Ada seorang manajer yang bertanya kepada saya “Pak Jamil, menurut bapak mengapa ada orang yang jabatannya sama tetapi gajinya berbeda padahal bekerja di perusahaan yang sama?” Saya pun kembali bertanya “Pernah minum air mineral? Mengapa harga air mineral berbeda antara harga di warung pinggir jalan dengan harga di hotel berbintang lima, padahal sama-sama air mineral?”
Dari saling mengajukan pertanyaan inilah akhirnya kami sampai pada pembahasan tentang talent acquisition. Alhamdulillah selama pandemi Covid -19, saya banyak menyerap ilmu dari para pakar talent acquisition dan para direksi maupun manager Human Capital dari berbagai perusahaan. Banyak perusahaan yang menyiapkan para talent (orang-orang pilihan) baik secara internal maupun eksternal.
Perubahan cepat yang saat ini terjadi, membutuhkan para pemimpin yang memiliki talenta. Apabila secara internal tidak mencukupi atau tidak memadai, maka perusahaan akan mencari talenta dari luar perusahaan. Talent dari dalam menjadi prioritas utama karena para pencari talent tidak ingin ada yang berkomentar “Halah, kalau orang seperti ini di dalam banyak, kenapa sich harus cari dari luar perusahaan.”
Oleh karena itulah, orang-orang yang memiliki talenta di atas rata-ratalah yang akan dicari dan mendapat tawaran paket yang menggiurkan dari perusahaan yang sedang mencari talenta. Mereka adalah orang-orang pilihan, memiliki sesuatu yang jarang dimiliki orang lain. Kehadirannya membawa energi dan perubahan ke arah yang lebih positif.
Saya menganggap, orang-orang semacam inilah yang dikejar-kejar rezeki. Mereka mendapat tawaran paket yang lebih menarik baik berupa gaji yang lebih tinggi, fasilitas yang lebih baik, lingkungan kerja yang sesuai dengan purpose dan values hidupnya, karir yang lebih menantang, pengembangan diri yang jelas, kesehatan yang lebih terperhatikan, punya waktu dengan keluarga yang lebih banyak dan berbagai pilihan lain yang meningkatkan kenyamanan dan keselarasan dengan panggilan jiwanya.
Memang dalam beberapa kasus, ada talenta yang memilih mendapat gaji lebih rendah namun ia mendapatkan hal lain yang sesuai dengan pilihan hidupnya. Intinya, daya tawar talenta ini jauh lebih tinggi dibandingkan kebanyakan rata-rata professional lainnya.
Menurut para pakar talent acquisition dan para praktisi human capital atau head hunter yang ilmunya saya serap, saya bisa merangkum beberapa karakter yang perlu dimiliki oleh para talent yang dicari banyak perusahaan. Anda ingin termasuk talent yang dicari banyak perusahaan alias orang yang ingin dikejar-kejar rezeki? Tiga hal yang saya rangkum ini, semoga menginspirasi dan membantu Anda.
Pertama, punya significant achievement di profesi yang dijalaninya. Penting bagi siapapun yang harganya ingin semakin mahal untuk punya banyak pencapaian atau prestasi yang diraih sesuai dengan bidang kerjanya. Selain pencapian target kerja di atas rata-rata industri, ia juga sering memenangkan kompetisi bergengsi yang diadakan oleh institusi resmi yang diakui kredibilitasnya.
Saya punya seorang client yang punya ciri khas, saat ia menjadi pemimpin sebuah tim maka tim yang dipimpinnya selalu menjadi tim yang terbaik baik secara internal maupun saat ditandingkan dengan tim dari perusahaan lain. Bahkan pernah ada 11 kategori yang dikompetisikan, 9 kategori direbut oleh tim yang ia pimpin.
Sang pemimpin, client saya ini menjadi incaran perusahaan lain, saya tahu karena setiap ia pindah perusahaan, ia mengundang saya untuk menginspirasi timnya. Saya pun ikut bangga dan bahagia karena ikut berkontribusi atas kesuksesannya itu. Harganya semakin mahal, kehidupannya semakin sejalan dengan impian hidupnya. Ingin seperti dia? Buktikan dulu dong dengan significant achievement. Apakah Anda Sudah punya? Atau Anda punya komitmen untuk punya banyak significant achiement dalam satu tahun kedepan?
Kedua, memiliki soft skill yang memadai. Mungkin ada yang bertanya, soft skill khan luas, boleh bisa lebih spesifik? Saya merangkumnya menjadi PRIA. Ya, talenta yang dicari banyak perusahaan saat ia punya soft skill PRIA yang merupakan singkatan dari, punya kemampuan Problem solving (P), Resilience (R), Innovation (I) dan Agile (A).
Apakah Anda seorang PRIA, seorang yang punya kemampuan problem solving yang handal, fokus kepada solusi dengan berbagai pendekatannya. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menemukan solusi. Kalau saya lebih senang menggunakan pendekatan appreciative inquiry, fokus kepada hal-hal yang positif atau kelebihan yang ada pada diri kita dan tim kita. Apa itu Appreciative Inquiry, insha Allah kita bahas di kesempatan lain.
Resilience atau daya tahan sangat diperlukan di era yang berubah begitu cepat dan tantangan yang semakin komplek, perlu bermental baja dan tidak mudah stress atau tertekan. Begitu pula, Anda perlu memiliki kemampuan inovasi yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Terobosan baru dalam bidang yang Anda tekuni perlu sering Anda lakukan. Dan soft skill yang terakhir yang perlu melekat pada diri Anda adalah agile yang ditandai dengan pikiran yang terbuka, mudah beradaptasi dan tidak baperan.
Ketiga, Abundance Mentality. Era sekarang adalah era berkelimpahan, banyak hal-hal gratis bisa kita dapatkan di social media. Banyak para psikolog positif yang mengatakan bahwa salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kebahagiaan di abundance era ini adalah dengan cara kita memiliki mental berkelimpahan. Senang membantu orang lain dan senang berkontribusi untuk hal-hal yang positif. Mereka memiliki positive vibes dimanapun mereka berada.
Apakah Anda memiliki ketiga hal tersebut di atas? Jika punya, maka bersiaplah Anda dikejar-kejar rezeki. Dan apabila ternyata Anda berpindah ke perusahaan lain, itu karena kompetensi Anda memang memadai, bukan karena termasuk barisan sakit hati.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia