Salah satu aktivitas sederhana yang jarang saya tinggalkan adalah bercermin untuk mematut diri. Cermin tak pernah bohong. Apa yang tampak pada kita maka akan tampak di cermin. Apabila ada hal-hal yang kurang pantas saat kita bercermin maka kita segera akan memantaskannya. Cermin membantu kita untuk berdandan sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan, ada juga “cermin” yang bisa membantu kita. Mereka ada di sekitar kita, mereka bisa berbicara, mereka bisa aktif memberikan penilaian. Mereka adalah teman, saudara, tim kerja, rekanan, atasan dan semua orang yang berjumpa dengan kita. Sayangnya, cermin ini bisa berbohong. Dan, ironisnya, banyak orang yang senang dibohongi.
Orang yang hobinya membuat laporan “asal bapak senang” alias ABS adalah cermin pembohong. Dia menyampaikan sesuatu yang tidak sesuai fakta padahal ini sangat berbahaya. Pengambilan keputusan bisa keliru karena antara fakta dan cerita sangat berbeda.
Orang-orang yang ABS biasanya miskin prestasi kerja. Mereka juga bermental oportunis, merasa berbuat baik tetapi kebaikannya itu semu. Waspadalah kepada orang yang punya kebiasaan ABS, ia menjerumuskan, ia tidak bisa dijadikan cermin.
Banyak politisi, CEO dan pimpinan organisasi jatuh karena mereka dikelilingi oleh cermin bohong ini. Mereka yang jatuh biasanya juga karena mereka justru senang dibohongi. Saat ada laporan atau cerita yang nyata ia justru tidak senang bahkan cenderung emosional. Pikiran dan hatinya sudah senang dibohongi dan itu merupakan kepuasan tersendiri. Ibarat pecandu narkoba, ia sudah menikmatinya.
Para pemimpin yang ingin punya prestasi tidak ingin punya cermin bohong.
Para pemimpin yang ingin punya tim kerja solid tidak percaya dengan cermin bohong.
Para pemimpin yang tidak ingin “terjatuh” menghindari cermin bohong.
Janganlah jadi cermin bohong dan jangan pula berkaca dengan cermin bohong.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook