Saya pernah mendapat kiriman meme di social media yang bunyinya “hidup tidak semudah cocote motivator”. Setelah saya mencari tahu mengapa meme itu tersebar ternyata ada dua sebab utama yang melatarbelakanginya. Pertama, sang pembuat dan penyebar meme kecewa dengan sang motivator karena perilakunya tidak sejalan dengan apa yang mereka ajarkannya. Bahasa gaulnya “omdo” alias omong doang, kalau bahasa jawanya “jarkoni, bisa berujar tidak bisa ngelakoni”.
Kedua, sang pembuat dan penyebar meme merasa frustasi. Mengapa mereka frustasi? karena apa yang mereka rencanakan dan susun di tempat training dengan penuh semangat ternyata tidak terwujud bahkan mengalami kegagalan. Seru saat training, tetapi lesu saat menjalaninya. Semangat saat training tetapi mudah putus asa saat di kehidupan nyata. Yakin dengan target, impian dan capaian yang disusun saat training, tetapi loyo saat menjalaninya.
Sebagai salah satu inspirator, yang juga biasa disebut motivator, maka saya juga salah satu yang ikut “tertuduh” dengan meme tersebut. Saya kemudian bercermin, benarkah apa yang mereka tuduhkan? Ya, tuduhan mereka sebagian ada benarnya. Ternyata tidak semua yang diajarkan trainer saat memberikan training sang trainer juga ikut melakukannya
Saya pernah bertemu dengan trainier yang mengajarkan pentingnya visi atau mimpi dalam hidup. Namun saat saya bertanya “apa mimpi Anda?” Sang trainer pun bingung menjawabnya dan dengan lirih dia berkata “jujur, saya bingung apa mimpi hidup saya”. Semoga trainer semacam ini jumlahnya tidak banyak dan tidak menular. Hehehe…
Bagi Anda yang berprofesi sebagai trainer, saran saya setiap malam sebelum tidur bertanya dan mengingatkan diri sendiri “dari apa yang saya ajarkan, apa yang belum saya jalankan? Ingatlah, Allah swt sangat membenci dan murka dengan orang yang pandai mengatakan kebaikan tetapi ia sendiri tidak menjalankannya.”
Pelajaran lain yang saat dapatkan, training itu waktunya singkat dan terbatas. Tidak baik apabila kita meminta peserta untuk melakukan action-action besar yang menantang. Apabila Anda ingin melakukannya, pastikan ada kegiatan lanjutan berupa pendampingan, mentoring dan coaching. Apabila hanya training saja, mintalah peserta membuat satu langkah saja yang bisa dilakukan usai training.
Yakinlah, satu langkah itu mengundang langkah-langkah yang lain. Ada “The Magic of One step” kata guru saya. Begitu kita melakukan satu langkah, maka langkah lain akan menyusul semakin banyak. Secara psikologis kita semakin percaya diri dan berani melakukan langkah-langkah besar yang lain.
Nah, apa langkah kecil (kebaikan) yang Anda lakukan setelah membaca tulisan ini?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
1 comments On “Hidup Tidak Semudah Cocote Motivator”
Langkah kecil saya adalah men share kek. Mdh2n dengan share ini ada orang (motivator, trainer, ust dsb) bisa sesuai apa yg dia ucapkan.