Tahun 2015 akan segera datang. Perdagangan bebas tidak bisa kita hindari. Akankah produk kita tergerus oleh produk dari luar? Haruskah produk kita tenggelam ditelan maraknya produk luar? Kalau di pasar kita sendiri saja produk kita lenyap lalu bagaimana kita akan bisa membawa produk kita menembus pasar internasional?
Sebaliknya, Coba bayangkan jika suatu saat kita berjalan-jalan ke luar negeri dan disana kita temukan produk kita tertata rapi mengisi rak2 supermarket. Kita pasti akan bangga sekali.
Menembus pasar luar negeri atau eksport, terkadang menjadi sebuah kalimat yang “mengerikan” bagi sebagian pengusaha pemula ataupun UKM. ini merupakan hal yang wajar, mengingat untuk menembus pasar interlasional memang dibutuh standar yang lebih tinggi dalam segala hal seperti qualitas barang, packing, harga, daya tahan produk, keunikan produk dll. Bagaimana membawa produk kita agar bisa diterima di pasar global itu suatu tantangan yang luar biasa. Ada banyak hal yang harus kita lakukan dan kita ketahui sebelum kita menembus pasar luar negeri. Saya akan membahasnya beberapa di sini.
Sebelum kita memutuskan untuk membawa produk kita ke pasar luar negeri, kita harus tahu kondisi pasar negara yang akan kita tuju. Apakah negara tersebut bisa menerima produk kita? Karakter penduduk, faktor demografi, geografi, history, benefit, adalah contoh beberapa faktor penentu hal tersebut. Berbahai informasi juga kita butuhkan untuk menentukan kebijaksanaan kita selanjutnya. MARKET INTELEGENCE dibutuhkan untuk menggali sebanyak2nya informasi yang dibutuhkan tentang pasar yang akan dituju. Cara praktis yang bisa dilakukan adalah dg survey pasar secara langsung. Beberapa informasi yang harus digali diantaranya: kondisi pasar, adakah produk yang sejenis dipasaran, mutu barang, kemasan barang, harga pesaing, dll.
Bagaimana cara mendapatkan pelanggan di luar negeri? Saat melakukan market intelegence bisa juga dimanfaatkan untuk mencari data pelanggan. Cara lainnya adalah dengan aktif mengikuti pameran2 internasional di luar negeri. Jeli melihat pengunjung pameran juga merupakan tipa khusus. Tidak semua pengunjung pameran adalah calon buyer potensial. Seorang buyer potensial biasanya mempunyai ciri khusus, diantaranya aktif bertanya dan responsif. Juga bisa dengan cara aktif berselancar di internet dan bergabung di situs-situs atau portal dagang internasional yang ada.
NEGOTIATE adalah langkah penting selanjutnya, bagaimana cara mendapatkan order dari buyer yang sudah ada. Nagosiasi bisa dilakukan secara formal maupun non formal. Secara formal biasanya dilakukan dengan cara bertemu dalam suatu forum resmi Bisnis to Bisnis meeting. Selain itu bisa juga dilakukan lewat langkah non formal, biasanya ini adalah merupakan kelanjutan dari langkah formal yang sudah dilakukan. Contoh beberapa hal penting yang biasanya dibicarakan dalam proses negosiasi diantaranya adalah mutu barang, harga, waktu pemenuhan, kemasan, labeling, cara pembayaran, jaminan keamanan dan kestabilan harga pasar, dll.
Komunikasi yang baik mutlak dibutuhkan dalam sebuah negosiasi, baik komunikasi langsung, melalui email, ataupun telpon. Pemakaian bahasa yang baik, nyambung, tidak bertele2, dan persuasif akan sangat berpengaruh pada hasil akhir negosiasi. Meyakinkan mereka akan produk kita, keunikan produk kita, apa keuntungan bagi mereka jika memasarkan produk kita. Negosiasi yang berhasil akan ditandai suatu proses CLOSING, yaitu suatu kesepakatan akhir untuk mendapatkan order dari buyer yang sudah kita prospek dengan negosiasi tersebut.
What next? Jika buyer sudah memutuskan untuk menandatangani kontrak pembelian, maka kewajiban kita adalah menyiapkan proses ekspor , yang dimulai dari proses menyiapkan atau memproduksi barang sesuai kesepakatan, lalu memenuhi dokumen2 yang dibutuhkan dan mengirimkan barang hingga ke forwarding yang telah ditunjuk untuk mengirim barang tersebut ke luar negeri. Pastikan kita mengetahui regulasi negara tujuan dengan baik. Agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat pada barang yang kita kirim.
Informasikan dengan benar tentang biaya pengiriman kepada buyer, agar buyer bisa memilih apakah dia akan memakai ekspedisi yang kita tunjuk atau dia sudah memiliki alternatif lainnya. Adalah kewajiban kita untuk memastikan barang diterima dengan baik oleh ekspedisi yang bersangkutan dan seluruh dokumen yang dibutuhkan.
Apakah berhenti disini? Tentu tidak. Setelah barang kita diterima dan dipasarkan, kita harus tetap monitor apakah barang kita bisa diterima dengan baik di pasar? Koordinasi dan komumikasi intens tetap harus kita jaga untuk memantau barang kita di pasar.
Tidak susah bukan? Ayo jangan takut mencoba. Kita pasti bisa!
Ida Widyastuti
1 comments On Cara Gila Menembus Pasar Export
Mantap Bu!