Dalam salah satu perjalanan ke luar kota, di dalam pesawat saya ngobrol dengan penumpang di sebelah saya. Lelaki paruh baya yang bernama bapak Waris ini seorang pengusaha. Ketika itu saya memperkenalkan diri sebagai pengusaha juga bukan sebagai trainer. Setelah ngobrol kesana kemari, pak Waris berpendapat, “Salah satu profesi yang saya benci adalah trainer.”
Mendengar itu, saya langsung bertanya, “Mengapa bapak benci trainer?” Maka, lelaki beranak tiga ini mengungkapkan opini dan pendapatnya tentang trainer. Saya pun menyimaknya dengan seksama agar saya bisa tahu apa yang ada di hati orang lain tentang seorang trainer. Pendapat pak Waris tersebut saya rekam dan rangkum dan menjadi bahan renungan buat saya. Ternyata orang benci dengan profesi trainer itu karena ada beberapa alasan.
Pertama, trainer hanya jualan “abab”. Maknanya, trainer hanya bisa jualan omongan tapi miskin dalam tindakan. Saat di atas panggung ngomongnga manis tetapi di dalam kehidupan sehari-hari kata-katanya sinis. Mengaku punya banyak usaha padahal tidak punya. Ataupun kalau punya, usahanya biasa saja, tak ada yang istimewa. Mengajarkan kebaikan untuk orang lain tetapi tidak untuk dirinya.
Kedua, ilmunya fotokopi. Menurut pak Waris, banyak trainer yang ilmunya tidak orisinil, ilmunya hanya fotokopi dari para ahli sebelumnya. Mereka hanya baca buku, ikut training dan kemudian ilmunya comot sana dan comot sini. Dan, setelah itu, ia merasa bahwa trainingnya yang paling hebat. “Ngisin-ngisini [memalukan].”
Ketiga, promosinya sering lebih menarik daripada trainingnya. Banyak trainer yang fokus belajar ilmu jualan tetapi tidak mendalami konten materi, delivery training dan mendesain training yang bisa berdampak bagi peserta. Mereka bangga dengan banyaknya peserta tetapi jarang fokus berusaha keras memikirkan dampaknya bagi peserta.
Mendengar pendapat dari pak Waris ini kemudian saya berkaca dan berdoa, “Semoga saya tidak terrmasuk di dalamnya.” Sembari terus ngobrol dengan lelaki asal Makassar ini pikiran saya terus melayang dan merenungkan semua yang diucapkannya. Pikiran saya juga berkelana ke Akademi Trainer, sebuah lembaga yang saya dirikan untuk melahirkan trainer-trainer yang berkarakter dan banjir order.
Hari itu, Allah SWT telah mengirimkan seorang guru kepada saya yang bernama pak Waris. Ia benci profesi trainer tanpa tahu bahwa saya seorang trainer. Dari beliau saya dapat ilmu, dari beliau saya menjadi yakin bahwa trainer berkarakter akan terus kebanjiran order. Dari kata-kata pedasnya justru saya menjadi yakin untuk terus melahirkan banyak trainer dari Akademi Trainer.
Terima kasih pak Waris, terima kasih guru di perjalanan, ilmumu di burung besi yang kita tumpangi akan saya kenang selalu. Saya percaya, orang yang membenci profesi kita boleh jadi adalah guru sejati dalam perjalanan hidup kita.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
38 comments On Dengarkan Suara Hati Orang Lain
semua ada yang suka ada yang tidak suka…. Allah Al Haq
Yes, setuju, jadikan ia sumber informasi untuk membenahi diri
Jadi semakin tertantang untuk menjadi trainer yang berkarakter, biar tidak dibenci sama “Waris-Waris” yang lain. Tks kek atas sharing inspirasinya … 🙂
Salam SuksesMulia
Ayo mas diseriusin 🙂
subehannallah…
ilmu kek jamil hari ini sgt menyentuh hati yg palig dalam..
terimkasih.. kek jamill
Sama-sama mas, ilmunya dari Pak Waris bukan saya, hehehe
Jadi mikir dalem *cari cermin*
Saya juga punya rekan kerja yang punya komentar “miring” tentang para trainer.
Mereka kan kaya karena biaya “trainingnya”, sedangkan dikehidupan sehari2. belum tentu mereka sukses.
Begitu komentar rekan kerja saya.
Hehehe.
Semoga bapak semakin banyak mencetak trainer2 sukses dan pengusaha2 sukses di negeri tercinta ini pak.
Salam sukses, salam mulia 🙂
Tentu sah orang kaya karena profesinya mas, hehehe. Doakan terus saya ya. Salam SuksesMulia
2 guru kehidupan yg luar biasa ..
Jujur kek, sya jg awal nya apatis terhdap “trainer”, cuma bisa ngoming doang, pdhal nanti di hari akhir, perkataan nya bakal di mintai pertanggungjawaban ( = semua hal/bidang bukan cuma trainer),
Sya terlalu khawatir, perkataan nya tdk mencerminkan perbuatan nya ..
Tp semenjak kenal kek JA, semua nya berubah, mindset nya jg skrg sdh berubah, bahwa kita (termasuk sya) butuh seseorang yg men-support walopun cuma lewat kata2 ..
Terima kasih kek JA
Terima kasih pak Wasis ..
Semoga Allah berikan keberkahan utk kita semua ..
*peluk*
Syarifudin
@arief_neji
Bandar Lampung
Saya masih terus berbenah mas, doakan ya
orang yang membenci profesi kita boleh jadi adalah guru sejati dalam perjalanan hidup kita.
suka kalimat ini
terima kasih pak..
sarapan yang sangat bergizi gurunda….membuat diri ini semakin semangat untuk terus belajar dan memantaskan diri menjadi trainer yang berkarakter seperti gurunda Jamil yang super kerON dan kece….:)
Bagaimana kabar dirimu? Sibuk apa sekarang? Trainingnya temanya jadi apa?
alhamdulillah SuksesMulia ,training ” the power of hypnosis” gurunda…
manda ada yang perlu di konsulkan sm gurunda…
Subhanallah ya kek ilmu dr Pak Waris, kadang Allah memberikan ilmu melalui orang yang benci terhadap profesi yang kita jalani…
Terimakasih kek Jamil untuk renungan pagi ini, Tetapi saya yakin trainer adalah profesi mulia…aamiin 😀
Insya Allah profesi yang baik semuanya mulia, termasuk trainer. Maka mari berikan yang terbaik saat kita menjalani profesi yang sudah kita pilih
Subhanallah….
Astaghfirullah….
Terima kasih sharingnya, kek.
Ini nih check list yang saya butuhkan untuk bisa jadi trainer berkarakter.
SyukrON
Adinda terus menebar kebaikan agar ayahanda selalu mendapat kiriman pahala darimu, itulah bukti cintamu
Pelaut ulung lahir dari laut yang bergelombang dan penuh badai. Trainer hebat dibentuk dari kritikan, kesesuaian antara kata dan perbuatan serta alumni Akademi Trainer. Bahan intropeksi yang memotivasi kita semua. Thanks mas Jamil.
Kapan dirimu mau mulai fokus menjadi trainer?
Ingin secepatnya mas. Doakan dan bimbing saya mas Jamil agar diberi kemudahan oleh Allah SWT menjadi trainer berkarakter.
Bismillah.. semoga bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa menjadi trainer yg berkarakter, mohon bimbingannya kek Jamil..
Senang melihat perkembanganmu yang semakin baik dan berkelas. I Love U
Ternyata Pele bukan pelatih sepak bola yang handal,dan kita tahu Pep adl pemain sepak bola yang biasa saja,artinya triner adalah penyampai ilmu dan tidak harus menjadi pelaku handal demikian juga sebaliknya…wallahua a’lam bisshowab
Sayangnya hidup bukan sepakbola mas. Semoga ini bukan pendapat trainer. Salam SuksesMulia
Pengalaman pribadi mengikuti seminar, memang ada trainer yang tidak sesuai apa yang di tulis dalam bukunya. Ada yang “ngomel2” diatas panggung, gara-gara sound system. Itu trainernya harus ikut WBT dulu Kek.
Moga Akademi Trainer bisa melahirkan Trainer yang berkarakter & terus bertumbuh.
Hehehehe, ayo materi training parentingnya segera disipakan 🙂
Terima kasih gan atas ilmu yang telah diberikan lewat website anda
semoga artikel ini bisa di ambil hikmahnya dari isi artikel anda
sukses selalu gan
Namaku Jamil bukan Gan, hehehehe
Bagaimana caranya kek, agar bisa membuat materi yg orisini, yg memiliki ciri khas berbeda dari yang lain ?
Subhanaallah,,, sy cita2. Ingiin menjaadi. Trainner,,, mudah2an. Adda jjalann,,,
Jleb banget..smoga sy bukan termasuk calon trainer dg kriteria tsb, amin…sdg berusaha memantaskan diri 🙂
Masya Allah,,, pak Jamil Aja yang dah banyak memberi manfaat buat banyak orang masih mau belajar dari orang lain untuk jadi lebih baik membangun Indonesia yang Sukses Mulia. Semoga saya juga tergolong manusia yang senantiasa mau belajar. Doain juga yah pak Jamil supaya bisa seperti bapak.
ruh trainer adalah kesesuaian kata dan perbuatan, mari kita belajar buktikan, karena dalam Al-quran juga di sebutkan, “wahai orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yg tidak kamu lakukan ? ” As-Shaff ayat 2.
Kalau lah semua pro dengan kita.. percaya lah kita akan bisa jadi.lupa diri dan sombong.. itu maka nya tercipta sebuah kontra agar kita mau berbenah diri.. 🙂
Terimakasih sy baca tulisan ini,.
introspeksi diri : ) dan akan terus belajar : )