Jangan pernah menggunakan “satu jurus” saat menasihati orang lain. Misalnya, tidak semua orang cocok dengan nasihat “ATM” (Amati, Tiru, Modifikasi) saat berbisnis. Mereka yang bermesin kecerdasan Intuiting akan lebih nyaman dan berkembang dengan ide dan gagasannya sendiri daripada melakukan ATM.
Tidak semua orang juga cocok dengan nasihat, “Sudah resign saja kalau mau kaya, lebih baik jadi pengusaha saja.” Ketahuilah, tidak semua orang punya passion dan talenta menjadi pengusaha. Lagi pula, seperti kata mas Sandiaga Uno, “Bekerjalah dulu sebaik-baiknya dengan orang lain sebelum Anda menjadi pengusaha.”
Berilah nasihat dengan ilmu dan pandangan yang memadai, jangan asal memberi nasihat. Hal ini juga berlaku apabila kita peduli atau berempati kepada orang lain. Berempatilah dengan ilmu dan tahu kondisi orang yang kita beri empati. Kisah berikut bisa menjadi pelajaran.
Ada seorang wanita cantik yang baru selesai mengikuti pelatihan hipnoterapi. Dia begitu bersemangat menawarkan terapi kepada banyak orang. Begitu ada orang yang terlihat menyendiri dan diam maka ia akan datangi untuk kemudian diterapi.
Suatu hari, ia melihat keponakannya di pinggir lapangan berdiri sendiri sementara teman-temannya bermain bola di tengah lapangan. Sang pembelajar terapi inipun mendatangi keponakannya dan berkata, “Bolehkah tante menemanimu?”
Dengan tetap memandangi teman-temannya bermain bola di tengah lapangan, sang keponakan menjawab, “Boleh tante.” Rasa empati mulai muncul di hati wanita ini, ia mulai membatin, “Kasihan keponakanku, teman-temannya bermain sepak bola, ia hanya berdiri di pinggir lapangan.”
Maka sang wanita ini memberanikan diri berkata, “Keponakanku, kamu gak perlu minder dengan teman-temanmu. Kalau kamu ingin menjadi anak hebat, kamu harus berani bermain dengan teman-temanmu. Ayo kamu ke tengah lapangan, ikut bermain bola dengan teman-temanmu.”
Mendengar kata-kata ini, sang keponakan menjawab, “Iya tante, ini saya juga sedang main sepak bola dengan mereka. Saya ini penjaga gawang, jadi berdirinya di sini, di dekat gawang, bukan di tengah lapangan.”
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
22 comments On Empati itu Ada Ilmunya
Tulisan yang renyah dan menarik. Inspiring
Ini kang Tantan saya tambah kecap dan sambal biar tambah enak dan renyah, hehehe
Sangat menggelitik kek. Karena saya juga termasuk org yg tdk bisa menerapkan “ATM” dan tidak bisa mnegajukan resign, padahal ingin jadi pengusaha. Hehehe…..
alhamdulillah….
pagi yg suegerr….inspirasinya….
sukses inspiratif, mantap mas
Semisal sayA ni sdang bekerja di suatu perusahaan kek, tp ortu saya punya usaha, mertua saya punya usaha,, mereka menjalankan usaha nyA sendiri,, apa saran kek jamil bila saya berhenti kerja resign, dan kemudian membantu usaha bapak dan mertua saya,, usaha bapak saya memaang saya sukai dan sedang saya kembangkan, tp saya tdk bsa fokus bila saya sambil kerja , yg ada malah saya kurang rajin kerja di perusahaan tmpat saya kerja,, gmna saran nya kek,, please,,
Minta izin orang tua untuk megelola usaha. Bila diizinkan buat perjanjian yang jelas dan kelolah dengan sebaik-baiknya
Siapp kek,,,
Wah dpt ceritanya dr siapa itu beh?bearti tantenya ga gaul itu beh hehe
KerON, setiap tulisan babeh ada cerita singkat sehingga mudah dicerna, membuat tulisah lebih inspiratif.
Tantenya perlu dibawa ke pulau seribu, hehehe
Aseeemm … Menyesuaikan diri
Empatinya salah sambung…..xixixiiii. empati need softskill ya pak
Suegerrr dan inspiratif ceritanya Mas Jamil … He..He..He..
Hiyahahaha…closingnya pecah bgt kek…kompor gaaas keeek…
Kapan main ke surabaya lagi kek?
haha, tantenya sok tau
Hahahahahahahaha..itu pasti Tantenya njundhal kaget ya kek jamil???hihihihiihihihih…mantaaappp dah kek joke nya..
Selalu menarik kek
Pak Jamil… kena banget deh..
Akhir-akhir ini lagi diskusi sama suami, untuk mematangkan visi kami berdua, impian berdua.
Sepertinya saya masih belum memahami bagaimana cara meengencourage suami saya. Baca tulisan ini tentang bagaimana menyampaikan nasihat (pemikiran) kepada orang lain kena banget…
Dan kena banget juga bagian, bekerjalah sebaik-baiknya dengan orang lain dulu sebelum jadi pengusaha. Bismillah, doakan ya Pak ^^
terima kasih sahring cerita dan inspirasinya pak jamil…salam sukses.
Betul Pak, setiap orang sbnrnya sangat spesifik. Nasehat2 spt itu takutnya terbaca oleh orang yg blm dewasa secara mental dan dijadikan senjata melawan nasihat ortu yg menurut mereka udah jadul. Gak baik menasehati seekor ikan untuk terbang, atau menasehati seekor burung untuk berenang 🙂 Semua tergantung bakat yg dimilikinya. Salam Sukses
kereeen banget mas…tantenya terlalu semangat tu…hehe
tantenya ngegemesiiiin