Salah satu sumber ketidakbahagiaan adalah saat kita “berharap” balasan dari apa yang kita lakukan. Termasuk berharap mendapat balasan dari cinta yang kita berikan. Atau dalam bahasa sederhananya “saya mencintaimu karena aku mendapatkan sesuatu darimu.” Ternyata, setelah saya mendalami topik tentang cinta, pernyataan tersebut bukanlah cinta tetapi “transaksi” batin yang mengatasnamakan cinta.
Cinta yang benar untuk sesama adalah cinta tanpa berharap imbalan alias gratis. Cinta kita kepada istri, anak, tim kerja, sahabat, saudara berikanlah secara gratis, tanpa mengharapkan balasan dalam bentuk apapun termasuk perhatian dan cinta sekalipun dari orang yang kita cintai.
Apakah semua cinta kita gratis? Jawabnya, tidak. Ada cinta yang kita sangat berharap balasan sepenuh cinta melebihi segalanya, yaitu cinta kita kepada Allah Swt. Kita tidak ingin cinta kita kepada Allah swt tidak berbalas. Kita tidak ingin Allah swt berpaling dari kita, enggan menatap kita. Kita sangat berharap Allah swt benar-benar jatuh cinta kepada kita.
Benarkah cinta kepada sesama benar-benar gratis? Ya, gratis tidak berharap balasan dari orang yang kita cintai. Lantas, berharap balasannya darimana? Dari Sang Pemilik Cinta, Allah SWT. Pun saat kita mencintai sesama, karena memang Dia meminta kita untuk mencintai sesama. Kita mencintai sesama dalam rangka merayu Dia untuk mencintai kita. Kita mencintai sesama gratis untuk orang yang kita cintai namun kita berharap balasan cinta dari yang memiliki hati manusia.
Mari kita berkata : “wahai istriku, anakku, saudaraku, sahabatku, guruku, muridku, tim kerjaku, aku mencintaumu gratis, tidak berharap balasan apapun darimu. Harapanku hanya satu, cintaku kepadamu berbalas sepenuh cinta dari yang Memiliki Hatimu.”
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini