Salah satu hal yang wajib dilakukan apabila kita ingin sukses adalah deliberate practice atau latihan yang direncanakan. Pekerjaan rutin yang dilakukan berulang-ulang tanpa ada improvement atau perbaikan tidak termasuk deliberate practice. Karena itulah banyak kita temukan orang yang sudah punya masa kerja sangat lama tetapi tidak “naik kelas,” hidupnya stagnan, bahkan tertinggal dengan karyawan yang lebuh baru atau lebih muda.
Menurut tiga pakar dari Berlin Academy of Music yaitu K. Anders Ericsson, Ralf Th. Krampe, dan Clemens Tesch, seseorang akan menjadi ahli di level dunia apabila mereka sudah memiliki sedikitnya 10 000 jam. Tetapi bukan 10 000 jam pekerjaan atau latihan yang hanya diulang melainkan 10 000 jam yang benar-benar deliberate practice.
Untuk memahami apakah latihan atau pekerjaan yang kita lakukan termasuk deliberate practice atau tidak, Anda perlu memahami beberapa ciri dari deliberate practice.
Pertama, ada feedback dari orang yang expert (ahli). Lakukan pekerjaan atau latihan di depan orang-orang yang ahli, setelah itu mintalah nasehat, saran perbaikan dan hal-hal yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan. Siapakah ahli itu? Bisa jadi orang yang memang sudah diakui keahliannya, senior, pimpinan, coach, mentor dan para pembelajar yang ada di sekitar kita.
Orang-orang yang menghindar atau enggan mendapat feedback dipastikan sulit berkembang. Apalagi orang yang mudah tersinggung saat mendapat feedback, ia akan tertinggal bahkan bisa “nyungsep” dalam menjalani kehidupan.
Kedua, bersedia melakukan yang tidak nyaman. Orang yang hanya mau melakukan pekerjaan yang nyaman bagi dirinya, ia jalan ditempat. Untuk bertumbuh dan naik kelas kita wajib melakukan sesuatu yang tidak nyaman. Kita perlu menikmati ketidaknyaman sebagai proses pembelajaran berkesinambungan.
Dalam waktu-waktu tertentu, kita perlu merancang program yang tidak nyaman, menjengkelkan dan melelahkan. Hal ini perlu dilakukan agar pikiran, hati dan otot kita berkontraksi dan akhirnya terbiasa melakukan sesuatu yang pada awalnya terasa berat. Saya menyebutnya kegiatan seperti ini dengan program sprint (lari cepat).
Apakah Anda sudah terbiasa mendapat feedback dari para ahli? Apakah Anda punya program yang itu membuat Anda tidak nyaman? Apabila kedua hal ini jarang dilakukan, jangan berharap Anda menjadi ahli dibidang yang Anda tekuni karena Anda pada hakekatnya belum melakukan deliberate practice.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
2 comments On Deliberate Practice itu Wajib
Lepas dari kenyamanan,
memang terasa tidak karuan,
namun perlu dipaksakan
agar berbuah peningkatan.
Terima kasih sharingnya Pak Jamil.
Salam Sukses Mulia.
Mas Robby, sama-sama.