Hari kedua di Turki saya habiskan di kota Bursa. Kota yang pernah menjadi ibukota kekhalifahan Turki Usmani pada tahun 1326 – 1365. Di kota ini, saya dan rombongan mengawali kunjungan ke Pegunungan Uludag yang indah dan dipenuhi salju.
Kunjungan kedua kami ke Green Tomb dan kawasan pemakaman keluarga Sultan Mehmet 1. Kunjungan ketiga ke Masjid Ulu Camii (Masjid Agung) yang memiliki 20 kubah. Pada tahun 2014 oleh UNESCO kedua tempat ini dinobatkan sebagai warisan dunia.
Saat kami berkunjung, Bursa adalah kota yang dipenuhi salju. Bagi saya, melihat tanaman yang dedaunannya dipenuhi salju sehingga seolah-olah daunnya berwarna putih adalah pengalaman pertama yang mengesankan. Berulang kali saya berucap Masya Allah… Masya Allah…Masya Allah sebagai ungkapan kekaguman saya atas ciptaan Allah swt yang luar biasa ini.
Berkesempatan memegang salju yang putih bersih dan lembut juga peristiwa yang sangat membahagikan hati saya. Saya pun berbisik dalam hati “beginikah surga? Dimana kita disuguhkan oleh Allah swt suatu hidangan yang belum pernah kita lihat, dengar dan rasakan saat hidup di dunia. Sungguh itu adalah kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa.”
Saya menjadi teringat saat saya ada pertemuan para pemberdaya dari berbagai belahan dunia di Philipina. Sahabat saya dari Tibet, setiap hari minta diantar ke ke pantai untuk sekedar duduk dan memandangi laut. Bagi dia, laut adalah surga karena di Tibet ia tidak pernah melihat laut. Sesuatu yang baru, menarik dan indah dimana kita belum pernah melihat, mendengar dan merasakan adalah surga, setidaknya buat saya.
Surga dunia bagi saya sudah terasa sangat nikmat dan membahagiakan. Bagaimana surga yang sesungguhnya? Saat meninggalkan kota Bursa, saya berdoa lirih “Ya Rabb, izinkan kelak saya, orang-orang yang saya cintai dan mencintai saya bisa bersama merasakan kenikmatan dan kebahagiaan surga yang Engkau persiapkan. Bantu hamba-Mu ini untuk selalu memantaskan diri mendapat hidangan surga sembari menatap wajah-Mu”
Kusadasi – Turki, 19 Januari 2021
Jamil Azzaini