Ada pesan bijak di kalangan pebisnis : “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mau mati meninggalkan belang, pemimpin pergi meninggalkan kinerja.” Lantas apa yang menjadi ukuran kinerja seorang pemimpin? Ada yang menggunakan indikator target yang selalu tercapai, ada yang menggunakan indikator anggota timnya menjadi lebih berdaya.
Saya termasuk kelompok kedua, mengukur kinerja pemimpin dari kemampuannya memberdayakan anggota timnya. Apakah tercapainya target tidak penting? Tentu penting banget. Namun, apabila kita fokus utamanya kepada tercapainya target, boleh jadi anggota tim kita akan tersiksa dan menderita. Sebaliknya, apabila fokus kita kepada pemberdayaan anggota tim, mereka dengan penuh suka cita akan mewujudkan target yang telah disepakati bersama.
Simon Sinek pernah mengingatkan “Apabila pemimping fokus kepada angka-angka (target) ia akan ditinggalkan tim terbaiknya. Tetapi bila pemimpin fokus mengembangkan anggota timnya, maka saat angka-angka dalam bisnis bermasalah, anggota timlah yang akan menyelamatkannya.”
Fokus merawat tim diawali dari kesadaran sang pemimpin bahwa keberadaan ia sebagai seorang pemimpin adalah dalam rangka menumbuhkan dan menggerakan anggota tim. Menjalankan kepemimpinan bukan karena job description, tetapi karena panggilan jiwa, menjalankan misi di bumi dan memanusiakan manusia.
Sang pemimpin memang menetapkan target tertentu agar anggota tim tahu arah yang hendak dituju. Namun setelah itu, ia akan fokus menanamkan kesadaran kepada anggota tim akan makna pekerjaannya, legacy yang bisa ditinggalkan dengan pekerjaan itu, memotivasi dan menginspirasi anggota tim untuk memberikan kontribusi terbaik dengan penuh suka cita serta menyelaraskan anggota tim sehingga memunculkan rasa cinta dan kepedulian dengan sesama anggota tim.
Fokus mengejar target membuat bekerja dalam tekanan. Fokus merawat tim membuat bekerja penuh kenikmatan dan kebahagiaan yang pada akhirnya membuat target mudah tercapai. Asyik khan?
Salam SuksesMulia
Jakarta, 08 Maret 2021
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia