Januari 1995, saya diserahi tugas oleh mas Erie Sudewo pimpinan Dompet Dhuafa Republika ketika itu untuk mengembangkan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Nama programnya “Membangun 1001 BMT”. BMT adalah perpaduan antara kata bait yang berarti rumah, maal berarti harta dan tamwil bermakna pengembangan harta. Sederhanya, BMT bermakna lembaga keuangan mikro berbasis syariah.
Tugas saya ketika itu adalah mengadakan pelatihan pendirian BMT dan menyehatkan BMT yang sudah berdiri. Bagi para alumni pelatihan yang berminat dan mengajukan proposal yang layak akan mendapat bantuan modal satu juta rupiah dari Dompet Dhuafa Republika. Saya sering dilecehkan ketika itu, kata-kata yang sering saya dengar, “Mana mungkin modal satu juta rupiah bisnis bisa jalan. Teori ekonomi manapun tidak bisa menjelaskan.”
Untuk menghibur diri, saya menjawab ejekan mereka, “Memang modal yang terlihat hanya satu juta rupiah, tetapi modal yang tidak terlihat yang ada di dalam dada mereka itu lebih dari satu milyar rupiah. Modal itu adalah semangat dan iman mereka.” Mendengar jawaban saya itu ada yang membalasnya dengan pernyataan sinis, “Jangan bawa-bawa Iman dan Tuhan dalam bisnis.”
Kata-kata pedas tersebut melecut saya untuk membuktikan bahwa BMT adalah institusi bisnis yang menjanjikan dan menyelamatkan. Menjanjikan itu bermakna menguntungkan secara bisnis dan juga bisa dijadikan sumber kehidupan bagi pengelolanya. Sedangkan menyelamatkan bermakna mengelola BMT itu ibadah untuk bekal akherat sekaligus menolong banyak pengusaha kecil yang tidak bankable.
Karena BMT adalah model bisnis baru, saya mengalami kesulitan saat hendak mencari literatur untuk belajar. Bukan hanya itu, tidak ada satupun lembaga yang sama persis untuk saya melakukan benchmarking. Tapi saya terus maju, saya sering keliling daerah untuk menyemangati para pengelola BMT. Untuk memudahkan tugas, di setiap karisidenan saya membentuk Forum Ekonomi Syariah (FES). Saya juga membentuk BMT Centre yang mengakomodir berbagai kepentingan pengembangan BMT yang bermitra dengan Dompet Dhuafa Republika –Saat ini nama BMT Centre telah berubah menjadi Perhimpunan BMT.
Hingga saya tidak lagi aktif di Dompet Dhuafa Republika pada 2006, keinginan membangun 1001 BMT yang bermitra dengan Dompet Dhuafa Republika memang belum terwujud. Namun demikian, telah banyak berdiri BMT-BMT yang didirikan oleh Pusat Inkubasi Usaha Kecil (Pinbuk) dan organisasi masyarakat lain yang ada di Indonesia, jumlahnya totalnya kini lebih dari 3.000 BMT.
Perhimpunan BMT yang saya bentuk dulu sekarang anggotanya 140-an BMT dari berbagai daerah. Alhamdulillah, dari modal hanya jutaan rupiah, kini total aset BMT yang bernaung dalam Perhimpunan BMT sudah lebih dari tiga triliun rupiah. Masyarakat yang menjadi anggota BMT hampir satu juta orang dan tenaga kerja yang terserap hampir tujuh ribu orang.
“Pesan moral” dari cerita tadi adalah jangan sepelekan “kepakan” kecil karena dikemudian hari ternyata bisa berdampak besar. Efek Kupu-Kupu temuan Edward Norton Lorenz dalam teori Chaos menjelaskan bagaimana kepakan sayap kupu-kupu di belantara Brazil bisa menimbulkan badai tornado di Texas Amerika Serikat… Nah, bagaimana pula bila itu kepakan umat manusia yang memiliki akal dan kekuatan yang lebih dahsyat.
Apa kepakan kecil yang akan Anda lakukan agar dunia ini berubah ke arah yang lebih bermartabat?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
13 comments On BMT, Kepakan Kecil Yang Berdampak Besar
Salam Sukses serta Mulia, Pak..
bangga rasanya, bekerja di lembaga yang pernah dibesarkan bang jamil…
Kesuksesan memang selalu dimulai dari hal kecil 🙂
luar biasa pak Jamil…betul sekali tidak akan ada sesuatu yang besar kalau tidak ada yang kecil-kecil di dalamnya. sama dengan sapu lidi kalau hanya satu dia kecil dan tidak dapat membersihkan tapi jika sudah disatu dia menjadi besar.
Senang sekali Mas Jamil mengulas soal BMT ini. Di keseharian, BMT memang masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Senang sekali bisa berkiprah di Dompet Dhuafa, meski hanya dua tahun 🙂
ssstttttttttt
luar biasa story supernya
semoga orang yg dulu mengejek, sekarang hidupnya mulia. 🙂
hinaan dan dikecilkan memang perlu untuk bara semangat dan pendongkrak gairah……….keberhasilan
“Pesan moral” dari cerita tadi adalah jangan sepelekan “kepakan” kecil karena dikemudian hari ternyata bisa berdampak besar >> I like this for sure.. 🙂 thks ya kek sudah berbagi..
selalu terlecut semangat ketika membaca tulisan tulisan Bapak. semoga ALlah selalu memberkahi kehidupan Bapak
Semangat kerja dan memperjuangkan BMT tambah giat dengan adanya motivasi seprti ini, terima kasih bang Jamil, ditunggu pengalaman lainnya,,,,
Mohon di jelaskan secara detail apa itu BMT..?saya kok tertarik menjadi anggotanya.trimakasih untuk penjelasannya