Bertanya Dalam Lamunan

Share this

Tugas ke luar kota itu banyak hikmahya. Salah satunya kita bisa “me time” saat dalam perjalanan. Bisa merenung, melakukan aktifitas pribadi, menghayal dan menuntaskan pekerjaan-pekerjaan yang belum tuntas. Perjalanan ke luar kota saya kali ini, saya banyak merenung.

Kemarin, usai memberikan seminar tentang Value di Indonesia Power Mrica Banjarnegara, saya pulang menggunakan kereta api dari Purwokerto ke Gambir. Setelah memantau pekerjaan anggota tim secara online, saya banyak merenung di dalam kereta.

Sembari menatap langit melalui jendela kereta saya merenung “Andaikan ada Malaikat bertanya kepada Allah swt “Apakah Jamil Azzaini termasuk hamba-Mu yang Engkau cintai?” Apa kira-kira jawaban dari Sang Maha Tahu?” Tiba-tiba rasa khawatir berdegup keras dalam hati “mungkinkah saya termasuk Hamba Allah yang sangat dicintai oleh-Nya?”

Setelah puas berzikir dan menangis, lamunan saya melayang ke Lampung, ke rumah orang tua saya. Sudah dua bulan saya tidak menengok mereka. Saya pun bertanya dalam lamunan “apakah mereka bangga dengan saya? Apakah kasih sayang dan perhatian yang saya berikan sudah melebihi yang mereka harapkan?” Dan entah mengapa, tiba-tiba tangan tergerak menelpon kedua orang tua saya.

Ketika mendengar sebelah saya menelpon mesra anggota keluarganya, lamunan saya pun melalangbuana ke wajah istri dan anak saya. Dalam lamunan itu saya bertanya “Apakah saya sudah menjadi imam yang baik bagi keluarga saya? Apakah saya termasuk orang tua yang sudah benar-benar menjadi orang tua? Apakah istri dan anak saya sudah mendapat curahan kasih sayang dan perhatian yang memadai dari saya?” Satu per satu saya peluk mereka. Meski hanya dalam bayangan, tetapi itu membahagiakan.

Baca Juga  Meningkatkan Pengaruh

Saat sedang termenung, Hambali, salah satu karyawan Kubik Leadership menelpon saya dan memberi tahu hotel yang harus saya inapi tadi malam di Bogor. Setelah itu, pikiran saya pun melayang ke kantor saya. Berbagai pertanyaan muncul, diantaranya “Apakah para Kubikers merasakan kehadiran saya sebagai CEO? Apakah saya sudah menjadi pemimpin yang benar-benar memimpin? Apakah saya sudah menjadi coach yang baik bagi mereka?” Apakah mereka happy dan bertumbuh dengan gaya kepemimpinan saya?”

Bertanya dalam lamunan sekali-kali perlu kita lakukan. Karena dari pertanyaan-pertanyaan itu kita belajar untuk terus memperbaiki diri, mengenali diri, instrospeksi diri dan membantu kita untuk menjadi manusia yang tahu diri. Segeralah melamun dan ajukanlah pertanyaan-pertanyaan dalam lamunan Anda. Siap? Melamunlah..

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 * 5 = ?
Reload

Site Footer