Salah satu menu makanan favorit saya adalah Mangut Kepala Manyung Bu Fat Semarang. Maka ketika saya roadshow ke Semarang, Klaten dan Jogjakarta pada 27 – 31 Maret 2021 sengaja mampir ke warung makan tersebut. Setibanya di lokasi pada Sabtu 27 Maret ternyata warung nadi Bu Fat tutup.
Setelah itu saya sibuk dengan kegiatan roadshow sembari terus berharap bertemu dengan Mangut Kepala Manyung. Ketika tiba di Jogjakarta, untuk urusan kuliner saya lupakan Mangut Kepala Manyung. Saya lebih memilih Tengkleng Hohaah milik mas Saptuari dan Sate Klathak pak Ping milik mas Among Kurnia Ebo.
Setelah rangkaian acara roadshow yaitu bertemu dengan para entrepreneur, trainer dan memberikan qtraining di Telkom, Pesantren Properti, PLN, Gebyar Wirausaha dan Chevron tuntas saya pun kembali ke Jakarta pada Rabu 31 Maret 2021, sebelum makan siang.
Saya tetap ingin memuaskan “ngidam” saya menyantap Mangut Kepala Manyung. Untuk itu, sebelum meninggalkan hotel saya berikan tips kepada tukang parkir dengan nilai puluhan kali lipat dari yang biasa ia terima. Wajah tukang parkir itu saya lihat berbinar, senyumnya melebar, saat itulah saya berkata “mas doakan saya ya, saya ingin makan Mangut Kepala Manyung.” Tukang parkir itu sambil membungkukkan badan menjawab “injih pak.”
Setelah beberapa menit duduk di dalam mobil, saya kirim pesan ke teman saya di Semarang, mas Bambang Nugroho “mas tolong dicek dong, apakah warung Bu Fat buka?” Tidak berapa lama kemudian dia menjawab “Alhamdulillah hari ini buka, Mas Jamil posisi dimana?” Setelah itu kami saling berkirim pesan lewat whatsApp.
Menurut mas Bambang, apabila saya memaksakan diri makan siang di Bu Fat Semarang, Mangut Kepala Manyungnya kemungkinannya sudah habis karena menurut perkiraan, saya tiba di lokasi sudah lewat dari jam dua siang.
Akhirnya, saya pun memutuskan untuk tidak mampir ke Bu Fat di Semarang. Saya sampaikan ke rombongan yang ikut bersama saya “kita makan siang antara Klaten dan Kartosuro sebelum masuk jalan tol ya.”
Beberapa restoran sempat kami lirik, tapi tidak cocok dengan suasananya. Ketika jarak pintu tol semakin dekat saya berkata kepada driver saya “sudah gak perlu banyak pilihan, begitu ada warung nasi kita berhenti makan siang.”
Kami akhirnya berhenti di Rumah Makan Gudeg Bu Dul Kartosuro. Imajinasi kami semua adalah makan gudeng, sesuai dengan nama warung nasinya. Tetapi ternyata begitu masuk ke warung makan, berbagai menu tersedia. Salah satu menunya adalah Mangut Kepala Manyung. Saya pun memesan kepada petugas restoran “mas saya pesan Mangut Kepala Manyung ya.” Sembari menulis di selembar kertas lelaki muda itu menjawab “Kepala Manyung tinggal satu-satunya pak “
Dalam hati saya membatin “Alhamdulillah Ya Allah, keinginanku Engkau kabulkan. Terima kasih tukang parkir yang telah mendoakan saya. Doamu diijabah oleh Allah, doamu makbul.”
Sering-seringlah minta bantuan doa kepada siapapun, karena kita tidak tahu mana diantara lantunan doa itu yang lebih cepat tembus ke langit. Boleh jadi, doa tukang parkir lebih kuat mengetuk pintu langit dibandingkan doa kita. Wallahu’alam.
Silakan follow instagram saya @JamilAzzaini.
Salam SuksesMulia
Jakarta, 01 April 2021