Gelisah itu, saat kita terlalu banyak melanggar ketentuan-ketentuan-Nya. Meninggalkan apa yang diperintah oleh-Nya, melakukan apa yang dilarang-Nya. Kita tinggal di hamparan yang sudah disiapkan. Kita menikmati banyak fasilitas yang disiapkan secara cuma-cuma oleh-Nya tetapi kita tidak taat kepada-Nya.
Gelisah itu, saat usia kita sudah lebih dari 20 tahun tetapi kita belum tahu apa kelebihan kita, apa keunikan kita, apa passion kita. Padahal, hidup yang terbaik adalah fokus kepada kelebihan dan keunikan yang kita miliki. Hidup bukan asal hidup. Bekerja bukan asal bekerja. Hidup itu mengoptimalkan apa yang menjadi kelebihan kita.
Gelisah itu, saat prestasi atau hasil kerja kita di kantor nilainya jauh lebih rendah dibandingkan penghasilan yang kita bawa. Selisih negatif ini membuat harta kita kurang berkah, membuat hidup kita sering resah dan gelisah. Sebab bekerja yang terbaik itu saat hasil kerja dan prestasi kita jauh melebihi dari bayaran yang kita bawa pulang.
Gelisah itu, saat perubahan begitu cepat sementara proses dan cara belajar kita masih lambat. Khawatir bila akhirnya kita tertinggal dan terkubur oleh perubahan. Sungguh rugi bila di luar kita berubah sementara kita enggan berbenah.
Gelisah itu, saat beberapa hari lagi anak perempuan kita hendak menikah. Perasaannya campur baur susah diuraikan dengan tulisan.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
2 comments On Gelisah Itu
Bener banget ya… Setuju kek
Salim