Dibalik titik balik kehidupan seseorang pastilah ada orang atau institusi yang berkontribusi di dalamnya. Bagi saya, salah seorang yang berkontribusi dalam titik balik kehidupan saya adalah Bapak Andi Hakim Nasution, Rektor IPB pada tahun 1987. Ketika itu, karena kemiskinan keluarga, kami sudah memutuskan bahwa saya tidak perlu kuliah. Orang tua saya tidak sanggup membiayai saya.
Namun, Allah swt berkehendak lain, saya mendapat undangan spesial dari Bapak Andi Hakim Nasution untuk masuk IPB University tanpa tes karena saya menjadi juara karya ilmiah di propinsi Lampung. Saat membaca undangan dari rektor IPB, ayah saya meneteskan air mata dan berkata “Jamil, kalau begini ceritanya, kamu harus kuliah, bapak akan cari pinjaman untuk membiayai kamu kuliah di IPB.”
Singkat cerita, saya akhirnya kuliah di IPB hingga di wisuda pada tahun 1992. Kuliah di IPB membuka cakrawala kehidupan bagi saya dan itu menjadi pemicu bagi pertumbuhan keluarga kami. Secara sosial ekonomi, atas izin Allah, kehidupan keluarga kami semakin membaik. Saya, kakak saya dan adik bungsu saya menuntaskan kuliah hingga S-2. Sementara adik saya persis yang juga alumni Diploma IPB berkhidmat menjadi seorang guru dan ustadzah di Propinsi Lampung.
Ayah saya pernah berpesan “Jamil, ingat Jas Merah, Jangan sekali-kali melupakan sejarah. IPB berjasa dalam hidupmu maka kamu berkewajiban ikut membesarkan IPB agar kamu menjadi orang yang tahu berterima kasih.” Berbagai cara saya lakukan untuk menjalankan amanah ayah saya, namun belum menemukan titik temu hingga pada tahun 2016. Saat itu, mas Fathan Kamil menghubungi saya untuk ikut mendirikan YAPI (Yayasan Alumni Peduli IPB).
Saya pun ikut berbagai rapat yang dilakukan YAPI hingga penggalangan dana di Graha Niaga Jakarta. Kebahagiaan saya semakin membuncah, apalagi saat saya dimasukkan ke group pengurus YAPI. Namun beberapa saat setelah itu, group whatsapp ini sepi dan saya tidak pernah diajak lagi kegiatan yang dilakukan oleh YAPI. Keinginan saya untuk berkiprah di IPB kandas.
Pada tahun 2017, Mas Fathan Kamil dan Uda Walneg terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekjen Himpunan Alumni IPB (HA-IPB), saya diajak untuk membantu mereka berdua membesarkan HA-IPB. Dibawah komando kang Dudi S Hendarawan, saya mengusulkan program Mentoring Leader. Selain sesuai dengan visi dan misi Ketua dan Sekjen terpilih, program ini juga sesuai dengan passion dan expertise saya.
Mentoring Leader ini adalah program pengembangan kepemimpinan yang mempertemukan mahasiswa tingkat akhir atau yang baru lulus dengan para alumni IPB yang sudah berhasil sesuai dengan profesi mereka. Uda Walneg selaku Sekjen HA-IPB memberikan arahan kepada saya agar para peserta mentoring dan mentor di kelompokkan menjadi lima kategori: pengusaha, profesional, birokrat, politisi dan akademisi. Para mentee dipertemukan dengan para mentor sesuai dengan lima kategori peminatan tersebut.
Program ini semakin diminati oleh para mantee, hal ini terbukti dari antusiasme pendaftaran yang semakin meningkat. Pada Batch 1 yang mendaftar 120 orang dan yang lulus seleksi 68 mentee. Pada Batch ke 2, yang mendaftar 700 orang dan yang lulus seleksi 129 mentee. Sementara pada batch ke tiga jumlah pendaftarnya juga masih banyak dan lulus seleksi sebanyak 190 mentee.
Kegiatan rutin program Mentoring Leader adalah mentoring rutin dengan para mentor, membersamai mentor dalam aktivitas sehari-hari, dan membantu pekerjaan mentor. Kegiatan tersebut didampingi oleh para asisten mentor yang berasal dari program mentoring leader angkatan sebelumnya. Selain itu, ada juga yang akhirnya membangun bisnis bersama mentor, menjadi tim kepercayaan mentor. Dan tentu, ada yang membangun bisnis sendiri, berkarir secara professional, melanjutkan S-2, berkirah di dunia politik dan menjadi ASN.
Untuk meningkatkan kebersamaan dan juga solidaritas serta penyamaan frekwensi dan energi, tim Mentoring Leader juga mengadakan pembinaan rutin bulanan. Dalam Pembinaan rutin ini, berbagai ilmu Leadership, Design Thinking, Coaching, Komunikasi, Leadership dan Public Speaking diajarkan kepada para mentee. Kebanyakan saya terjun langsung dalam pembinaan rutin ini. Terkadang saya juga meminta para trainer dan coach professional yang saya kenal untuk ikut dalam program ini secara probono.
Pada Mentoring Leader Batch 3, dimana proses pembinaannya sudah lebih mapan dan terarah, para peserta mentoring leader mendapat tugas membuat acara Future Agile Leader Program (FALP). Program FALP ditujukan untuk para Ketua OSIS tingkat SMA atau sederajat seluruh Indonesia. Jumlah peserta yang ikut lebih dari 1.300 ketua OSIS. Mereka mengikuti serangkaian acara webinar series, mentoring, Leadership Camp, Social Program Incubator hingga terpilih lima orang The Best Young Leader yang bisa masuk IPB tanpa tes.
Bagi saya, program Mentoring Leader yang memiliki tagline: “Pemimpin Melahirkan Pemimpin” telah terbukti di lapangan. Para mentor telah membantu mempercepat lahirnya banyak pemimpin muda. Sementara para mentee juga mendorong meningkatnya kapasitas pemimpin muda di level SMA dengan program FALP.
Meski sudah memberikan dampak besar, saya merasa masih ada hal besar yang bisa saya sumbangkan untuk IPB. Apa itu? Saya juga belum tahu. Apakah melalui YAPI dimana terhitung 15 November 2021 saya diangkat sebagai Ketua Umum didampingi oleh Mas Andi Irman dan para pengurus dari alumni IPB pilihan? Wallahu’alam.
Apapun itu, niat saya hanyalah menunaikan amanah almarhum ayah saya, “Jas Merah, Jangan sekali-kali melupakan sejarah.” Dengan cara ini saya berharap ayah saya bahagia di kehidupan setelah dunia dan saya pun mendapat cinta dari Sang Maha Kekasih.
Terima kasih Mas Fathan, Uda Walneg dan Kang Dudi yang berkenan membimbing saya. Angkatan saya di IPB memang lebih tua dari Anda bertiga, tetapi saya banyak belajar dan mendapat pencerahan dari Anda. Semoga Mentoring Leader diteruskan oleh kepengurusan HA-IPB selanjutnya.
Semoga saya bisa menunaikan amanah baru saya sebagai Ketua Umum YAPI. Dan tentu saja saya akan mengembangkan YAPI yang seirama dengan passion saya, expertise saya dan para pengurus yang telah memiliki jam terbang di bidangnya masing-masing. Menurut saya, kepengurusan YAPI periode 2021-2026 memiliki kapasitas untuk mengangkat nama YAPI dan berkontribusi besar untuk almamater IPB University. Dalam kepengurusan YAPI 2021 -2026, fokus utamanya bukan kepada pemberian beasiswa tetapi “Melahirkan Leader yang berkarakter melalui beasiswa.”
Kami ingin, kelak akan muncul banyak leader dari YAPI. Sehingga pada hakekatnya para mahasiswa bergabung ke YAPI bukan karena ingin mendapat beasiswa tetapi ingin mendapat “treatment” kepemimpinan yang akan berguna untuk pengembangan dirinya masa kini dan di masa depan, beasiswa hanyalah bonus semata.
YAPI adalah pencetak leader yang berkarakter melalui mahasiswa. Semoga kami bisa mewujudkannya
Jakarta, 8 Desember 2021
Jayalah IPB Kita
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Penganggung Jawab Mentoring Leader
Ketua Umum YAPI 2021 – 2026