Bertanya adalah salah satu bentuk keakraban. Bertanya bisa mencairkan suasana yang kaku. Bertanya bisa menunjukkan empati dan perhatian. Bertanya juga bisa menunjukkan kualitas si penanya. Tapi, perlu diingat, salah bertanya bisa merusak suasana…
Jadi, jangan sembarangan Anda bertanya. Bertanya “berapa putranya?” kepada orang yang belum dikaruniai momongan, pastilah sangat menyiksa yang ditanya. Bertanya “bekerja dimana?” kepada orang yang belum bekerja adalah bentuk penyiksaan batin kepada yang ditanya.
Bertanya memang tidak salah, tetapi sembarangan bertanya itu salah besar. “Perbaikilah caramu bertanya karena pertanyaan bisa juga menunjukkan kualitas dirimu.”
Jangan pernah Anda bertanya yang sifanya pribadi sebelum Anda akrab dan dekat dengan yang ditanya. Pertanyaan anaknya berapa? Gajinya berapa? Istrinya berapa? Sudah menikah belum? Adalah bentuk pertanyaan tabu yang seharusnya tidak ditanya saat pertama kali berjumpa.
Bertanya juga menunjukkan minat seseorang. Orang yang bertanya “kerja dimana?” menurut saya minatnya memang ingin jadi karyawan. Sementara orang yang bertanya “perusahaannya sudah berapa? atau “perusahaannya dimana saja?” menunjukkan minatnya menjadi pengusaha.
Nah, sebelum Anda sibuk bertanya kepada orang lain, mari kita banyak bertanya kepada diri sendiri. Misalnya bertanya seperti ini: “Apakah orang tuaku sudah bangga dengan aku? Apakah prestasiku sudah di atas rata-rata kebanyakan orang? Apakah kehidupanku setiap tahunnya sudah bertumbuh ke arah yang lebih positif? Apakah orang-orang yang aku cintai bangga dengan aku?”
Terakhir, jawablah dengan tulus pertanyaan yang mendasar dan amat penting ini: “Bila saat ini aku meninggal dunia, sudah pantaskah aku meminta surga kepada-Nya?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
18 comments On Bertanya
Yes, pertama banyaklah bertanya kepada diri sdiri bagaimana kualitas diri kita.
Lagi, mengingatkan, syukron pak
Alhamdulillah mendapatkan pencerahan di pagi hari tentang bertanya 🙂
harus lihat situasi kalau bertanya pada orang lain, kadangkala maksud hati ingin lebih akrab, tapi malah jadi masalah akibat pertanyaannya itu.
jadi sudah pantaskah meminta lebih banyak dari-Nya..?
di masyarakat arab, bertanya dari mana kamu adalah sebuah aib, dimasyarakat eropa bertanya ” berapa usia” juga sebuah aib…
paling aman nanya, sudah makan apa belum ?
inspiratif pak
awal baca raut muka masih sama dengan sebelum baca,bagian akhir..hmm..raut muka berubah, detak jantung pun berdegup lebih kencang..ya Allah sudah pantaskah aku masuk surga-Mu..
terima kasih banyak kek Jamil Azzini
makasih bos dah mengingatkan……..
terakhir ngeri bacanyaa dan juga mengingatkan akhir dari hidup.. tujuan utama hidup:(
Subhanallah,,sip Pak. Terima kasih sudah mengingatkan. Terus “bertanya”(evaluasi) pada diri sendiri akan berujung pada upaya meningkatkan kualitas diri.
terima kasih pak, pencerahannya.
mau tanya nih, udah sholat ashar belum..???
Subhanalloh…setiap selesai membaca artikel Pak Jamil Azzaini..selalu memberi pencerahan dan nuansa Tersendiri di hati ini…teruslah sebarkan semangat Sukses Muliamu 🙂
as.wr.wb
pa jamil,saya usul,,bisa ngk pa jamil menjadi tempat curhat dan konsultasi,,tp dikirim via email..
Bertanya… Semuanya sangat simpel tapi memiliki magna yg sangat besar utk kehidupan hubungan kita dgn org2 yg ada disekitar kita.
Asslammuallaikum…
Ini yg nma ny websait yg berguna dan brmanfaat dri pda yg bkin web yg isi ny mrusak anak bangsa.
Lanjutkan pak..
Siip Pak Jamil, Thanks a lot untuk pencerahannya. Sangat Bermanfaat sekali pengetahuan yg Pak Jamil Share disetiap artikel Bp.
Salam SuksesMulia
Dhian Bastiar
Tiba2 nangis baca di bagian akhir!!
apa yg aku lakukan masih jauh dr apa yg aku harapkan 🙁
Malu bertanya sesat mencari surga 🙂
OH MY GOD..pak jamil anda benar2 menampar saya dengan kata2 anda..
semoga saya belum terlambat untuk mengetuk dan membuka pintu surga 🙂