Candaan yang dilakukan seorang calon hakim agung bahwa pemerkosa dan yang diperkosa sama-sama menikmati sungguh sangat tidak pantas. Saat itu langsung terbayang di pikiran saya wajah orang-orang yang pernah curhat kepada saya. Mereka telah diperkosa majikannya, pacarnya bahkan oleh saudaranya. Trauma dan derita yang mereka alami begitu lama. Bagaimana bisa dikatakan itu sebuah kenikmatan?
Candaan mungkin membuat orang tertawa, namun itu bisa melukai dan mendemotivasi orang yang dijadikan bahan candaan. Saat kecil dulu saya menjadi bahan tertawaan karena bila pelajaran mengarang kalimat pertamanya pasti “pada suatu hari”. Salah satu guru saya berkata, “Kamu tidak punya bakat menulis, kamu cuma pinter menulis pada suatu hari.” Mendengar ucapan itu teman-teman saya tertawa.
Dampaknya bagi saya begitu panjang. Setiap pelajaran bahasa Indonesia dan ada tugas mengarang, saya selalu ketakutan. Ironisnya, saya mengalami kesulitan mencari kalimat lain untuk pembuka tulisan selain kata “pada suatu hari”. Dan itu berlangsung begitu lama hingga saya kuliah di IPB. Candaan tersebut begitu menyiksa saya.
Candaan kepada anak, “Halah, kamu item, gundul, dan malas, kok mau jadi orang kaya. Gak mungkinlah. Kecuali kamu mau jadi tuyul.” Mungkin saat itu membuat orang yang mendengarnya tertawa, tapi itu tertanam di dalam pikiran dan hati sang anak bahwa ia memiliki banyak keterbatasan dan tak mungkin menjadi hartawan kecuali dengan cara-cara klenik.
Guru saya pernah berkata, “Yang paling banyak menjerumuskan orang ke neraka adalah mulut dan kemaluannya. Jaga keduanya, jangan kau umbar. Kamu harus tahu, termasuk fitnah bagi orang berilmu adalah jika dia lebih suka berbicara ketimbang mendengarkan.”
Apa tidak boleh bercanda? Tentu boleh, tetapi untuk hal-hal yang positif dan memotivasi. Kepada anak saya yang bungsu saya bercanda, “Nak, kalau besar nanti kamu akan ngisi training di Roma, bukan di Indonesia. Sebab kalau di Indonesia nanti bapak kalah bersaing dengan kamu.”
Mendengar candaan itu, anak saya menjawab, “Oke, pak. Tapi aku akan mulai trainingnya di England. Aku akan training pemain-pemain Manchester United dulu, baru setelah itu aku akan meluncur ke Roma dengan mobil Ferrari yang aku punya.” Mendengar jawaban anak saya, kami semua tertawa. Tapi Anda tahu dampaknya? Kini anak saya bersemangat belajar bahasa Inggris dan selalu melihat peta Ingris dan Italia.
Bercandalah untuk sesuatu yang berguna. Tinggalkan yang sia-sia, apalagi membuat luka…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
11 comments On Candaan Bisa Menjerumuskan
wew.mudahan bisa seperti candaan kakek ini kepada keluarga,teman,sahabat dan orang lain
suatu pelajaran yang sangat berharga untuk bekal menjadi orang tua.
Semangat membaca Tulisannya Pak Jamil, semoga selalu dimampukan menjadi LEBIH BAIK Pak…
Salam SuksesMulia!
Selamet Hariadi
smg kita smua terlindngi dr fitnha mulut dan kemaluan.. amin
Inspirasi baru ttg bercanda. Jd ngerasa semua cndaan yg sy dngr selama ini sungguh tak bermutu..
Subhanallah….
dahsyat luar biasa efek candaan itu ya…
Jadi teringat, beberapa candaan yang dilontarkan untuk diri saya, akhirnya masuk ke alam bawah sadar saya yang juga seolah “menghantui” saya…
Astagfirullah… bahkan hal ini sangat dekat dengan lingkungan saya
seperti biasa, tulisan anda walaupun terkesan ringan dan lucu, namun bercandanya sangat membangun pak. Terimakasih!
Candaan yang cerdas
Perkenalan saya pertama kali dengan nama Jamil Azzaini ini adalah pada saat menjelang tahun baru 2013, dalam acara muhasabah akhir tahun di Pusdai Bandung..
Saya bilang itu berkah, karena setelah saya ikuti acaranya saya semakin termotivasi dan yakin akan kehidupan yang lebih baik lagi kelak..
Salam kenal Pa Az..
Ini adalah petuah Nabi kita, berkata baik atau diam..
Canda yang positif… yes!!!