Beberapa waktu yang lalu, saat ada perjalanan bisnis ke Bali, saya pernah upload sebuah foto. Di dalam foto itu, saya mengenakan sarung berwarna coklat dan baju batik berwarna ungu. Latar belakang foto adalah Pantai Kuta Bali. Karena memang saat pemotretan dilakukan, saya baru saja melakukan salah satu kesukaan saya, yaitu mandi dan berenang di pantai.
Beberapa saat setelah foto dipajang di media social milik pribadi saya, berbagai komentar berdatangan. Bahkan ada yang japri “pak, bapak itu CEO, foto yang diupload diseleksi dong.” Ketika itu saya tertegun, sebab selama ini saya sering mengupload foto tanpa mempertimbangkan jabatan atau profesi saya. Apabila saya suka foto yang saya punya, ya saya upload, hehehe.
Sebuah foto ternyata mengirimkan banyak pesan. Oleh karena itu, banyak foto yang didisain agar pesan yang diterima sesuai harapan. Orang yang mahal senyum sekalipun, saat berfoto bisa terlihat senyum karena semua diminta mengucapkan “cis…..” Ternyata foto bisa menjadi alat pencitraan.
Saya menjadi teringat ketika saya berkunjung ke Amerika Serikat pada April 2014. Saya melakukan pemotretan pencitraan di depan Gedung Putih. Saat itu, di Woshington DC suhu sedang sangat dingin sehingga saya menggunakan jaket tebal. Namun karena saya ingin memperkenalkan batik, saya buka jaket itu dan saya berfoto dengan busana batik yang saya cintai sembari menahan dingin yang amat sangat. Foto itupun kemudian saya upload. Saya sedang melakukan pencitraan bahwa saya menyukai batik, hehehe. Jamil adalah batik, batik adalah Jamil.
Maka, jangan mudah mengambil kesimpulan hanya karena sebuah foto yang tidak alamiah. Ada pesan, tujuan, maksud dibalik sebuah foto yang disebar. Oleh karena itu, saat banyak orang ramai membahas foto yang beredar di social media dimana di dalam foto itu seolah-olah mencerminkan kasih sayang dan wajah yang tertindas, saya pun tersenyum. Lho koq? Ya, karena saat pemotretan dilakukan, ada sahabat saudara saya di ruangan itu yang ikut menyaksikan skenario pemotretannya.
Di era yang sangat mudah mengupload foto ini, jangan mudah percaya, jangan mudah mengambil kesimpulan dan judgement dengan foto yang tersebar di social media. Banyak motif, banyak tujuan, dan banyak kepentingan dibalik sebuah foto. Tentu termasuk foto saya, hahaha.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook