Berapa Modal Menjadi Pembicara?

Share this

Saat berjumpa dengan beberapa pengusaha, salah satu diantara mereka ada yang berkata “diantara kita yang paling enak hidupnya pak Jamil, selain pengusaha ia juga trainer. Gak perlu modal besar tapi bisa punya penghasilan besar. Modalnya hanya baca buku, punya cerita lucu, cari cerita yang menyentuh agar peserta training nangis, dan buat slide yang menarik biar terlihat eksklusif. Bahkan ada yang mengatakan, modalnya air ludah doang.”

Dari pernyataan orang tersebut, saya pun didaulat untuk berbagi cerita kepada mereka. Saya pun menyampaikan “yang dikatakan kawan kita tadi benar. Untuk menjadi pembicara atau public speaker atau trainer yang laris, kita memang perlu banyak membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu banyak hal sehingga memperkaya apa yang bisa kita ucapkan.”

Usai menarik nafas, saya melanjutkan “punya cerita lucu itu juga penting karena pada hakekatnya, orang hadir ke tempat training juga ingin hiburan. Peserta sudah jenuh dengan rutinitas kerja. Mereka ingin jeda sejenak. Salah satu jeda sejenak yang terbaik adalah tertawa.

Apalagi kita bisa mentertawakan diri kita sendiri. Kita pun hari ini bisa mentertawakan diri sendiri, karena banyak orang mengira kita keren padahal kere, banyak hutang, banyak tangungan. Keren dan kere bedanya huruf N yang merupakan huruf awal dari kata ngutang.” Hadirin pun tertawa.

Saya melanjutkan penjelasan “orang Indonesia itu senang cerita, terutama cerita yang menyentuh. Saat kita memiliki banyak cerita yang menyentuh dan sejalan dengan kehidupan peserta training maka peluang kita diundang lagi semakin besar. Tanpa cerita, training akan “garing” dan tidak menarik.

Semua yang hadir disini berpeluang menjadi pembicara karena Anda punya banyak cerita. Cerita bagaimana Anda deg-degan saat mendekati gajian padahal cash flow Anda bermasalah. Cerita bagaimana Anda membagi waktu antara bisnis dan keluarga. Banyak diantara kita yang profit bisnisnya besar namun keluarganya terabaikan. Istri dan anak kita terluka karena saat mereka membutuhkan kehadiran kita, justeru kita menghadiri undangan rekanan bisnis di luar kota. Anda semua layak jadi pembicara karena Anda punya banyak cerita.”

Baca Juga  Hukumlah Dirimu

Saya berhenti sejenak kemudian menutup sharing saya dengan ungkapan “bapak-bapak sekalian, menjadi pembicara bukanlah sekedar kita pandai meramu kata-kata dan memainkan bahasa tubuh. Namun, seluruh proses kehidupan yang kita jalani adalah ucapan kita yang paling didengar oleh peserta. Dan itu memerlukan modal yang besar. Bukan hanya modal dalam bentuk uang tetapi juga kejernihan pikiran, kedisiplinan menjalankan apa yang kita ajarkan dan kelapangan hati menjalani semua proses kehidupan yang kita jalani.

So, jika ada yang mengatakan bahwa menjadi pembicara tidak memerlukan modal yang besar. Maka saya katakan kepadanya dengan satu kata “gundulmu”. Terima kasih.”

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Founder Kampoong Hening

1 comments On Berapa Modal Menjadi Pembicara?

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer