Kemarin, usai acara Talented Trainer di BCA dan jemput anak sekolah, saya langsung meluncur ke Bandara menuju Makassar. Saya diantar oleh istri dan anak pertama saya, Dhira. Sepanjang perjalanan kami diskusi tentang pentingnya “naik kelas” dalam kehidupan.
Sengaja saya ajak Dhira turut serta mengantar ke bandara karena saya tahu ia sedang dalam “tekanan”. Ia sedang menjalankan penugasan dari saya yang sebenarnya tidak terlalu ia sukai. Namun, saya katakan kepadanya, “Apabila kamu ingin naik kelas, lakukanlah sesuatu yang sulit dan boleh jadi kamu tidak suka.”
Saya juga menyampaikan bahwa hidup itu seperti huruf i (ada garis dan titik di atasnya). Tugas kita adalah membuat sebanyak-banyaknya garis (berkarya) dan tugas Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa adalah memberikan titik di atasnya (pintu banyak kesuksesan). Kita tidak tahu, mana diantara garis itu yang kelak diberi titik oleh Allah SWT.
Boleh jadi, garis yang diberi titik oleh Allah SWT adalah hal yang sederhana, tidak kita duga. Namun garis itulah yang akhirnya mengantarkan kita kepada kebahagiaan, kehidupan SuksesMulia. Oleh karena itu, lakukan banyak kebaikan dari hal yang sederhana, hal yang kita cintai sampai hal-hal yang kita benci sekalipun karena kita tidak tahu mana yang menjadi pintu banyak kesuksesan hidup.
Huruf i itu juga bermakna idealisme. Hidup itu perlu sesuatu yang kita perjuangkan. Hidup bukan sekedar hidup. Hidup bukan sekedar numpang makan. Perjuangkan apa-apa yang bisa mengangkat harga dirimu. Perjuangkan hal-hal yang bisa mendatangkan pujian penduduk langit.
Huruf i juga bermakna inovatif. Carilah strategi baru, hal-hal baru yang bisa membuat hidup kita semakin hidup. Boleh jadi, strategi dan hal baru pada awalnya adalah hal yang tidak kita sukai namun dunia yang berubah memang menuntut kita bisa terus beradaptasi dengan perubahan.
Huruf i juga berarti implementasi. Jangan lupa, untuk hidup bermartabat kita perlu berkeringat. Implementasikan berbagai hal baru termasuk pekerjaan baru agar kita kaya pengalaman. Orang yang kaya pengalaman kelak menjadi problem solver dimanapun ia berada. Pasangan hidupnya tenang, anak-anaknya bangga, orang-orang di sekitarnya percaya dan respect.
Bila tiga i di atas yakni idealisme, inovasi, implementasi kita jalankan maka insya Allah kita bisa naik kelas. Ya, diskusi kami bertiga sepanjang perjalanan dari rumah hingga bandara itu menghasilkan formula 4-i: idealisme, inovasi, implementasi, insya Allah. Semoga mulai hari ini, anak saya Dhira, menjadi lebih happy saat menjalani tempaan dan penugasan yang sedang di jalani. I really… really… really love you, anakku.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook