Berbohong dan Dibohongi itu Sangat Jauh Perbedaannya

Share this

Berita gempa di Palu, gempa Sumba, meletusnya gunung Soputan, dolar tembus 15.000 tertutupi dengan berita pengakuan dari Ratna Sarumpaet (RS) bahwa ia telah berbohong. Media heboh, karena sebelumnya RS mengaku digebukin orang yang tidak dikenal namun selanjutnya dia meralat pernyataannya. Padahal kandidat calon presiden nomor urut 02, Prabowo, sudah melakukan konferensi pers dan menyatakan akan segera menemui Kapolri untuk segera mengusut penganaiyaan kepada aktivis perempuan itu.

Dunia social media menjadi ramai, baik yang pro maupun kontra. Amunisi untuk menyerang kandidat salah satu calon presiden bertambah. Berbagai cemoohan, teori, analisa, ide dan dugaan berseliweran di social media. Twitter yang semula sepi menjadi ramai, group whatsapp di hand phone saya percakapan makin intensif, masing-masing kubu punya sudut pandang tersendiri.

Pikiran saya pun melayang ke masa lalu, sahabat saya yang bekerja di Bulog pernah bercerita bahwa tukang pijetnya Presiden ketika itu, Gusdur, ternyata menipu dengan cara membobol uang Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp 35 miliar. Gusdur dibohongi oleh tukang pijetnya.

Teman-teman saya di IPB pernah heboh karena ada seorang yang bernama Joko Suprapto mengaku bisa mengubah air menjadi energi listrik (blue energy), kami kemudian berdiskusi “apa peran kita buat negeri ini? Masak kalah dengan Joko Suprapto.” Ternyata kami tertipu. Dan bukan hanya kami yang tertipu, Presiden SBY pun tertipu.

Bagaimana dengan pak Jokowi? Ternyata beliau juga pernah menjadi korban kebohongan, Afi Nihaya F pernah diundang ke istana karena tulisan-tulisannya di Facebook. Ternyata, tulisan remaja yang masih SMA ini adalah plagiat.

Para pensiunan yang terdidik dari perusahaan ternama, punya kedudukan dan posisi saat ia bekerja ternyata banyak juga yang ditipu dibohongi oleh pelaku bisnis odong-odong, abal-abal. Di awal tahun 2000, ribuan investor tertipu oleh PT QSAR. Beberapa diantaranya sahabat saya yang merupakan pensiunan dari Arco, Pertamina, PLN, Total dan lain sebagainya. Baru-baru ini, tetangga saya pun banyak yang tertipu oleh investasi dengan kedok Koperasi Pandawa.

Baca Juga  Mati Gaya

Dalam skala internasional, kita pernah dihebohkan oleh perusahaan peringkat ke 7 terbesar di Amerika Serikat, Enron, yang melakukan penipuan kepada para investornya. Yang tertipu bukan orang-orang bodoh, mereka terdidik, kaya raya dan berpengalaman dalam dunia investasi.

Bisnis saya pun pernah bangkrut karena saya dibohongi oleh teman saya sendiri. Dan ternyata, yang pernah ditipu oleh teman sendiri bukan hanya saya, para pebisnis yang saya kenal ternyata banyak yang pernah dibohongi.

Saat saya mengadukan kepada guru bisnis saya tentang kebohongan yang dilakukan sahabat saya sehingga membuat bisnis saya bangkrut, ia hanya berkata “sebagai owner dan sebagai leader kamu boleh dibohongi. Tetapi jangan pernah sekali-kali kamu bohong. Ciri orang munafik itu ada tiga. Pertama. bila berkata, ia berbohong. Kedua, bila diberi amanah, ia berkhianat. Ketiga, bila berjanji, ia tidak menepati. Begitu kamu berbohong, jangan pernah datang ke rumah saya lagi. Karena kamu tidak layak menjadi owner apalagi leader.”

Dibohongi memang menyakitkan, namun lebih menyakitkan dan merugikan saat seseorang mudah berbohong. Sebab saat berbohong, yang dirugikan bukan hanya dirinya namun banyak orang. Apalagi yang berbohong adalah owner bisnis atau leader yang punya banyak pengikut.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer

6 comments On Berbohong dan Dibohongi itu Sangat Jauh Perbedaannya

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 + 4 = ?
Reload

Site Footer