Saya pernah mengajak seseorang untuk berbuat kebaikan tetapi ditolak. Orang itu berkata kepada saya, “Ogah, ah. Entar riya dan gak ikhlas.” Kemudian saya balik bertanya, “Lantas, kebaikan apa yang sudah kamu lakukan?” Orang itu menjawab, “Kebaikan tak perlu ditunjukkan.” Saya langsung bertanya, “Mengapa?” “Biar orang tahu bahwa saya tidak suka pamer,” jawabnya cepat.
Guru kehidupan saya pernah berkata, “Orang yang tidak pernah menunjukkan perbuatan baiknya bukan berarti dia itu ikhlas atau tulus. Saat dia tak melakukan kebaikan karena ingin dianggap tak suka pamer maka pada saat itulah dia sudah tidak tulus. Justru orang ini sebenarnya gila pujian namun disembunyikan.”
So, mana yang Anda pilih, “Berbuat atau diam karena takut tak ikhlas?” Saya lebih memilih berbuat. Apabila saat melakukan kebaikan tersirat ingin dapat pujian maka segera luruskan niat dan kemudian mohon ampun kepada Sang Maha Pengampun. Dengan cara ini, saya yakin otot-otot terlatih untuk berbuat kebaikan.
Sementara bila Anda hanya diam, maka otot-otot terlatih untuk mencari alasan. Seoalah-olah Anda tampak tulus padahal pada hakekatnya Anda gila pujian dan pemalas. Saat ada orang berbuat baik Anda berkomentar, “Ah ngapain ikutan cuma cari sensasi dan pencitraan.” Bagi saya yang berbuat baik jauh lebih baik dibandingkan yang hanya berkomentar sembari merasa sudah banyak amalnya.
Setan itu mengganggu siapapun. Setan menganggu orang yang berbuat baik secara terang-terangan dan setan juga mengganggu orang yang tak mau kelihatan berbuat baik. Maka tampakkanlah kebaikan saat memang perlu ditampakkan dan sembunyikan kebaikan yang kita lakukan saat memang perlu disembunyikan.
Berbuat baik yang tampak atau menunjukkan kebaikan bukan pertanda tak ikhlas. Dan perlu kita camkan, diam dan tak berbuat baik juga bukan berarti ikhlas. Mari kita sibukkan berbuat baik yang terlihat maupun tidak terlihat oleh banyak orang. Setuju?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
29 comments On Diam Bukan Berarti Ikhlas
Sangat setuju dengan kalimat ini Kek, “Maka tampakkanlah kebaikan saat memang perlu ditampakkan dan sembunyikan kebaikan yang kita lakukan saat memang perlu disembunyikan.”
Semoga Allah selalu melimpahkan taufik kepada kita untuk senantiasa berbuat baik dalam keramaian maupun di kesendirian.
Makasih atas sarapan pagi ini Kek.. Salam Sukses Mulia
setujuuuu! berbuat baiklah, jangan banyak berpikir akan begini dan begitu nantinya. hehehe..
KerON kek, hemm 11 12 dgn artiken saya yang lalu. Hehe
Setuju…. bisa ihlas itu krn biasa dan sering berbuat, dan perubahan itu adl konstanta tetap dr disiplin berlatih .klo kata Gus Dur, yg penting berbuat, terserah org mau bilang dan berprasangka apa, itu hak mrk, gak usah dipikirin, Gitu aja ko’ repot
sepakat kek, perbuatan baik perlu dicontohkan dan contoh perlu dilakukan, itu kan bagian dari dakwah (dakwah bil hal), begitu beratnya mencapai tingkatan muhlis, dan tentunya tidak akan dicapai kalau tidak dengan melakukan perbuatan baik. bagaimana mau ihlas berbuat saja tidak. Terimakasih ilmunya kakek guru, saya menangkapnya seperti itu, mohon maaf bila salah.
Sama2 ya
Di jaman skrg ini, dimana contoh yg tdk patut dicontoh JAUH LEBIH banyak drpd contoh yg hrs dicontoh, sy berpendapat amal yg terang-terangan lbh baik drpd sembunyi-sembunyi. Menceritakan amal blm tentu riya’, bahkan itu bs mrpk dakwah jg. Sy pernah menulis artikel seirama dg tulisan Kek Jamil ini, di bulan November lalu. Numpang iklan ya Kek hehe, bisa disimak jg tulisan sy “Jangan Takut Dikatakan Riya’ di http://maswantik.com
Salam makin sukses dan mulia
Es pokat kek ..
Hehehehe …
Ikhlas atau gak ikhlas kudu tetep berbuat baik, ntr lama2 ikhlas karena sdh terbiasa ..
Inget pesan nya Bang Ippho Right ..
Terima kasiih atas pecerahan nya pagi ini kek ..
Semangat #KamisManis …
salah seorang senior pernah berkata begini ke saya,”setan itu seringkali menahan kita untuk berbuat baik dg iming2 ‘nda usa sedekah, nanti kamu keliatan riya’ blablabla…'”. dan akhirnya awalnya niat mau ngasi 100ribu eh malah dikurangi jadi cuma 10rb, hehe dg alasan supaya tidak riya.
Saling mendoakan gurunda, agar hati, pikiran dan raga ini tak pernah lelah dan berkeluh kesah dalam meniti asa tuk berbuat kebaikan….
setuju banget Pak. Yang penting berbuat, masalah disangka orang pamer itu urusan niat, urusan kita sama Allah. Allah Yang Maha Tahu, bukan orang lain
Akur, tosss
Sangat setuju kek, Kalo Rasul tidak menunjukan amal-nya mana mungkin kita sebagai umatnya akan tau tuntunan yang benar.
Terima kasih kek… #Peeeluuk
Hayo kapan sungkem ke rumah? π
InsyaAllah segera kek π
setuja banget kek..
berbuat, berbuat, berbuat untuk TURUN TANGAN di lingkungan kita. apapun komentar orang lain yang terpenting kita selalu berusaha maksimal dalam berbuat…
salam super mulia_!!!
@npindh
ΰΈ^β’^ΰΈ
Sesuai dengan firman Alloh SWT dlm QS Al Bayyinah: 5. Dan mudah mudahan kita semua bisa teruuuusss menjaga niat IKHLAS (tanpa pamrih sedikit pun, baik pamrih duniawi maupun pamrih ukhrowi). Terima kasih pak Jamiiiiilll atas wejangan paginya yang #JLEP. Baarokalloh
Lama tak jumpa, kapan ke rumah mas? π
Jadi ingat perkataan seorang ulama, “Melakukan ibadah karena manusia adalah syirik. Meninggalkan ibadah karena manusia adalah riya.”
Berarti, manusia yang menolak berbuat baik karena takut dibilang manusia riya, pamer, sumah, dan lain-lain adalah bentuk riya π
Bukankah di Alquran sudah dijelaskan ya kek, sedekah dengan terang-terangan itu baik. Bahkan menampakkan syiar Islam seperti salat di masjid, salat jumat, dan lain-lain berkonsekuensi dilihat manusia.
Sip kek π kuncinya adalah tetap beramal, berbuat baik, dengan selalu menata hati, agar senantiasa ikhlas sebelum-ketika-dan setelah berbuat baik ^^
Semoga kita termasuk hamba-Nya yang ikhlas. Amin.
Wah ilmu baru buat saya, terima kasih bu Rani
Barakallah, memacu semangat yaa Rabb, sehatkan dan panjangkanlah umur para saudara kami ini, agar bisa memberi inspirasi kepada kami semua aamiin,
terus tebar kebaikan…terlihat atau tidak…lama2 terlatih utk selalu ikhlas…,
Tosss
kerON n mengisnpirasi bgt grandpa….
salam SuksesMulia
jadi inget seminar tentang habits felix siauw: beliau berkata:
meninggalkan sesuatu bukan karna allah bisa di sebut riya.
dan melakukan sesuatu bukan karna allah juga bisa riya.
salam sukses mulia slalu bwt kakek jamil azzaini.
Terima kasih ya, salam buat Ust. Felix kangen sudah lama tak jumpa
Siap Sibuk Nikmat Kek Jamil π
Mari disibukkan dalam perbuatan, agar lebih memahami waktu terlalu berharga untuk hanya bisu tanpa tindakan.
Salam Sukses Mulia
Tulisan ini kena banget nih buat saya, Kadang kita βOrang yang tidak pernah menunjukkan perbuatan baiknya bukan berarti dia itu ikhlas atau tulus. Saat dia tak melakukan kebaikan karena ingin dianggap tak suka pamer maka pada saat itulah dia sudah tidak tulus. Justru orang ini sebenarnya gila pujian namun disembunyikan.β
Lagi-lagi Tulisan di Web Kek Jamil menginspirasi saya untuk lebih dan lebih lagi untuk berbuat baik dan mudah2an bisa Ikhlas.. mari bertindak kebaikan!!!!
Salam SukesMulia
Tidak sedikit yang berhenti mengikuti program ODOJ alias wan dey wan juz dengan alasan takut riya, tidak ikhlas dlsb π