Oleh : Fauzi Rachmanto
Apa yang terjadi ketika para pemimpin ada di bawah tekanan? Ada yang tidak bisa bertahan, kemudian hancur. Dan sebagian lagi sanggup bertahan, dan dikemudian hari semakin berkilau. Tekanan, bagi para pemimpin yang bertahan tersebut, tidak menghancurkannya, namun justru mengeluarkan kemampuan terbaiknya.
Seperti para penikmat kopi umumnya, saya menyukai espresso. Secangkir kecil kopi, namun bukan sembarang kopi. Espresso bukan seduhan biasa, kalau Anda suka kopi seperti saya, maka espresso enak dinikmati tanpa campuran apapun.
Rasanya? Tidak terlukiskan. Begitu dihirup, keseluruhan aroma, rasa, dari esensi kopi yang kental ini seolah bercerita darimana biji kopi tadi berasal. Begitu murni, dan meninggalkan after taste yang luar biasa.
Dan tentu saja, untuk bisa membuat secangkir kecil espresso, perlu persyaratan dan teknik khusus.
Espresso dibuat dari biji kopi yang digiling extra lembut, kemudian dipadatkan pada sebuah tempat khusus. Menggunakan espresso machine, kopi padat ini kemudian dilewati air panas bersuhu sekitar 92 derajat celsius dengan tekanan 9 bar, atau sekitar 130 psi ( pounds per square inch), lebih kurang seperti tekanan kompresor yang sedang memompa ban truk. Air panas bertekanan ini melewati bubuk kopi padat selama lebih kurang 30 detik.
Hasilnya? Esensi kopi seolah “diperas” keluar melalui proses ini. Jika Anda memperhatikan apa yang keluar dari mesin espresso, maka Anda akan mendapati cairan emulsi yang berwarna kemerahan yang disebut “crema” mengalir pelan membawa keseluruhan rasa dan aroma kopi. Ini yang sulit dihasilkan oleh teknik penyeduhan lain.
Suhu air dan tekanan dalam hal ini berperan penting. Sekalipun kita tempatkan bubuk kopi terbaik pada mesin, tanpa dua unsur ini, mustahil espresso dapat dihasikan.
Suhu air yang panas, dan tekanan yang tinggi, ternyata justru mampu mengeluarkan “crema”, hal terbaik yang dapat dihasilkan dari bubuk kopi.
Situasi ini mirip dengan tugas yang diterima seorang pemimpin. Peran yang dijalankan terkadang penuh tekanan, dan tidak jarang sang pemimpin harus berada dalam suhu yang “panas”. Namun justru suhu dan tekanan tadi yang akan membuat pemimpin mengeluarkan “crema” nya. Kemampuan terbaiknya.
Pemimpin hebat tidak akan terbuai dengan keadaan yang tekanan dan suhu nya sudah mampu mereka hadapi. Bahkan, mereka secara sadar menciptakan penambahan tekanan dan peningkatakan suhu bagi mereka sendiri. Ketika mereka sudah mampu menyelesaikan sebuah tantangan, maka tantangan baru pun sengaja mereka siapkan.
Kalau Anda pemimpin bisnis, hal-hal seperti peningkatan target omzet, peluncuran lini produk baru, perluasan area pemasaran, hingga bertambahan kewajiban yang harus dilunasi, bisa jadi akan memberikan tekanan dan menaikkan suhu. Dan bisa jadi tekanan demikian kuat sehingga rasanya ingin menyerah saja.
Percayalah, seperti halnya espresso, justru tekanan- tekanan tersebut adalah jalan bagi Anda sebagai pemimpin bisnis, untuk dapat mengeluarkan kemampuan terbaik.
Salam SuksesMulia!