Salah satu kegemaran saya adalah menerima tamu di rumah. Setelah bertamu ke rumah, ada yang semakin dekat dengan saya ada juga yang menjauh. Kok bisa? Saya baru tahu beberapa hari yang lalu melalui seorang teman saya, mereka yang menjauh ternyata karena kecewa. Kecewa karena rumah, mobil dan perabotan yang saya miliki tidak semewah yang mereka bayangkan.
Antara sedih dan bersyukur saya mendengar penjelasan sahabat saya itu. Sedih karena ternyata ada orang yang menjadikan dekat dan jauh seseorang hanya karena benda-benda materi yang dimilikinya. Bersyukur karena saya menjadi tahu, mana teman sejati dan mana teman yang oportunis.
Saya sangat menyadari bahwa kelak pertanyaan Allah SWT tentang berbagai karunia yang telah diberikan di dunia hanya satu pertanyaan. Namun khusus untuk harta ternyata Allah SWT menanyakan dua pertanyaan. Rasulullah SAW bersabda, “Kedua telapak kaki seorang anak Adam di hari kiamat masih belum beranjak di sisi Tuhannya sebelum ditanya mengenai lima perkara: tentang umurnya, apa yang telah dilakukannya? Tentang masa mudanya, apa yang telah dilakukannya? Tentang hartanya, dari mana dia memperolehnya? Dan untuk apa dibelanjakannya? Tentang ilmunya, apa yang dia kerjakan dengan ilmunya itu?” (HR. Ahmad dan At Tabrani)
Dalam urusan harta, bukan hanya cara memperolehnya yang ditanya oleh-Nya tetapi bagaimana harta itu digunakan juga akan ditanya oleh Sang Pencipta. Maka pastikanlah harta yang kita miliki diperoleh dengan cara yang halal dan pastikan pula dibelanjakan dengan cara halal dan banyak memberi manfaat serta menyelamatkan untuk kehidupan akherat.
Kelak kita tidak akan ditanya, “Mengapa mobil dan rumah kamu tidak mewah padahal Aku (Allah) sudah memberikan rezeki berlimpah?” Tetapi kita akan ditanya, “Mengapa kau bisa tidur nyenyak sementara tetanggamu ada yang kelaparan?” Hidup di dunia ini tidaklah lama. Sementara hidup di akhirat itu bukan hanya seribu tahun, sejuta tahun, semilyar tahun, atau setrilyun tahun, tetapi hidup di akhirat itu selama-lamanya, abadi. Orang-orang cerdas pasti akan memilih kehidupan yang abadi.
Sadarilah, walau kita menjadi orang terkaya di dunia dan kemudian seluruh hartanya kita sumbangkan untuk kepentingan banyak orang, rasanya belum pantas ditukar dengan kehidupan abadi dan berbagai kenikmatan yang ada di dalamnya. Maka kejarlah kehidupan abadimu tanpa melupakan kehidupan duniamu. Harta yang menyelamatkan adalah harta yang kita sedekahkah bukan yang disimpan apalagi dipamerkan. Semakin sukses hidup kita harus pula semakin mulia (memberi manfaat) kehidupan kita.
Ya Allah, jauhkan kami dari keangkuhan, kesombongan dan keserakahan duniawi. Jadikan segala karunia-Mu sebagai jalan untuk mempermudah bertemu dengan-Mu di dalam kehidupan abadi yang telah Engkau siapkan. Mungkinkah aku berada di tempat mulia itu?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
Tulisan ini pernah dimuat di website ini tahun 2012. Namun saat banjir Jakarta 2013 server kami down sehingga banyak tulisan yang hilang. Setiap hari libur, Sabtu & Minggu kami akan menampilkan kembali tulisan yang hilang tersebut secara berkala. Selamat menikmati.
12 comments On Hartamu Menyelamatkanmu?
Sangat menginspirasi sekali pak jamil. Semoga bapak selalu menjadi jalan petunjuk utk setiap orang yg ingin menemukan jalan kehidupan abadi di akhirat kelak. Salam sukses mulia (Saya Indra, Peserta pelatihanmu di Pt sayap mas utama/ pin Bb 2a4ecdca)
Terima kasih Kek, pagi ini semakin lengkap dengan suguhan tausiyah yang luar biasa.. Ijin share..
Amin Ya Allah Ya Robbal Alamin. Semoga dijauhkan dari keangkuhan, kesombongan dan keserakahan duniawi.
Karena harta yang menyelamatkan adalah harta yang kita sedekahkah bukan yang disimpan apalagi dipamerkan.
Mudah-mudahan Bapak semakin sukses dan semakin mulia.
Amin YRA, mari saling mendoakan
Subhanallah…inspiratif kek
awesome thank u so much sir !
Seperti habis ditampar kek Jamil..
Tulisan kek jamil salalu menginspirasi,terima kasih
walaupun udah pernah baca,,, tp tetap merinding…
Insyaalah apa yg kita berikan akan bermanfat buat orang banyak dan menjadi penuntun kita jika kita salah melangkah.
mancab…
Amiin YRA