Dompet Ajaib

Share this

Mampukah anda bertahan hidup tatkala tersesat di sebuah hutan sementara perbekalan anda habis? Mampukah anda sampai pada tujuan ketika dalam perjalanan sementara dompet dan seluruh isinya dicopet penjahat? sebagian mungkin menjawab “mampu” sementara sebagian lain sebaliknya. Atau ada juga yang menjawab “tergantung kondisinya”.

Seringkali kita mendengar keajaiban yang terkadang tidak dipahami akal. Misalnya seseorang sembuh dari penyakit menahun hanya gara-gara hal sepele yang tidak disengaja. Atau seseorang yang mendapat hadiah umrah gratis tanpa jasa apa pun. Dengan keajaiban-keajaiban yang terjadi pada orang lain itu, terkadang kita bergumam “andai terjadi pada saya…” atau ada juga yang berkomentar “ah, itu mah kebetulan saja”.

Yang menjadi pertanyaan saya adalah benarkah semua keajaiban senantiasa berbentuk kebetulan atau ada sebab yang mengawalinya? baiklah, kiranya cerita di bawah ini mampu memberikan jawabannya.

Ketika teman saya mengajak mengikuti sebuah seminar bergengsi, saya dalam keadaan kere alias tidak punya uang. Namun dengan kebaikannya, teman saya bersedia membayar semua keperluan mulai ongkos, makan dan lain-lain. Di akhir seminar, ternyata teman saya juga kehabisan uang karena disedekahkan seluruhnya ketika motivator menggelar sejadah sedekah berjamaah.

Bingung bukan kepalang, jarak tempat seminar dengan kampus sangat jauh. Oleh karena itu, tidak mungkin kami berjalan kaki. Salah satu cara yang kami lakukan adalah mencari tumpangan ke mobil orang lain yang searah, namun tidak satu pun mobil peserta yang ke Ciputat. Kami juga hendak mengamen, namun nyali belum berani melakukan hal itu. Jika kami nekat, nampaknya pakaian ini terlalu keren untuk ngamen. Hehe

Dengan berat hati kami pun memutuskan berjalan kaki. Entah bertahan atau tidak, itu urusan lain. Siapa tahu di jalan bertemu dengan kawan lama, lalu minta bantuannya, atau bisa saja kami membantu orang yang membutuhkan bantuan, lalu mendapat upah. Itulah yang ada di benak kami saat itu.

Baca Juga  Pandangan Kualitas Hidup Seseorang

Selangkah demi selangkah kami berjalan, sambil ngobrol agar tidak terasa lelah, tak terasa telah jauh melangkah. Tentu, dalam keadaan lapar dan haus, energi pun berkurang. Tidak lupa kami memeriksa kembali isi tas masing-masing, siapa tahu ada uang nyelip untuk membeli seteguk air. Namun nihil, hanya ada uang logam yang tidak cukup untuk beli segelas air saja.

Akhirnya saya berkata kepada teman, “Pak agus, saya akan membuka dompet saya sebanyak tujuh kali di setiap tujuh langkah”. Teman saya hanya tertawa melihat tindakan yang sedikit aneh. Namun seperti yang saya katakan pada artikel sebelumnya, keajaiban itu harus diciptakan. Siapa tahu dengan melakukan hal-hal yang “meskipun” itu ternyata mengundang keajiban.

Tujuh langkah pertama saya buka, ternyata masih kosong. Teman saya hanya merespon dengan senyum dan sedikit tertawa seraya berkata “jangan putus asa, coba lagi”. Tujuh langkah kedua pun tiba, ternyata dompet masih kosong. Setelah tujuh langkah yang keenam selesai, dompet belum juga dermawan. Saya tidak putus asa karena masih ada tujuh langkah terakhir yang kemungkinan terdapat keajaiban (perlu baca ulang artikel saya yang lalu, Satu Menit Lagi).

Dengan perasaan yakin dan harap kepada tuhan, langkah ketujuh pun tiba. Perlahan-lahan dompet saya keluarkan, lalu menyuruh teman menyaksikan langsung isinya. “Pak Agus, dalam hitungan tiga kita lihat bersama, Bismillahirrahmanirrahim. 1,2,3..” dengan nada penuh keyakinan. Anda tahu apa yang terjadi? Hey, apa yang terjadi? Subhanallah, ternyata dompet tidak dermawan juga, nihil. Hehe

Dalam keadaan seperti itu, tenaga dan pikiran terkuras, apakah kami putus asa? Sama sekali tidak, hanya saja perlu istirahat sejenak untuk mengumpulkan energi baru agar tidak pesimis. Lalu kami duduk di trotoar jalan untuk melepas letih dan mengipas keringat yang mengalir. Tiba-tiba teman saya melempar pertanyaan yang menggigit. “Pak Andi nanti mau beli mobil apa?” bayangkan, dalam keadaan lelah masih sempat terucap pertanyaan seperti itu. “BMW” jawab saya sekenanya.

Baca Juga  Early Warning System dari Alam

Setelah lama ngobrol ngalor-ngidul, saya menoleh ke belakang. β€œahah, ada mesin ATM” Gumam saya dalam hati. Tanpa pikir panjang, saya pun bangkit menuju ATM tersebut. “siapa tahu langkah ketujuh belum sempurna karena ATM belum diperiksa”. Sebenarnya saya sudah tahu saldo ATM, karena sudah diperiksa sebelum berangkat ke tempat seminar. Namun namanya juga menciptakan keajaiban, saya melakukan hal yang “meskipun”-meskipun tidak ada saldo, siapa tahu setelah dicek ternyata ada yang nyangkut.

Ketika memasukan PIN, sama sekali tidak ada keyakinan besar seperti halnya membuka dompet pada langkah terakhir tadi. Seperti orang biasa saja, tanpa harap besar, saya tekan informasi saldo. Tahukah anda apa yang terjadi? Subhanallah, ternyata saldo saya bertambah Rp.1,2 juta. Sungguh, ini adalah keajaiban yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin tiba-tiba saldo bertambah dalam hitungan jam, padahal sebelum berangkat belum ada. Ya, inilah namanya keajaiban.

Setelah semuanya selesai, saya memikirkan ulang untuk mencari penyebab keajaiban itu terjadi. Ternyata, beberapa hari sebelum peristiwa itu saya mengalami penipuan. Uang sebesar Rp.500 ribu hasil pinjaman saya transfer ke orang yang mengaku teman saya dalam sebuah telepon. Karena saya pikir orang tersebut teman dekat, saya pun membantunya. Setelah diteliti, ternyata bukan teman saya. Waktu itu ingin sekali marah, namun tiada guna. Akhirnya saya ikhlaskan semuanya bahkan saya doakan agar Allah menunjukan ke jalan yang lurus.

Lalu yang menjadi pertanyaan saya, siapa yang mentransfer uang tersebut? Setelah beberapa hari baru saya mengetahuinya, ternyata setahun yang lalu saya menjuarai sebuah perlombaan yang mana hadiah perlombaan tersebut berupa uang pembinaan yang belum ditransfer. Mungkin anda berkomentar, “lah berarti bukan keajaiban karena sudah pasti”. Pertanyaannya, mengapa uang tersebut diteransfer tepat pada saat saya amat membutuhkan. Itulah keajaiban.

Baca Juga  Suami Idaman (Lelaki Dilarang Baca )

Begitulah sebuah keajaiban datang jika diciptakan. Anda jangan ragu dengan sebuah impian, anda juga jangan takut melakukan hal-hal di luar kebiasaan orang umumnya. Justru dengan begitu anda menjadi orang luar biasa. Begitu juga dengan keyakinan, yakinlah bahwa masa depan hanya tuhan yang tahu. Jadi, karena ketidaktahuan kita itulah seharusnya kita berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkannya.

Jadi, kejaiban apa pun yang anda inginkan, termasuk pada dompet anda, maka anda sendiri yang harus membuatnya. Tidak ada peristiwa kebetulan, semuanya harus berjalan dengan hukum-hukum alam ciptaan Allah.

Saya yakin, anda pun mampu membuat keajaiban pada dompet anda. Asalkan lakukan tiga hal tanpa banyak protes yaitu sering memberi, rajin silaturahim dan berprasangka baik pada orang lain agar tabungan energi positif anda semakin penuh. Lalu sertakan keyakinan besar seolah telah melihat hasilnya, Begin with the end in mind.

Selamat mencoba!

Andi Badren

12 comments On Dompet Ajaib

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 + 4 = ?
Reload

Site Footer