Bergaulah Agar Tidak Memalukan

Share this

Kemarin Weni, anggota tim saya, menyampaikan sebuah kabar melalui telepon 0812-1632-0707. “Pak ada beberapa alumni Wanna Be Trainer (WBT) yang grogi mau ikut Enrichment Program hari Minggu, 10 Maret. Mereka ‘jiper’ karena bertemu dengan alumni Trainer Bootcamp & Contest yang jam terbangnya sudah tinggi dan banyak yang sudah menulis buku.”

Hal tersebut mengingatkan saat saya kuliah dulu. Ketika ujian pertama kali di IPB saya mendapat nilai Matematika 29 padahal nilai tertinggi 94. Coba Anda bayangkan sejak SMP hingga SMA nilai ujian saya selalu tertinggi, atau setidaknya tiga besar. Nah, saat kuliah di IPB nilai pertama saya termasuk golongan paling bawah.

Stres, grogi, malu, dan tidak percaya diri bercampur menjadi satu ketika itu. Saya ingin pulang ke Lampung karena takut bersaing dengan mahasiswa-mahasiswa hebat dari berbagai propinsi di Indonesia. Namun nasehat dari kakak kelas di IPB mengurungkan niat saya.

Dia berkata, “Jamil, jangan jadi jago kandang karena itu seperti katak dalam tempurung. Merasa hebat, tetapi di lingkungan yang sangat kecil. Begitu tempurung dibuka ternyata kamu bukan siapa-siapa. Kesempatanmu meningkatkan kemampuan dan derajat hidupmu. Caranya? Bergaul dengan mereka yang pintar dan brilian, jangan menyerah. Buktikan bahwa kamu memang layak masuk IPB tanpa tes.”

Nasehat pendek itu menyemangati saya. Walau dengan tertatih dan berjuang sangat keras akhirnya saya mampu bersaing dengan orang-orang pilihan dari berbagai penjuru nusantara. Bergaul dengan orang yang lebih hebat itu perlu dan penting. Namun saat bergaul dengan mereka yang tidak boleh adalah sok tahu atau sok pinter.

Alkisah, seorang dari kampung yang tidak mengikuti perkembangan musik ingin mengikuti acara audisi salah satu stasiun TV. Ia ingin jadi penyanyi tetapi tidak tahu tren perkembangan musik. Saat seleksi dia ditanya, “Apakah Anda bisa menyanyikan nasyid?” Dengan mantap lelaki dari kampung ini menjawab, “Sangat bisa, dan itu lagu favorit saya.”

Baca Juga  Studi Banding

Maka sang penguji langsung berkata, “Coba nyanyikan nasyid yang paling Anda kuasai.”

Dengan sumringah lelaki itu langsung bernyanyi, “Begini nasyid… Jadi bujangan. Kemana-mana asalkan suka tiada orang yang melarang.”

Ayo jangan senyum-senyum, teruskan beraktivitas sambil menyayikan lagu, “Oooo ya nasyid… ya nasyid… mengapa begini. Baru pertama bercinta sudah menderita….” Hehehe….

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini


kisahInspiratif


37 comments On Bergaulah Agar Tidak Memalukan

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 + 5 = ?
Reload

Site Footer