Dicari: Pemimpin Terampil Interpersonal

Share this

Dalam dunia yang didominasi teknologi saat ini, keterampilan interpersonal justru menjadi semakin penting. Apa itu keterampilan interpersonal? Sederhananya, ia adalah keterampilan yang kita gunakan saat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Perusahaan saat ini bahkan mengambil mayoritas keputusan untuk merekrut bila kandidat kuat secara interpersonal.

Keterampilan ini menjembatani kesuksesan komunikasi ketika satu pihak ingin berkolaborasi dengan pihak yang lain. Tanpanya, bisnis bahkan hidup Anda keseluruhan akan sangat sulit. Dengannya, pintu peluang untuk Anda yang tadinya tidak ada, terbuka lebar.

Studi terkini dari Boston College, Harvard University, dan University of Michigan menemukan bahwa melatih soft skills secara formal, termasuk di dalamnya keterampilan interpersonal, dapat meningkatkan produktivitas dan menjaga loyalitas karyawan hingga 250 persen return of investment dari biaya melatihnya.

Jurnal Career Addicts turut membuktikan melalui risetnya, bahwa para manajer menilai pentingnya keterampilan interpersonal yang baik di poin 4,37 dari skala 1-5. Keterampilan personal berada di peringkat 2, tepat setelah kemampuan bekerja di dalam tim. Ketika Leader menduga bahwa ia memiliki keterampilan interpersonal yang baik semata karena ia pandai mengemukakan pendapat, disitulah ia keliru.

Interpersonal merupakan induk dari sejumlah keterampilan spesifik yang menyasar pada hubungan dengan orang lain. Pandai bicara tidaklah cukup. Diantara keterampilan spesifik tersebut, yang paling umum adalah; mendengarkan aktif, kolaborasi, menyelesaikan masalah, resolusi konflik, empati, diplomasi, dapat beradaptasi, dan mediasi.

Meskipun demikian, kesemua aspek yang perlu dikuasai untuk menjadi terampil secara interpersonal, bermuara pada 3 hal esensial berikut ini. bila Anda telah mampu menampilkannya dengan baik, maka besar kemungkinan Anda dengan lebih mudah menguasai interpersonal dalam berbagai setting dan level.

Baca Juga  Tiket Pesawat Untuk Orang Tua

Hal esensial pertama adalah menghargai orang lain. Ketika seseorang berbicara, dengarkanlah. Ketika seseorang memberikan umpan balik, terbukalah. Ketika seseorang membantu, berterima kasihlah. Kebutuhan mendasar seseorang adalah ingin dihargai dan diakui atas apa yang ia lakukan. Berikan pujian, pastikan mereka tahu Anda memperhatikan kerja keras mereka. Sampaikan bahwa Anda mengapresiasi ide mereka.

Hal esensial kedua adalah hadirkan kepedulian. Peduli pada kesejahteraan orang lain adalah sesuatu yang penting untuk dijaga. Ketika Anda melihat seseorang sedang berada dalam masa sulit, hari yang buruk, atau mengalami kejadian yang tidak menyenangkan, terhubunglah dengan mereka. Tanyakan bagaimana Anda dapat membantu, dengarkan mereka dengan penuh perhatian, bawakan kopi, buatlah pesan semangat dan taruh di mejanya, atau apapun yang bisa Anda berikan. Peduli pada orang lain tampak dari kebaikan kecil yang kita lakukan setiap hari.

Hal esensial ketiga adalah berminatlah pada orang lain. Kita sering kali terokupasi dengan masalah kita sendiri sehingga mengabaikan orang lain. Lain kali saat Anda mulai ingin mengeluh atau melepaskan amarah, cobalah alihkan energi Anda untuk berinteraksi dengan orang lain.
Tanyakan apa apa kabarnya, apa hobi, minat, dan ketertarikan mereka. Cobalah kenali orang lain dengan lebih mendalam. Jika Anda ingin terhubung dengan orang lain, Anda perlu mengekspresikan minat terhadap diri mereka.

Lihatlah bagaimana efek signifikan yang terjadi dalam hubungan Anda dengan orang lain, ketika Anda mempraktekannya. Bila Anda ingin menularkan semangat untuk terampil interpersonal pada tim Anda, maka sebagai Leader, ada dua cara yang bisa Anda lakukan.

Mulailah dengan membangun kultur kerja yang positif. Kultur kerja seperti ini ditunjukkan dengan hubungan kerja yang lebih baik antar rekan kerja. Temukan ide dan visi karyawan tentang kultur kerja seperti apa yang menjadi aspirasi mereka. Studi oleh Associations of Accounting Technicians (AAT) pada 2000 responden menunjukkan bahwa 8 dari 10 orang menolak gaji yang lebih tinggi bila itu artinya harus bekerja dengan orang atau lingkungan yang tidak mereka sukai.

Baca Juga  Pertarungan Hati

Cara kedua adalah membangun aktivitas tim. Buat pertemuan informal sebagai tim untuk saling mengenal lebih dekat. Buat aktivitas rutin yang mengakomodir kesukaan bersama. Bisa makan siang, jalan-jalan, olahraga, atau mengembangkan diri bersama. Kegiatan seperti ini akan menciptakan ikatan yang lebih kuat antar karyawan. Kita mungkin tidak selalu cocok dengan tiap kepribadian, tapi kultur tim yang kuat akan menjembatani konflik dan menciptakan harmoni.

Bersama-sama ikut pelatihan bisa juga jadi kegiatan pengembangan diri yang dipilih. Anda bisa join di pelatihan publik yang akan diadakan Kubik Leadership, ESSENTIAL LEADERSHIP TRAINING tanggal 1-2 November 2018 di Hotel Mercure Surabaya. Menariknya, Anda juga mendapatkan assessment Essential Leadership dan program online bersama Jamil Azzaini, Inspirator SuksesMulia, sepaket dengan pelatihan ini.

Info lebih lanjut klik https://www.kubikleadership.com/essential-leadership/ atau hubungi: Murni (021) 29400100 / 082111999022.

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
5 * 2 = ?
Reload

Site Footer