnya mobile, berpindah-pindah, terkadang di Jakarta, Bogor, Pamulang tergantung mata pelajaran yang sedang didalami.

Gurunya Fikar banyak, ada saya, mamanya, ibunya, empat kakaknya, guru tahfihznya, pelatih sepakbolanya dan para tokoh. Oh ya, secara berkala, Fikar saya ajak bertamu ke rumah para tokoh untuk ngobrol dan berdiskusi tentang banyak hal. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Fikar saat jumpa tokoh banyak yang diluar dugaan saya, lucu, mencerahkan dan mengagetkan saya.

Fikar bersama Jason saat di Halal bi Halal Alumni Akademi Trainer
Fikar bersama Jason saat di Halal bi Halal Alumni Akademi Trainer
Di moment tertentu, Fikar menggelar barang dagangan untuk dijual. Dari segi hasil memang tidak seberapa menurut ukuran saya, hehehe. Tetapi yang terpenting adalah proses pembelajaran dan penyadaran tentang bisnis dan mencari nafkah. Selain itu, kami juga bersepakat bahwa Fikar juga belajar dari guru virtual di youtube. Setiap hari, selama 30 menit Fikar nonton video-video pilihan yang ada di youtube.

Memang home schooling ini terasa lebih menguras energi, namun melihat perkembangan Fikar saya sangat bersyukur. Kepercayaan dirinya meningkat, sikap dan perilakunya semakin mempesona, kuantitas dan kualitas ibadahnya jauh lebih baik dan tentu saja saya berharap hasil jangka panjangnya berdampak besar bagi masa depannya.

Kini, saya semakin paham bahwa tidak semua anak bisa berkembang baik melalui sekolah formal. Ada anak yang justeru bisa berkembang pesat saat ia dididik di luar sekolah formal, salah satu contohnya Fikar anak saya. Anak bungsu saya ini, mengalami percepatan pertumbuhan justeru setelah tidak ikut sekolah formal, saya benar-benar menikmati pertumbuhan anak saya. Alhamdulillah.

Baca Juga  Kuasai Sedikit Untuk Mendapatkan Banyak Hal

Untuk mendapatkan ilmu tidak musti harus ikut sekolah formal, banyak cara dan banyak media yang bisa menjadi sumber ilmu. Sayangnya, pakem atau persepsi sebagian besar masyarakat adalah sekolah formal itu wajib. Tidak sekolah itu identik dengan bodoh dan gagal. Padahal, ada tipe atau jenis anak yang lebih cepat berkembang bila ia belajar di luar sekolah formal.

Bagi saya, yang wajib itu menuntut ilmu bukan sekolah. Dan menuntut ilmu bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Semua hal di sekitar kita, bisa kita jadikan guru. Setuju?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

1 comments On Home Schooling: Menikmati Pertumbuhan

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 + 2 = ?
Reload

Site Footer